Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Bagikan :


Definisi

Infeksi saluran pernapasan akut atau disingkat dengan ISPA merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang cenderung terjadi secara tiba-tiba dan dapat memburuk dengan cepat. Infeksi ini dapat menyerang saluran pernapasan atas maupun saluran pernapasan bawah. Secara anatomis, saluran pernapasan atas berawal dari lubang hidung hingga pita suara di laring, termasuk sinus dan telinga tengah. Saluran pernapasan bawah meliputi lanjutan dari saluran pernapasan atas yang berawal dari trakea dan berakhir di paru. Infeksi saluran pernapasan atas atau Upper Respiratory Tract Infection (URTI) merupakan infeksi yang menyerang bagian rongga hidung, sinus, faring, dan laring. Infeksi saluran pernapasan bawah atau Lower Respiratory Tract Infection (LRTI) merupakan infeksi yang terjadi pada bagian trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru.

ISPA merupakan penyakit menular. Umumnya, ISPA ditularkan melalui droplet. Selain itu, ISPA diketahui dapat ditularkan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Orang dengan ISPA dapat menularkannya kepada orang lain melalui:

  • Batuk atau bersin tanpa menutup mulut. Hal ini menyebabkan virus atau kuman penyebab ISPA menyebar ke udara dan dapat terhirup oleh orang lain.
  • Menutup mulut dengan tangan saat batuk atau bersin, kemudian memegang tangan orang lain. Saat orang itu memegang hidung, mulut, atau mata mereka, virus atau kuman dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi.

Penyebab

ISPA dapat terjadi kerika virus atau bakteri masuk ke dalam saluran pernapasan. Virus atau bakteri mungkin masuk ke dalam saluran pernapasan Anda ketika Anda menyentuh mulut, hidung, atau mata Anda setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau berjabat tangan dengan orang yang sakit.

Virus yang paling umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah rhinovirus. Selain itu, virus lain seperti virus influenza, adenovirus, enterovirus, dan virus syncytial juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan. Bakteri diketahui dapat menyebabkan sekitar 15% kejadian faringitis dengan onset mendadak. Bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi saluran pernapasan  adalah S. pyogenes, streptokokus Grup A.

Penyebab infeksi saluran pernapasan atas (Upper Respiratory Tract Infection/URTI) terdiri dari:

  • Infeksi telinga akut dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, namun penyebab paling umum infeksi telinga akut adalah Streptokokus pneumonia atau Haemophilus influenzae.
  • Faringitis akut dapat disebabkan oleh infeksi virus rhinovirus, influenza, dan Epstein-Barr. Selain itu, faringitis juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri.
  • Selesma disebabkan oleh rhinovirus.

Penyebab infeksi saluran pernapasan bawah (Lower Respiratory Tract Infection/LRTI) terdiri dari:

  • Bronkiolitis, umumnya disebabkan oleh rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), dan human metapneumovirus.
  • Bronkitis, umumnya disebabkan oleh virus influenza dan rhinovirus.
  • Pneumonia, penyebab paling umum pneumonia bervariasi berdasarkan usia, tetapi dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Selain itu, SARS-CoV-2 diketahui juga dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi saluran pernapasan bawah lainnya.

Faktor Risiko

Semua orang memiliki risiko untuk mengalami ISPA. Namun, beberapa orang yang memiliki faktor berikut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami ISPA. Beberapa faktor risiko ISPA di antaranya:

  • Anak-anak dan orang usia lanjut memiliki kekebalan tubuh yang rentan terinfeksi virus.
  • Orang dengan immunocompromised, seperti orang dengan cystic fibrosis, HIV, penggunaan kortikosteroid, transplantasi, dan pascasplenektomi memiliki risiko tinggi untuk mengalami ISPA.
  • Orang dengan penyakit atau masalah paru.
  • Orang dengan asma dan rinitis alergi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran pernapasan.
  • Anomali atau kelainan bentuk anatomi, seperti perubahan dismorfik wajah atau polip hidung.
  • Perokok memiliki risiko tinggi mengalami ISPA dan cenderung lebih sulit pulih.

Gejala

Gejala ISPA dapat berupa:

  • Batuk
  • Bersin
  • Hidung tersumbat
  • Mata merah
  • Suara serak
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Pilek
  • Kelelahan dan kurang energi
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Diagnosis

ISPA biasanya didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang dirasakan oleh pasien. Dokter akan memeriksa hidung, telinga, tenggorokan, dan memeriksa pernapasan Anda. Umumnya, Anda tidak memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis ISPA.

Jika hasil pemeriksaan mengarah pada infeksi paru-paru atau infeksi lainnya, Anda mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan berikut ini:

  • Rontgen dada dapat membantu menemukan kelainan pada saluran pernapasan, paru-paru, jantung, tulang, dan pembuluh darah.
  • CT-scan paru dilakukan dengan mesin pemindai yang berbentuk lingkaran besar dan dapat dimasuki oleh orang dewasa dalam posisi berbaring. CT-scan pada paru bertujuan untuk mendeteksi perubahan akut maupun kronis pada paru-paru.
  • Tes fungsi paru atau spirometri merupakan tes yang digunakan untuk mengukur seberapa baik fungsi paru. Tes ini dilakukan dengan cara mengukur udara yang masuk dan keluar dari paru.
  • Swab hidung merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengambil sampel dari hidung. Tindakan ini dilakukan guna memeriksa virus dan bakteri yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Swab hidung dilakukan dengan cara mendongakkan kepala ke belakang. Setelah itu, pemeriksa akan memasukkan aplikator steril dengan lembut ke dalam lubang hidung Anda. Aplikator tersebut diputar dan dibiarkan pada posisinya selama 10-15 detik. Kemudian aplikator dikeluarkan dari lubang hidung dan dimasukkan ke dalam tabung plastik untuk selanjutnya dilakukan pengecekan.
  • Swab tenggorokan dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan swab Pasien akan diminta mendongakkan kepala ke belakang, kemudian pemeriksa akan memasukkan aplikator ke dalam orofaring. Putar aplikator pada permukaaan tonsil dan dinding posterior faring. Setelah itu, keluarkan aplikator dari orofaring dan masukkan kedalam tabung plastik untuk selanjutnya dilakukan pengecekan.
  • Tes dahak dilakukan untuk mendeteksi bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.

Tatalaksana

Sebagian besar kasus ISPA dapat membaik tanpa pengobatan. Namun, pengobatan mungkin diperlukan pada ISPA dengan gejala yang berat. Tatalaksana ISPA dilakukan berdasarkan patogen penyebab infeksi. Pada infeksi yang disebabkan oleh virus biasanya dapat hilang dengan sendirinya dan penggunaan antibiotik tidak dapat mengobati infeksi virus. Antibiotik dapat digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Selain itu, dokter akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala yang Anda alami.

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan ISPA berupa:

  • Kegagalan pernapasan, terjadi peningkatan CO2 dalam tubuh karena paru tidak dapat berfungsi dengan baik.
  • Henti napas dapat terjadi ketika paru berhenti berfungsi.
  • Gagal jantung.

Pencegahan

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ISPA, Anda dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti:

  • Mencuci tangan teratur
  • Munutup mulut dengan tisu atau lengan baju ketika batuk dan bersin
  • Membuang tisu bekas pada tempatnya
  • Hindari menyentuh wajah, terutama hidung, mata, dan mulut
  • Berhenti merokok
  • Konsumsi vitamin C untuk meningkatkan kekebalan tubuh

Kapan Harus Ke Dokter?

Segara temui dokter jika Anda mengalami gejala di atas yang disertai hal lainnya seperti:

  • Batuk darah atau lendir disertai darah
  • Batuk lebih dari 3 minggu
  • Berusia diatas 65 tahun
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Memiliki riwayat penyakit jantung, paru, atau ginjal
Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 14:07