Telat menstruasi adalah salah satu tanda kehamilan yang paling mudah dikenali. Namun terkadang menstruasi yang terlambat tidak selalu menjadi tanda kehamilan. Berapa lama terlambat menstruasi bisa dikatakan sebagai tanda kehamilan? Simak ulasannya berikut ini.
Mengenal Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah proses luruhnya dinding rahim akibat tidak terjadinya pembuahan. Setiap bulannya, ovarium akan mengeluarkan sel telur untuk mempersiapkan kehamilan. Sel telur yang gagal dibuahi akan menempel di dinding rahim lalu meluruh dan keluar bersama darah melalui vagina.
Siklus menstruasi setiap orang berbeda-beda, umumnya menstruasi terjadi setiap 21 hingga 35 hari dengan lama menstruasi antara 3-7 hari. Setiap wanita dapat memiliki siklus dan durasi menstruasi yang berbeda-beda tergantung kondisi kesehatannya. Ketika menstruasi terlambat, kondisi ini bisa menjadi tanda kehamilan atau kondisi lainnya.
Baca Juga: Tanda-Tanda Anda Mengalami Kehamilan Kembar
Berapa Lama Terlambat Menstruasi Bisa Menjadi Tanda Kehamilan?
Siklus menstruasi adalah periode mulainya menstruasi hingga satu hari sebelum hari pertama menstruasi pada bulan berikutnya. Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang bervariasi, namun umumnya 21-35 hari. Siklus menstruasi ini dapat berubah-ubah setiap waktu sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Masa menstruasi setiap wanita juga berbeda-beda. Beberapa wanita mengalami menstruasi sekitar 3-7 hari. Lamanya menstruasi pada wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk di antaranya adalah kondisi stres, gaya hidup dan pola makan.
Menstruasi dapat dikatakan terlambat jika Anda tidak menstruasi setelah lima hari atau lebih sejak tanggal seharusnya. Untuk menghitung jadwal menstruasi, Anda dapat mencatat kapan dan berapa lama terjadinya menstruasi setiap bulannya.
Dilansir dari Cleveland Clinic, terlambat menstruasi sekitar 5-7 hari bisa menjadi tanda hamil jika Anda sebelumnya melakukan hubungan seks secara aktif tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Sebagai contoh, jika Anda memiliki siklus menstruasi 28 hari setiap bulannya, lalu pada hari ke-33 menstruasi tidak kunjung datang, maka sebaiknya lakukan pemeriksaan dengan test pack untuk mengetahui kemungkinan kehamilan.
Namun jika siklus menstruasi Anda tidak teratur, Anda bisa melakukan tes kehamilan 4-5 hari setelah siklus terpanjang. Misalnya, jika siklus terpanjang Anda adalah 35 hari, maka lakukan pemeriksaan kehamilan setelah melewati 35 hari. Apabila telat menstruasi telah lebih dari 6 minggu sebaiknya lakukan pemeriksaan kehamilan atau periksakan ke dokter.
Baca Juga: Perubahan Menstruasi Setelah Melahirkan, Normalkah?
Penyebab Terlambat Menstruasi Selain Kehamilan
Menstruasi yang terlambat tidak selalu berarti kehamilan. Telat menstruasi juga dapat disebabkan oleh kondisi psikis dan adanya masalah kesehatan.
Beberapa penyebab telat haid selain tanda hamil antara lain:
Penggunaan alat kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi hormonal seperti KB suntik dan IUD, dapat menyebabkan Anda mengalami jadwal haid yang terlambat. Jika Anda minum pil KB secara tidak teratur, ada kemungkinan jadwal haid Anda juga menjadi tidak teratur.
Stres
Stres yang Anda alami bisa memengaruhi kerja kelenjar pituari yang juga mengatur hormon yang merangsang pelepasan sel telur. Jika Anda mengalami stres, salah satu tanda yang dapat muncul adalah haid yang terlambat.
Namun perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda. Beberapa wanita dapat mengalami telat haid akibat stres, namun ada juga yang tidak terpengaruh dengan tekanan psikis tersebut.
Penyakit lainnya
Penyakit yang dialami seperti tumor, PCOS, diabetes dan ganguan tiroid dapat menyebabkan gangguan jadwal menstruasi. Jika Anda mengalami masalah kesehatan tersebut dan mengalami menstruasi yang terlambat, maka sebaiknya periksakan ke dokter.
Terlambat menstruasi merupakan salah satu tanda kehamilan paling umum. Jika Anda terlambat menstruasi hingga 5-7 hari maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kehamilan.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina