Polip Ektoserviks

Polip Ektoserviks
Gambaran penjelasan mengenai organ kewanitaan oleh dokter. Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Polip serviks adalah tumor jinak atau pertumbuhan massa bukan kanker yang sering kali meluas keluar dari lapisan kanal leher rahim (serviks). Leher rahim adalah bagian bawah dari rahim yang berfungsi sebagai penghubung antara rahim dan vagina. Ektoserviks adalah bagian luar leher rahim yang terhubung ke vagina. Bagian ini dilapisi dengan sel bernama sel skuamosa yang tampak tipis dan rata ketika diamati di bawah mikroskop. Polip adalah tumor lunak dengan tangkai yang berkembang pada permukaan leher rahim atau di kanal leher rahim. Biasanya, penderita polip hanya memiliki satu polip, dan paling banyak dua atau tiga polip.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa polip ektoserviks adalah suatu massa jinak yang tumbuh di bagian luar leher rahim. Polip serviks sering terjadi pada wanita usia subur, terutama setelah usia 20 tahun. Meskipun sebagian besar polip serviks bukan kanker atau bersifat jinak, hanya sebagian kecil (0,2 hingga 1,5%) kasus yang memiliki karakteristik keganasan. Wanita pascamenopause memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena polip ganas. 

Polip serviks dikelompokkan berdasarkan lokasi yang menjadi asal kemunculannya di leher rahim, antara lain:

  • Polip endoserviks adalah jenis polip serviks yang paling umum dan biasanya ditemukan pada wanita premenopause. Polip umumnya berasal dari endoserviks, yaitu bagian dalam leher rahim yang membentuk bagian kanal endoserviks.
  • Polip ektoserviks sebagian besar ditemukan pada wanita pascamenopause dan berasal dari sel skuamosa pada bagian ektoserviks atau permukaan luar leher rahim.

 

Kami juga memiliki artikel mengenai polip serviks yang bisa Anda baca di sini: Polip Serviks - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.

 

Penyebab

Penyebab dan mekanisme pasti dari munculnya polip ektoserviks sampai saat ini masih belum diketahui. Walaupun penyebab pastinya masih belum dipahami sepenuhnya, ada beberapa teori yang diduga berpengaruh dalam perkembangan penyakit ini. 

Kemunculan polip serviks kemungkinan berhubungan dengan:

  • Reaksi abnormal terhadap peningkatan kadar estrogen di tubuh, yang menyebabkan jaringan leher rahim berproliferasi atau bertambah banyak secara berlebihan
  • Infeksi atau peradangan dalam waktu lama pada leher rahim
  • Paparan bahan kimia tertentu dalam waktu lama berpotensi menyebabkan perubahan sel leher rahim yang tidak normal
  • Penyumbatan pembuluh darah leher rahim dapat menyebabkan gangguan aliran darah, yang dapat berkontribusi pada berkembangnya polip

 

Faktor Risiko

Polip sebagian besar ditemukan pada wanita yang memiliki riwayat kehamilan sebelumnya. Wanita yang belum pernah melahirkan anak memiliki risiko lebih rendah terkena polip serviks dibandingkan wanita yang pernah hamil lebih dari satu kali. Di bawah ini ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko polip serviks:

  • Wanita pramenopause
  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Riwayat penyakit polip leher rahim sebelumnya

Penting untuk diketahui bahwa adanya faktor risiko pada seseorang tidak menjamin penyakit ini akan muncul pada orang tersebut. Selain itu, tidak adanya faktor risiko juga tidak menjamin bahwa seseorang tidak akan mengalami penyakit tersebut di kemudian hari.

 

Gejala

Orang dengan polip serviks mungkin tidak memiliki gejala. Dua pertiga wanita penderita polip serviks tidak memiliki gejala apa pun. Meski demikian, wanita yang mengalami gejala biasanya mengalami perdarahan rahim yang tidak normal, termasuk perdarahan menstruasi yang berlebihan, perdarahan antara siklus menstruasi, perdarahan rahim pada wanita pascamenopause, atau keputihan. Infertilitas atau masalah kesuburan dapat terjadi ketika kanal leher rahim tersumbat oleh polip besar, namun hal ini tergolong sangat jarang terjadi.

Ada gejala tertentu yang bisa menjadi tanda adanya keganasan. Polip terkadang juga bisa mengindikasikan tahap awal kanker serviks. Mengangkat polip serviks dapat membantu mengurangi risiko keganasan pada seseorang.

 

Diagnosis

Polip serviks biasanya ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan panggul rutin, kolposkopi (prosedur untuk melihat vagina dan leher rahim secara langsung dengan bantuan alat bernama kolposkop), USG perut atau transvaginal. Selama pemeriksaan panggul, bisa ditemukan adanya tangkai panjang dan halus seperti jari pada leher rahim pasien polip. Polip bisa berwarna merah atau ungu. 

Selama pemeriksaan panggul, bisa dilakukan suatu prosedur untuk mengambil sel dari bagian luar leher rahim. Sampel yang dikumpulkan kemudian dikirim ke laboratorium. Sel-sel ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi, peradangan, kanker serviks, atau perubahan menjadi lesi prakanker. Umumnya hasil menunjukkan adanya sel polip non-kanker. Terkadang, bisa ditemukan sel-sel atau pola pertumbuhan yang abnormal dan mengindikasikan adanya kanker stadium dini.

 

Tata Laksana

Pengobatan polip serviks umumnya akan disesuaikan dengan gejala klinis pasien. Biasanya, penderita polip yang tidak memiliki gejala tidak memerlukan pengobatan. Terkadang, polip bisa lepas dengan sendirinya dari leher rahim Anda. Pada kasus tertentu, polip bisa disarankan untuk diangkat pada wanita yang mengalami gejala, bila polip memiliki ukuran besar atau menunjukkan karakteristik yang tidak lazim.

Metode untuk mengangkat polip adalah sebagai berikut:

  • Polip diputar pada bagian dasarnya
  • Polip bisa diangkat dengan menjepit bagian dasar dan memotongnya
  • Dokter akan mengangkat polip menggunakan forsep

Pada beberapa kasus, polip tidak bisa diangkat di poli karena terlalu besar. Pada kaus ini, dokter bisa menyarankan Anda untuk melakukan pembedahan di rumah sakit. Polip yang sudah diangkat biasanya tidak akan kembali lagi jika pengangkatan dilakukan dengan sempurna.

 

Komplikasi

Polip bisa berdarah sehingga berisiko memicu infeksi sekunder. Selain itu, perdarahan pascapersalinan bisa menjadi masalah yang signifikan karena polip memiliki banyak pembuluh darah superfisial yang terlihat jelas. Polip serviks juga berpotensi berubah menjadi ganas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 5% wanita dengan polip dan mengalami gejala ditemukan memiliki polip yang bersifat prakanker atau kanker. Oleh karena itu, pada wanita dengan polip serviks yang diduga ganas, perlu dilakukan pemeriksaan histologi (memeriksa jaringan dengan mikroskop) tambahan pada keadaan tersebut. Tekanan emosional dapat dirasakan pasien karena merasa khawatir bahwa polip yang dimiliki berubah menjadi kanker serviks.

 

Pencegahan

Saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah terjadinya polip ektoserviks. Namun, prosedur pengangkatan polip dengan histeroskopi (menggunakan alat berupa tabung tipis berkamera untuk melihat leher rahim dan rahim yang dimasukkan dari vagina) dianggap sebagai standar emas untuk mengobati polip serviks. Pilihan pengobatan ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.

Bila sebelumnya Anda pernah mengalami polip, maka Anda lebih rentan mengalami kekambuhan polip. Menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara teratur berperan penting dalam mendeteksi pertumbuhan jaringan abnormal pada leher rahim Anda. Frekuensi Pap smear yang harus Anda lakukan akan didasarkan pada riwayat kesehatan dan usia Anda. Tes ini biasanya dianjurkan dilakukan setiap 3-5 tahun sekali bagi wanita yang sebelumnya belum pernah memiliki hasil Pap smear yang tidak normal.

 

Kapan Harus ke dokter?

Bila Anda mengalami keputihan berlendir berwarna putih atau kuning atau perdarahan hebat yang tidak biasa saat menstruasi, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan ginekologi. Wanita yang mengalami bercak atau pendarahan pada vagina saat:

  • Setelah berhubungan seksual
  • Antara siklus menstruasi
  • Setelah membersihkan kelamin
  • Pascamenopause

Juga disarankan untuk melakukan konsultasi medis.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 28 Mei 2024 | 09:07