Definisi
Pseudogout (asam urat palsu) atau yang juga dikenal dengan nama penyakit deposisi pirofosfat (CPPD) adalah radang sendi yang disebabkan oleh pengendapan kristal kalsium pirofosfat pada sendi. Dinamakan sebagai pseudogout karena gejala penyakitnya mirip dengan arthritis gout, penyakit radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan asam urat di sendi.
Pseudogout umumnya menyerang lutut dan pergelangan tangan. Walaupun jarang, kristal kalsium pirofosfat juga bisa menumpuk di sendi panggul, bahu, siku, buku-buku jari, atau pergelangan kaki dan menimbulkan keluhan. Keluhan yang terjadi bisa menyebabkan keterbatasan aktivitas pada penderitanya.
Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh adanya deposisi atau penumpukan kalsium pirofosfat yang berubah menjadi kristal di jaringan sinovial sendi yang menutrisi permukaan sendi dan celah antar sendi.
Penumpukan ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara produksi pirofosfat sebagai respon terhadap berbagai defek pada tulang rawan yang terkena. Pirofosfat adalah sisa metabolisme dari sel-sel tulang rawan sendi. Endapannya di sendi dan jaringan yang berdekatan kemudian bergabung dengan kalsium dan menumpuk.
Penumpukan kalsium pirofosfat diyakini mengaktivasi sistem kekebalan tubuh yang menimbulkan peradangan dan cedera jaringan lunak lebih lanjut. Namun begitu, masih belum diketahui secara pasti mekanisme penyebab penumpukan kalsium pirofosfat di tulang rawan dan celah sendi.
Beberapa teori mengenai hal ini juga dikaitkan dengan adanya proses herediter (keturunan). Diduga gangguan produksi pirofosfat ini diturunkan oleh orang tua ke anak secara autosomal dominan. Satu salinan gen dari orang tua yang bermutasi bisa menyebabkan kondisi bawaan pada anak. Anak memiliki kemungkinan 50% mewarisi gen yang bermutasi ini dari orang tuanya.
Faktor Risiko
Menderita Penyakit Lain
Pseudogout sering terjadi pada penderita penyakit hiperparatiroidisme (kelebihan hormon paratiroid). Walaupun tidak diketahui mekanisme penyebabnya secara pasti, diduga berkaitan dengan kondisi kelebihan kalsium dan fosfat yang produksinya diperantarai hormon paratiroid. Hormon ini berperan dalam mengontrol kadar kalsium di darah. Bila berlebih, produksi kalsium akan meningkat sehingga bisa menjadi pencetus terbentuknya kristal endapan kalsium di tulang atau celah antar sendi.
Selain itu, penyakit-penyakit lain yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya pseudogout di antaranya:
- Arthritis gout, radang sendi yang terjadi karena penumpukan kristal asam urat.
- Osteoarthritis, kondisi peradangan yang memengaruhi banyak jaringan sendi.
- Rheumatoid arthritis, peradangan pada sendi dan tulang di sekitar karena sel kekebalan tubuh berbalik menyerang sel sendi yang sehat.
- Hipomagnesemia, kadar magnesium lebih rendah dari rentang normal dalam darah.
- Osteoporosis.
- Penyakit ginjal kronis.
- Kelebihan suplementasi kalsium.
Usia Lanjut
Risiko pseudogout meningkat seiring menuanya usia seseorang. Sebagian besar pasien yang mengalami serangan akibat penumpukan kristal kalsium pirofosfat pada sendinya berusia di atas 65 tahun. Di suatu studi disebutkan terdapat 30% hingga 50% pasien yang berusia di atas 85 tahun. CPPD atau pseudogout jarang terjadi pada pasien di bawah usia 60 tahun. Penyakit ini juga dikaitkan dengan penyakit degeneratif (penuaan) pada usia lanjut seperti osteoporosis.
Trauma Sendi
Adanya riwayat cedera pada sendi atau kelainan yang timbul pas pembedahan bisa meningkatkan risiko terjadinya pseudogout. Pada area yang mengalami peradangan, risiko terbentuknya kristal kalsium pirofosfat pada tulang rawan bisa meningkat.
Kelainan Genetik
Ada beberapa studi yang mengaitkan penyakit pseudogout ini dengan kelainan genetik. Timbulnya pseudogout dapat terjadi karena penyakit yang diwariskan oleh orang tua penderita. Umumnya kondisi ini ditemukan pada penderita pseudogout yang berusia lebih muda.
Ketidakseimbangan Mineral
Pseudogout merupakan kondisi dengan penumpukan kalsium di tulang rawan dan sendi. Individu dengan kadar kalsium atau zat besi berlebih di tubuh, baik karena kondisi penyakit tertentu atau kelebihan suplementasi dari luar juga berisiko terkena penyakit ini. Sebaliknya juga pada orang-orang dengan kondisi mineral lain yang tidak cukup seperti magnesium, kondisi ini dapat membuat kadar kalsium darah menjadi terlalu tinggi. Ketidakseimbangan mineral di tubuh bisa memudahkan timbulnya penyakit pseudogout.
Gejala
Pada pasien yang mengalami serangan akut radang sendi karena penumpukan kalsium pirofosfat, gejala yang ditimbulkan mirip dengan radang sendi akut oleh karena penumpukan asam urat (arthritis gout) berupa:
- Pembengkakan sendi.
- Kemerahan di kulit area tulang dan sendi yang terkena.
- Nyeri sendi.
Hingga 50% dari pasien dengan pseudogout juga dapat datang dengan meriang. Sendi yang paling sering terkena pseudogout adalah lutut, diikuti oleh sendi pinggul dan bahu. Beberapa pasien juga akan menunjukkan gejala akut setelah terjadinya cedera pada sendi.
Sementara itu pada pasien dengan pseudogout yang sudah berlangsung lama, seringkali mereka datang dengan keluhan nyeri yang tidak terlalu hebat. Nyeri bisa dirasakan pada beberapa sendi yang tidak menahan beban seperti pergelangan tangan dan sendi jari-jari tangan.
Diagnosis
Diagnosis penyakit ini didasarkan pada perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik dan penunjang. Adanya riwayat penyakit lain seperti hiperparatiroid atau kondisi medis lain yang menjadi faktor risiko penyakit ini perlu diinformasikan pada dokter pemeriksa. Dokter akan bertanya mengenai keluhan yang Anda rasakan serta memeriksa area sendi yang Anda keluhkan.
Pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi diagnosis yang dapat dilakukan adalah dengan mengambil cairan sendi yang mengalami peradangan untuk dianalisis. Prosedur ini dikenal dengan nama arthrocentesis atau aspirasi cairan sendi. Selain itu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan pencitraan seperti:
- CT scan atau rontgen pada sendi yang terlibat.
- USG pada tulang rawan.
- MRI dapat digunakan juga untuk mengevaluasi keparahan penumpukan kristal kalsium di tulang rawan dan sendi.
Tata Laksana
Saat ini masih belum ada terapi yang secara langsung menargetkan penumpukan kristal pirofosfat. Perawatan untuk pasien dengan penyakit pseudogout didasarkan untuk mengurangi peradangan dan menstabilkan penyakit metabolik yang mendasari seperti penyakit hiperparatiroid. Pada pasien dengan peradangan akut dan mengalami keluhan pada 1-2 sendi, maka bisa dilakukan penyedotan (aspirasi) cairan sendi untuk membantu mengurangi tekanan dalam sendi dan meredakan nyeri. Dokter juga bisa menyuntikkan obat glukokortikoid (mengandung hormon steroid atau antiradang) seperti betamethasone atau dexamethasone ke dalam sendi.
Untuk pasien dengan peradangan akut yang melibatkan tiga sendi atau lebih maka pengobatan biasanya bersifat sistemik (bekerja ke seluruh tubuh). Pasien akan diberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Di rumah Anda juga bisa memberikan kompres es pada sendi yang dikeluhkan. Istirahatkan dan batasi pergerakan tulang serta sendi yang sakit untuk mengurangi peradangan lebih lanjut.
Komplikasi
Struktur molekul kalsium pirofosfat berpotensi memicu respons peradangan. Bisa timbul komplikasi pengapuran pada tulang rawan (chondrocalcinosis). Selain itu walaupun jarang, beberapa pasien mungkin datang dengan benjolan keras atau massa yang teraba. Benjolan atau nodul ini berada di jaringan antarsendi sebagai akumulasi kristal kalsium dan bisa menyebabkan perubahan bentuk pada sendi.
Pencegahan
Pencegahan penyakit ini pada umumnya lebih kepada menghindari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan distabilkan. Jika penderita mempunyai riwayat hiperparatiroid, sebaiknya rutin melakukan pengobatan sehingga tidak mengalami penyakit terkait gangguan keseimbangan kalsium termasuk pseudogout. Konsumsi makanan bergizi seimbang agar kebutuhan semua mineral seperti kalsium dan magnesium tercukupi.
Kapan Harus ke Dokter?
Gejala yang bersifat akut seperti nyeri pada sendi yang terdapat penumpukan kristal kalsium fosfat umumnya bisa membuat penderita merasa terganggu. Oleh karena itu, apabila Anda merasakan hal tersebut sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma