Insufisiensi Vena Kronis

Credit: Vascular Solutions.

Bagikan :


Definisi

Pembuluh darah arteri bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Sementara, pembuluh darah vena membawa darah kembali ke jantung. Pada pembuluh vena, terdapat katup yang berfungsi mencegah aliran balik darah ke arah sebaliknya. Ketika pembuluh vena mengalami gangguan dalam mengirim darah dari jaringan lain untuk kembali ke jantung, kondisi ini dikenal sebagai insufisiensi vena. Pada penyakit ini, darah tidak bisa mengalir dengan baik ke jantung, sehingga menyebabkan darah menumpuk di pembuluh darah kaki.

Beberapa faktor dapat menyebabkan insufisiensi vena, meskipun paling sering disebabkan oleh pembekuan darah vena dalam (trombosis vena dalam) dan varises atau pelebaran pembuluh darah vena. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan insufisiensi vena, ada beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko Anda mengalami kondisi tersebut. Insufisiensi vena merupakan proses penyakit yang lazim ditemukan. Setiap tahunnya, kira-kira ada 150 ribu pasien baru yang didiagnosis dengan insufisiensi vena kronis. Penyakit ini juga dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja. Bila tidak diterapi makan insufisiensi vena kronis akan terus memburuk dan menyebabkan tukak vena dan sindrom pasca trombosis. 

 

Penyebab

Insufisiensi vena paling sering disebabkan oleh pembekuan darah atau varises (pelebaran pembuluh vena yang berkelok-kelok). Pada pembuluh darah yang sehat, terdapat aliran darah yang terus menerus dari anggota badan kembali ke jantung. Katup pada pembuluh vena kaki membantu mencegah aliran darah balik ke kaki. Ketika aliran darah vena terhambat karena adanya pembekuan atau gumpalan darah, maka darah akan menumpuk di bawah bekuan dan menyebabkan insufisiensi vena.

Pada varises, katup vena mengalami kerusakan, sehingga terjadi kebocoran dan darah akan mengalir kembali ke kaki melalui katup yang rusak. Pada beberapa kasus, kelemahan otot kaki juga dapat menyebabkan insufisiensi vena. Otot kaki yang lemah tidak dapat menekan darah mengalir ke depan. 

Insufisiensi vena lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Penyakit ini juga lebih mungkin terjadi pada orang dewasa berusia lebih dari 50 tahun.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko insufisiensi vena adalah:

  • Gumpalan atau pembekuan darah
  • Varises vena
  • Obesitas
  • Kehamilan
  • Merokok
  • Kanker
  • Kelemahan otot atau cedera pada kaki
  • Pembengkakan vena permukaan atau flebitis 
  • Riwayat keluarga dengan insufisiensi vena
  • Duduk atau berdiri dalam waktu yang lama tanpa bergerak atau berpindah

 

Gejala

Gejala insufisiensi vena meliputi:

  • Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki 
  • Nyeri yang bertambah parah saat berdiri dan membaik saat mengangkat kaki
  • Kram kaki
  • Nyeri, berdenyut, atau terasa berat pada kaki
  • Kaki gatal
  • Kelemahan pada kaki 
  • Penebalan kulit di kaki atau pergelangan kaki
  • Perubahan warna kulit, terutama di sekitar pergelangan kaki
  • Terdapat ulkus atau borok pada kaki
  • Pembuluh vena pada tungkai terlihat berkelok-kelok
  • Betis terasa mengencang

 

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh untuk menegakkan diagnosis insufisiensi vena. Dokter juga dapat merekomendasikan beberapa tes pencitraan untuk mengetahui penyebab dari insufisiensi vena. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan tersebut antara lain venogram dan ultrasonografi (USG) dupleks.

 

1. Venogram

Pada venogram, dokter akan menyuntikkan pewarna kontras ke dalam pembuluh darah. Setelah itu, gambar pembuluh darah akan diambil menggunakan sinar X. Pewarna kontras yang telah disuntikkan akan membantu dokter untuk melihat gambaran pembuluh darah dengan lebih jelas.

2. Ultrasonografi Dupleks

Tes ini digunakan untuk menilai kecepatan dan arah dari aliran darah di dalam pembuluh darah. Gambar ditangkap melalui pantulan gelombang suara alat USG lalu ditampilkan di layar. 

 

Tata Laksana

Pengobatan yang diberikan tergantung pada banyak faktor, meliputi kondisi dan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti:

  • Gejala spesifik
  • Usia
  • Keparahan kondisi
  • Seberapa baik pasien dapat merespon dengan suatu obat atau prosedur yang diberikan

Pengobatan yang paling umum diberikan adalah penggunaan stoking kompresi yang diresepkan oleh dokter. Stoking elastis khusus ini akan memberikan tekanan pada pergelangan kaki dan kaki bagian bawah. Stoking membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi pembengkakan kaki. Kekuatan kompresi dan panjang stoking masing-masing pasien berbeda tergantung yang diresepkan oleh dokter sesuai kondisi pasien.

Pengobatan insufisiensi vena dapat mencakup beberapa strategi berikut:

1. Meningkatkan Aliran Darah

Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan aliran darah, antara lain:

  • Memposisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan dipertahankan bila memungkinkan
  • Kenakan stoking kompresi untuk memberi tekanan pada kaki bagian bawah
  • Jaga agar kaki tidak menyilang saat duduk
  • Berolahraga secara teratur

2. Obat-obatan

Ada sejumlah obat yang digunakan dalam menangani insufisiensi vena, seperti:

  • Obat diuretik. Obat ini menarik cairan ekstra dari tubuh yang kemudian dikeluarkan melalui ginjal
  • Obat antikoagulan atau pengencer darah
  • Pentoxifylline, obat yang meningkatkan aliran darah dengan mengurangi viskositas darah (ketebalan dan kelengketan darah sebagai ukuran ketahanan darah untuk mengalir)

3. Pembedahan

Terkadang kasus yang lebih serius dari insufisiensi vena memerlukan prosedur pembedahan sebagai salah satu langkah pengobatan. Dokter dapat menyarankan salah satu prosedur operasi berikut:

  • Pembedahan untuk memperbaiki vena atau katup
  • Menghilangkan vena yang rusak
  • Bedah endoskopi invasif minimal, pada prosedur ini dokter bedah memasukkan selang tipis dengan kamera di ujungnya untuk melihat lokasi kelainan dan mengikat varises
  • Bypass vena, prosedur di mana vena yang sehat dari bagian tubuh lain akan ditransplantasikan ke area vena yang rusak, prosedur ini umumnya digunakan hanya di paha atas dan hanya sebagai pilihan terakhir pada kasus yang sangat parah
  • Operasi laser, sebuah pengobatan yang relatif baru ini berfungsi menutup vena yang rusak dengan gelombang cahaya yang kuat pada area tubuh yang kecil dan spesifik

4. Flebektomi

Pada prosedur rawat jalan ini, dokter akan mematikan rasa pada titik-titik tertentu di kaki, kemudian membuat tusukan kecil dan menghilangkan varises yang lebih kecil.

5. Skleroterapi

Metode pengobatan ini umumnya digunakan pada insufisiensi vena tahap lanjut. Pada skleroterapi, bahan kimia disuntikkan ke dalam pembuluh darah yang rusak sehingga pembuluh akan mengalami kematian jaringan dan tidak bisa lagi membawa darah. Darah akan kembali ke jantung melalui vena lain dan vena yang rusak akhirnya diserap oleh tubuh. Skleroterapi digunakan untuk menghancurkan vena kecil hingga sedang. 

6. Prosedur Kateter

Pada kasus yang parah, dokter dapat menggunakan prosedur kateter untuk vena yang lebih besar. Dokter akan memasukkan kateter (tabung tipis) ke dalam vena, memanaskan ujungnya, dan kemudian mengeluarkannya. Panas akan menyebabkan vena menutup saat kateter dikeluarkan.

 

Komplikasi

Sekuele atau gejala sisa dari insufisiensi vena pada jaringan sekitar disebabkan oleh kombinasi tekanan vena yang tinggi dan penurunan pembersihan sisa metabolisme sel kaki. Komplikasi dari insufisiensi vena antara lain:

  • Trombosis Vena Dalam (DVT)
  • Emboli paru
  • Ulserasi vena
  • Limfedema sekunder (penumpukan cairan di jaringan lunak saat sistem kelenjar getah bening rusak atau tersumbat) 
  • Ulkus kaki
  • Perubahan warna kulit
  • Thromboflebitis (terjadinya peradangan yang menyebabkan gumpalan darah terbentuk dan menyumbat pembuluh vena) 
  • Perdarahan
  • Nyeri kronis 

Nyeri kronis, pembengkakan, infeksi selulitis berulang, dan ulkus kaki jangka panjang yang sulit sembuh adalah gejala sisa yang paling umum dari insufisiensi vena, namun bukan yang paling parah.

 

Pencegahan

Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan insufisiensi vena, Anda dapat melakukan perubahan gaya hidup sehat berikut untuk mengurangi risiko Anda terkena penyakit ini:

  • Jangan duduk atau berdiri dalam satu posisi untuk waktu yang lama, rutinlah berpindah posisi dan bergerak sesering mungkin
  • Hindari penggunaan sepatu hak tinggi
  • Jangan merokok
  • Olahraga teratur
  • Menjaga berat badan ideal

 

Kapan Harus ke Dokter? 

Konsultasi ke dokter jika Anda mengalami tanda dan gejala insufisiensi vena seperti yang disebutkan di atas. Diagnosis serta pengobatan yang cepat dan tepat akan mencegah perburukan kondisi dan komplikasi.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 06:10

Healthline editorial team. (2018). Venous insufficiency. Retrieved 12 April 2022, from https://www.healthline.com/health/venous-insufficiency

Weiss, R. (2020). Venous insufficiency. Retrieved 12 April 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/1085412-overview

Dumain, T. (2020). What is chronic venous insufficiency?. Retrieved 12 April 2022, from https://www.webmd.com/dvt/dvt-venous-insufficiency

Eske, J. (2018). Chronic venous insufficiency: what to know. Retrieved 12 April 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/323979

Chronic venous insufficiency (CVI). (2019). Retrieved 12 April 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16872-chronic-venous-insufficiency-cvi

Patel, SK., Surowiec, SM. (2020). Venous insufficiency. Retrieved 12 April 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430975/