Kolestasis Intrahepatik pada Kehamilan

Kolestasis Intrahepatik pada Kehamilan
Kolestasis intrahepatik pada kehamilan.

Bagikan :


Definisi

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan adalah penyakit pada liver atau organ hati yang terjadi pada ibu hamil. Kolestasis merupakan kondisi yang menggambarkan gangguan pengeluaran cairan empedu yang diproduksi sel organ hati. Kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan cairan empedu di hati dan menganggu fungsi organ hati. Oleh karena adanya gangguan dalam organ hati (intrahepatik), maka kondisi medis ini dikenal sebagai kolestasis intrahepatik.

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan biasanya terjadi saat usia kehamilan berada di antara trimester kedua dan trimester ketiga awal. Aliran cairan empedu yang menumpuk ini umumnya kembali normal setelah persalinan disertai dengan hilangnya tanda dan gejala klinis yang dirasakan. Meskipun demikian, keluhan dapat kembali diderita pada kehamilan selanjutnya.

Berdasarkan data yang ada saat ini, laju munculnya kasus baru kolestasis intrahepatik pada kehamilan terjadi pada 0,2 – 2% kehamilan dan lebih sering terjadi di area Amerika Selatan serta Eropa Utara. Di Amerika Serikat, angka kejadian kolestasis intrahepatik pada kehamilan berkisar pada 0,2 – 0,3% dari seluruh kehamilan.

 

Penyebab

Hingga saat ini belum diketahui dengan jelas penyebab pasti dari munculnya gangguan ini. Diduga penyakit ini terjadi karena kombinasi berbagai faktor, seperti faktor genetik, hormon, dan faktor lingkungan.

Kejadian kolestasis intrahepatik pada kehamilan diduga berkaitan juga dengan hormon kehamilan. Saat hamil, kadar estrogen pada ibu akan meningkat, dengan puncak tertinggi kadar estrogen pada akhir trimester dua kehamilan. Peningkatan estrogen pada wanita yang secara genetik rentan mengalami kolestasis intrahepatik, dapat memperlambat aliran cairan empedu dari organ hati ke kantung empedu. Saat proses ini terganggu akan terjadi penumpukan cairan empedu di organ hati. Beberapa cairan empedu juga dapat masuk ke aliran darah dan sebagai akibatnya muncul beberapa keluhan klinis seperti perubahan warna urine, kulit kuning, serta gatal-gatal di permukaan kulit.

Faktor lingkungan juga diduga berpengaruh terhadap munculnya kolestasis intrahepatik pada kehamilan. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada wanita dengan kadar mineral selenium dan vitamin D yang rendah.

 

Faktor Risiko

Tenaga kesehatan atau dokter dapat menilai apakah Anda memiliki beberapa faktor risiko yang menyebabkan kolestasis intrahepatik pada kehamilan. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan kolestasis intrahepatik pada kehamilan atau riwayat kolestasis intrahepatik pada kehamilan sebelumnya.
  • Riwayat kerusakan pada organ hati
  • Infeksi hepatitis C kronis
  • Riwayat fertilisasi in vitro
  • Riwayat hamil dengan dua bayi atau lebih sekaligus
  • Tinggal di wilayah dengan musim dingin
  • Kadar selenium dan vitamin D yang rendah di tubuh

 

Gejala

Keluhan biasanya mulai dirasakan pada trimester ketiga kehamilan atau mungkin saja mulai lebih awal. Gejala yang paling menganggu kualitas hidup pada kasus kolestasis intrahepatik pada kehamilan adalah rasa gatal yang berat. Gatal ini bisa muncul tanpa didahului adanya bercak pada kulit. Gatal yang dirasakan biasanya dimulai pada telapak tangan dan telapak kaki lalu menyebar ke bagian kulit lain.

Ibu hamil juga terkadang memiliki kulit dan mata yang berwarna kuning dikenal dengan nama jaundice dalam bahasa medis. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa ibu dengan kolestasis intrahepatik pada kehamilan cenderung meningkatkan risiko terjadinya batu empedu sewaktu-waktu, bila dibandingkan dengan ibu hamil lain yang tidak mengalami kolestasis intrahepatik pada kehamilan.

Tidak semua pasien dengan kolestasis akan memiliki keluhan yang sama antara satu sama lainnya dan keluhan yang ada dapat bervariasi bergantung pada keparahan penyakit yang diderita. Gejala lain yang dapat timbul pada kondisi ini adalah:

  • Urine berwarna gelap
  • Mudah lelah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Tinja berwarna putih terang
  • Kulit dan mata berwarna kuning
  • Nyeri pada area perut atas kanan
  • Mual serta muntah

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan dapat menyebabkan beberapa masalah pada bayi yang sedang dikandung. Kondisi ini dikaitkan dengan risiko yang meningkat untuk kejadian persalinan prematur dan bayi lahir mati setelah 24 minggu kehamilan (stillbirth). Selain itu, beberapa bayi yang lahir dari ibu hamil dengan kolestasis intrahepatik dapat mengalami denyut jantung yang pelan dan kekurangan oksiden selama persalinan.

 

Diagnosis

Diagnosis kolestasis intrahepatik pada kehamilan adalah diagnosis yang dapat ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang bila tersedia dan diperlukan untuk dilakukan.

 

Wawancara

Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Gejala-gejala yang ada dapat mengarahkan dokter ke suatu penyakit tertentu, sehingga Anda perlu mengutarakan gejala yang dirasakan selengkap mungkin, disertai dengan sejak kapan gejala tersebut mulai dirasakan. Informasi ini penting bagi dokter dalam rangka menegakkan diagnosis medis tertentu. Dokter juga akan bertanya terkait riwayat penyakit Anda selama ini, riwayat penyakit pada keluarga, dan pengobatan yang sudah Anda lakukan.

Apabila gejala yang dirasakan mengarahkan ke penyakit kolestasis intrahepatik pada kehamilan, maka dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

 

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien sehingga dapat ditemukan beberapa tanda klinis yang adalah tanda objektif yang didapatkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik. Dalam kasus kolestasis intrahepatik pada kehamilan, dokter dapat menemukan adanya rasa nyeri tekan pada area perut sisi kanan atas. Selain itu, kulit dan mata berwarna kuning juga bisa ditemukan pada kolestasis intrahepatik pada kehamilan.

 

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang juga memiliki peran dalam menegakkan atau memastikan diagnosis dari kolangitis. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan dan disarankan oleh dokter adalah pemeriksaan laboratorium berupa:

  • Asam empedu serum total
  • Fungsi liver seperti SGOT dan SGPT, bisa ditemukan meningkat melebihi kadar normalnya
  • Pemeriksaan alkali fosfatase
  • Pemeriksaan bilirubin darah 
  • Waktu prothrombin, bisa ditemukan memanjang
  • Kekurangan atau defisiensi vitamin K juga dapat ditemukan

 

Tata Laksana

Tata laksana yang dapat Anda lakukan di rumah untuk meredakan rasa gatal yang dialami adalah dengan mengompres area kulit dengan kompres dingin untuk sementara waktu. Anda juga bisa memakai baju longgar dengan bahan yang lembut. Apabila keluhan tidak membaik, periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat. Apabila diagnosis sudah tegak, maka pilihan obatnya adalah asam ursodeoksikolat yang mungkin diresepkan oleh dokter sesuai dengan panduan yang ada. Dokter juga dapat menyarankan dilakukan persalinan sebelum 37 minggu tergantung kondisi dan riwayat penyakit Anda sebelumnya.

 

Komplikasi

Kolestasis intrahepatik pada kehamilan dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu ataupun bayi yang dikandungnya. Pada ibu, gatal yang berat dapat disertai dengan adanya infeksi bakteri yang terlibat di permukaan kulit. Pada anak, ada beberapa kondisi seperti lahir mati, persalinan premature, hingga kemungkinan anak masuk ke ruangan ICU neonatus bisa terjadi. Hal ini dapat terjadi karena asam empedu dapat berpindah ke janin melalui plasenta dan dapat terakumulasi di cairan ketuban untuk menyebabkan komplikasi.

 

Pencegahan

Hingga saat ini belum ada pencegahan yang bermakna untuk terhindar dari kasus kolestasis intrahepatik pada kehamilan. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko terjadinya kolestasis intrahepatik pada kehamilan, yaitu:

  • Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
  • Menghindari rokok
  • Hindari minum alkohol
  • Berolahraga rutin
  • Istirahat yang cukup 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami perburukan gejala yang sudah ada, termasuk gejala-gejala seperti rasa gatal yang memberat, mudah lelah atau sulit makan karena mual dan muntah yang berlebihan, sebaiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD). Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dari penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang tepat dan sesuai kebutuhan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Apri Haryono Hafid
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 17 Mei 2024 | 03:29