Definisi
IUD-induced menorrhagia adalah siklus menstruasi yang teratur namun disertai dengan perdarahan yang banyak dengan durasi siklus yang lebih panjang dari biasanya, terjadi akibat pemakaian IUD atau KB spiral.
Intrauterine device (IUD) adalah salah satu pilihan kontrasepsi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Sekitar 14,3% wanita usia reproduktif menggunakan metode kontrasepsi ini di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Efektivitas IUD dalam mencegah kehamilan sangat tinggi, sebesar >99%. IUD adalah alat kontrasepsi yang berbentuk seperti huruf T dan dimasukkan ke dalam rahim.
Terdapat dua jenis IUD yang akan dijelaskan di bawah ini.
IUD Tembaga (Copper IUD)
Jenis IUD ini terdiri atas plastik berbentuk T yang dibalut dengan kawat tembaga, dapat digunakan hingga 10 tahun. Terdapat beberapa jenis IUD tembaga, tergantung dari luas permukaan struktur IUD yang diselimuti tembaga. Semakin luas permukaan tembaga, maka efektivitas IUD tembaga akan semakin lama.
Beberapa jenis IUD tembaga yang tersedia di Indonesia antara lain: CuT-200 (luas permukaan tembaga 200 mm2), Multiload 375 (375 mm2), dan CuT380A (380 mm2). Beragam jenis IUD tembaga ini dijual dengan merk Andalan dan Nova T di Indonesia.
IUD Hormonal
Jenis IUD ini memiliki komponen yang menyimpan hormon progestin, bentuk sintetis dari hormon progesteron. Hormon progestin yang digunakan untuk IUD ini adalah levonorgestrel. IUD hormonal dirancang untuk melepaskan hormon progestin dosis rendah secara terus menerus dari bagian batang alat IUD. Jumlah hormon ini akan berkurang seiring waktu. IUD hormonal dapat digunakan selama 3-5 tahun.
Penyebab
Mekanisme Kerja IUD
IUD tembaga bekerja dengan melepaskan zat tembaga dosis rendah ke dalam rahim untuk mencegah agar sperma tidak masuk dan membuahi sel telur. Sementara itu, hormon progestin yang dilepaskan IUD hormonal mencegah pembuahan sel telur dengan cara mengentalkan cairan lendir pada serviks (leher rahim) dan mengubah kondisi dinding rahim.
IUD tembaga efektif mencegah kehamilan setelah dipasang, sehingga dapat dijadikan kontrasepsi darurat hingga 7 hari setelah senggama. Sebaliknya, IUD hormonal memerlukan waktu hingga 7 hari untuk dapat efektif mencegah kehamilan.
Umumnya, baik IUD tembaga maupun hormonal tidak akan mengganggu proses pelepasan sel telur (ovulasi) dari indung telur, sehingga wanita yang menggunakan IUD akan tetap mengalami menstruasi. Namun karena pengaruh hormonalnya, sekitar 20% pengguna IUD hormonal tidak mengalami ovulasi. Hal ini membuat beberapa pengguna IUD hormonal memiliki kemungkinan mengalami keluhan siklus haid.
Penyebab Menoragia
Menoragia adalah salah satu efek samping yang bisa timbul pada pemakaian IUD. Umumnya hal ini terjadi pada beberapa bulan pertama pemasangan, ketika tubuh masih beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Terdapat beberapa mekanisme yang dapat menjelaskan terjadinya perdarahan haid yang lebih banyak pada pengguna IUD. Salah satu teori menjelaskan, terjadi berbagai jenis perubahan pada dinding rahim wanita yang menggunakan IUD akibat adanya peningkatan produksi prostaglandin. Prostaglandin adalah senyawa yang dihasilkan tubuh yang bisa ditemukan pada proses peradangan.
Peningkatan produksi prostaglandin dalam tubuh akan menyebabkan:
- Peningkatan vaskularitas (pembuluh darah).
- Molekul lebih mudah masuk dan keluar dari pembuluh darah.
- Berkurangnya aktivitas pembekuan darah oleh trombosit atau keping darah.
Mekanisme di atas diduga membuat beberapa wanita mengalami perdarahan haid yang lebih banyak dan lebih lama.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami menoragia setelah pemasangan IUD. Perdarahan dan kram pada perut pada umumnya lebih banyak terjadi pada pengguna IUD tembaga dibanding hormonal. Oleh karena itu, terdapat beberapa kondisi di mana penggunaan IUD tembaga tidak direkomendasikan, di antaranya:
- Perdarahan haid yang banyak atau tidak teratur.
- Mengalami kram berat saat haid.
- Anemia atau penurunan kadar sel darah merah tubuh.
- Memiliki penyakit katup jantung.
- Alergi tembaga.
- Gangguan pembekuan darah.
Baik IUD tembaga maupun hormonal tidak direkomendasikan pada wanita dengan kondisi berikut ini:
- Riwayat mengalami penyakit radang panggul.
- Hasil pemeriksaan pap smear yang abnormal.
- Kelainan struktur rahim, serviks (leher rahim), tuba falopi atau indung telur.
- Kondisi medis tertentu, seperti leukemia atau HIV/AIDS.
- Riwayat penyalahgunaan obat-obatan.
Gejala
IUD dapat menimbulkan efek samping perdarahan haid yang banyak atau tidak teratur pada beberapa wanita, dalam kurun waktu 3-6 bulan pertama pemasangan. Secara khusus, Anda mungkin akan merasakan nyeri dan perdarahan dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari setelah pemasangan. Beberapa wanita juga bisa mengalami perdarahan sedikit-sedikit yang terjadi di antara dua siklus haid (spotting).
Kemunculan efek samping yang lebih spesifik tergantung dengan jenis IUD yang digunakan.
IUD tembaga umumnya dikaitkan dengan perdarahan haid yang lebih banyak. Kram dan nyeri punggung saat haid juga dapat lebih banyak dirasakan jika menggunakan IUD tembaga. Anda tidak perlu khawatir jika keluhan efek samping ini terjadi, karena hal ini bukanlah sesuatu yang tidak biasa dan menakutkan. Periode haid Anda akan kembali normal dan gejala-gejala efek samping akan hilang setelah 6 bulan pemasangan IUD.
IUD hormonal memiliki efek samping yang berbanding terbalik dengan IUD tembaga. Perdarahan haid akan menjadi lebih sedikit dan nyeri haid akan berkurang seiring waktu. Penelitian menunjukkan wanita yang sebelumnya mengalami perdarahan haid yang banyak, akan mengalami penurunan perdarahan haid sebesar 80-90% setelah pemasangan IUD hormonal.
Diagnosis
Menoragia didefinisikan sebagai perdarahan haid yang banyak dalam interval yang teratur, atau perdarahan haid lebih dari 7 hari. Secara spesifik, perdarahan yang terjadi lebih dari 80 mL per siklus. Normalnya, periode haid berlangsung rata-rata selama 7 hari dan aliran darah yang keluar sebanyak 25-80 mL. Namun, karena volume darah yang keluar sulit diketahui secara pasti, dokter Anda akan menilai apakah Anda mengalami menoragia dari gejala-gejala berikut ini:
- Mengganti pembalut yang digunakan selama haid setiap 2 jam atau kurang karena cepat basah akibat darah.
- Memerlukan dua lapis pembalut untuk mengontrol darah menstruasi.
- Terbangun di malam hari untuk mengganti pembalut.
- Keluarnya gumpalan darah yang berukuran lebih besar dari ukuran uang logam.
- Terhambatnya aktivitas akibat aliran darah haid yang hebat.
- Gejala-gejala anemia, seperti kelelahan, lemas, pusing, atau sesak napas.
Umumnya menoragia setelah pemasangan IUD terjadi akibat efek samping IUD itu sendiri. Namun, dokter Anda mungkin akan mempertimbangkan kondisi medis lain yang juga bisa menyebabkan keluhan perdarahan haid yang banyak.
Untuk memastikan diagnosis penyebab menoragia, dokter Anda mungkin akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memeriksa alat kelamin luar dan dalam. Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti:
- Pemeriksaan darah, dilakukan untuk mengetahui apakah Anda memiliki anemia atau gangguan pembekuan perdarahan.
- Ultrasonografi (USG), untuk mengetahui posisi IUD di dalam rahim dan sekaligus mendeteksi kelainan yang mungkin terdapat dalam rahim.
Jika dokter mencurigai adanya tumor atau keganasan pada rahim, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti pap smear dan biopsi sampel jaringan rahim.
Tata Laksana
Jika dokter Anda menilai menoragia yang terjadi disebabkan pemasangan IUD, dokter mungkin akan menyarankan untuk melepas IUD yang digunakan. Hal ini dapat menghentikan efek samping yang Anda alami, termasuk menoragia. Anda dapat beralih ke kontrasepsi lainnya setelah berkonsultasi dengan dokter. Anda juga mungkin akan diresepkan suplemen zat besi untuk mengatasi anemia yang Anda alami.
Namun, jika dokter menilai menoragia disebabkan oleh penyakit tertentu dan bukan IUD, Anda mungkin akan mendapat pengobatan yang disesuaikan untuk mengatasi kondisi medis tersebut.
Komplikasi
Perdarahan yang terjadi pada menoragia dapat menyebabkan Anda mengalami anemia defisiensi zat besi. Hal ini terjadi karena perdarahan menyebabkan kadar zat besi di dalam tubuh Anda menjadi berkurang. Akibatnya, darah menjadi lebih sulit mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Gejala-gejala yang mungkin timbul antara lain:
- Kelelahan dan lemas.
- Laju pernapasan meningkat.
- Jantung berdenyut lebih cepat.
- Pusing, kepala terasa ringan.
- Nyeri kepala.
Pencegahan
Hindari penggunaan IUD tembaga jika Anda memiliki faktor risiko seperti yang sudah dijelaskan di atas. Penggunaan IUD hormonal dapat menjadi opsi dalam kondisi seperti ini. Jika Anda memiliki faktor risiko yang akan meningkatkan risiko gangguan haid karena penggunaan IUD hormonal maupun tembaga, hindari pemasangan IUD dan pilih metode kontrasepsi lainnya.
Kapan Harus ke dokter?
Umumnya semakin lama IUD digunakan, efek samping yang dirasakan pengguna seperti menoragia dan kram akan berkurang dengan sendirinya. Namun, IUD yang digunakan bergeser atau lepas dari posisinya dalam rahim, bisa timbul keluhan baru. Segera pergi ke dokter jika Anda merasakan nyeri yang sangat hebat atau perdarahan yang banyak dari vagina.
Anda juga perlu pergi ke dokter jika setelah pemasangan IUD Anda terus mengalami menoragia selama lebih dari 6 bulan dan mengganggu aktivitas. Gejala-gejala seperti pusing, lemas, mengantuk dan sesak napas mungkin menunjukkan Anda mengalami anemia, sehingga konsultasikan dengan dokter untuk mengatasi hal tersebut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma