Hematoma Kulit

Hematoma Kulit
Credit: Medicine.Net. Gambaran memar pada kulit yang berangsur membaik terlihat dari warna yang awalnya ungu menjadi kuning kehijauan.

Bagikan :


Definisi

Hematoma adalah kumpulan darah di luar pembuluh darah. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan dinding pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir keluar ke jaringan dimana seharusnya darah tidak ada. Hematoma dapat terjadi di pembuluh darah mana saja, termasuk arteri, pembuluh darah balik, atau kapiler. Ada beberapa jenis hematoma berdasarkan lokasinya. Salah satu jenisnya adalah hematoma subkutaneus, yang berarti hematoma atau memar pada kulit (disebut juga ekimosis). Hal ini terjadi akibat cedera pada dinding pembuluh darah di bawah kulit, biasanya vena yang dekat dengan permukaan kulit.

Hampir semua orang pernah mengalami hematoma pada suatu waktu. Kebanyakan hematoma tidak berbahaya, namun beberapa dapat merupakan pertanda adanya kondisi medis yang serius.

 

Penyebab

Penyebab paling sering dari hematoma adalah cedera. Cedera dapat disebabkan oleh kecelakaan mobil, jatuh, terbentur, cedera kepala, patah tulang, dan luka tembak. Pada patah tulang, hampir selalu disertai dengan hematoma pada lokasi patah tulang. Patah pada tulang panjang seperti tulang paha dan tulang lengan atas dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan hematoma yang luas. Namun, cedera tidak harus berat untuk dapat menyebabkan hematoma. Cedera pada jaringan juga dapat disebabkan akibat bersin yang terlalu agresif atau gerakan memutar yang tiba-tiba dan cepat pada lengan maupun kaki. Anda juga dapat mengalami hematoma dibawah kuku Anda akibat cedera ringan seperti tersandung.

Prosedur medis tertentu seperti penyuntikan obat (contohnya insulin, vaksin, dan obat suntik lainnya) dapat menyebabkan hematoma karena prosedur tersebut dapat merusak jaringan dan pembuluh darah sekitar tempat penyuntikan.

Hematoma subkutaneus juga bisa terjadi spontan tanpa penyebab tertentu. Hal ini terjadi pada orang-orang yang memiliki faktor risiko.

 

Faktor Risiko

Kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hematoma adalah:

  • Konsumsi obat-obatan seperti pengencer darah atau antikoagulan (anti pembekuan darah). Contoh obat tersebut adalah warfarin, aspirin, klopidogrel, prasugrel, rivaroksaban, apiksaban, dan dipiridamol. Obat-obatan ini dapat meningkatkan potensi terjadinya perdarahan spontan dan perluasan hematoma karena tubuh tidak dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah secara efisien sehingga darah akan terus mengalir keluar melalui pembuluh darah yang rusak. Beberapa suplemen yang juga dapat meningkatkan risiko hematoma adalah:
    • Vitamin E
    • Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) seperti ibuprofen, asam mefenamat, natrium diklofenak
    • Suplemen bawang putih
    • Ginkgo biloba
  • Penyakit atau kondisi yang dapat menurunkan jumlah sel keping darah (trombosit) di dalam peredaran darah atau yang menurunkan fungsi sel tersebut. Contoh penyakit ini adalah infeksi virus (rubella, parvovirus, gondongan, cacar air, HIV, dan hepatitis C), anemia, kanker, kekurangan vitamin D
  • Penyakit kelainan darah (misalnya hemofilia dan penyakit Von Willebrand)
  • Konsumsi alkohol jangka panjang dapat menyebabkan kelainan hati. Hati merupakan organ yang penting dalam proses pembekuan darah, sehingga kerusakan pada hati berarti penurunan kemampuan tubuh untuk menghentikan perdarahan

 

Gejala

Pembuluh darah di dalam tubuh dapat memperbaiki kerusakan sendiri. Cedera kecil sering terjadi pada tubuh dan biasanya tubuh dapat memperbaiki dinding pembuluh darah yang rusak dengan mengaktivasi jalur pembekuan darah. Terkadang, mekanisme perbaikan ini gagal terjadi jika kerusakan berat dan dinding pembuluh darah yang rusak luas.

Jika kerusakan terjadi pada pembuluh darah besar maka darah akan terus keluar melalui dinding yang rusak. Darah cenderung akan membeku atau menggumpal. Semakin banyak darah yang keluar, maka semakin banyak gumpalan yang terbentuk, artinya hematoma akan semakin meluas.

Gejala hematoma subkutaneus biasanya hanyalah perubahan warna pada kulit. Hematoma dapat sangat ringan sehingga hanya tampak sebagai titik darah, sampai besar dan menyebabkan pembengkakan jairngan sekitar.

Darah yang keluar dari pembuluh darah akan mengiritasi jaringan sekitarnya dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, bengkak, kemerahan, dan hangat pada lokasi hematoma dan jaringan sekitarnya.

 

Diagnosis

Hematoma subkutaneus biasanya dapat didiagnosis hanya dengan melihat riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Bergantung dari riwayat kesehatan Anda, ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kondisi medis yang mendasari terjadinya hematoma. Tes tersebut adalah tes darah lengkap, tes pembekuan darah, tes kimia dan metabolik, dan tes fungsi hati. Pemeriksaan X-ray atau rontgen mungin diperlukan jika dicurigai terdapat patah tulang atau pemeriksaan CT scan kepala jika hematoma disebabkan oleh kecelakaan yang melibatkan kepala.

 

Tata Laksana

Pada umumnya, hematoma subkutaneus cenderung hilang sendiri seiring berjalannya waktu karena tubuh biasanya akan menyerab kembali darah dari hematoma. Penyembuhan hematoma terjadi dengan mekanisme seperti berikut:

  • Tekstur awal gumpalan darah bersifat agak keras dan perlahan menjadi lebih lunak karena tubuh memecah gumpalan tersebut. Bentuk hematoma juga akan berubah ketika cairan sudah terserap kembali sehingga pembengkakan akan berkurang
  • Perubahan warna dari ungu kebiruan menjadi kuning dan cokelat akibat kandungan kimia darah yang perlahan mengalami metabolisme. Perubahan warna ini menandakan hematoma yang sudah mulai sembuh

Hematoma subkutaneus dapat ditangani dengan:

  • Menghistirahatkan bagian yang mengalami hematoma
  • Memakai kompres dingin, yaitu menggunakan es yang dibungkus kain selama 20 menit sebanyak 4-8 kali per hari. Hal ini dapat mengurangi pembengkakan atau nyeri
  • Menekan bagian yang hematoma, bisa menggunakan perban elastis
  • Peninggian bagian tubuh yang terkena di atas ketinggian jantung

Nyeri akibat hematoma biasanya disebabkan oleh peradangan disekitar darah dan dapat ditangani dengan obat antinyeri yang dapat dibeli di apotek. Namun, jika Anda mengkonsumsi obat-obatan pengencer darah, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai obat apa yang aman untuk dikonsumsi bersama obat pengencer darah karena beberapa obat dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna jika diberikan bersama dengan pengencer darah, misalnya ibuprofen. Selain itu, jika Anda memiliki penyakit hati sehingga menyebabkan gangguan pembekuan darah, maka ada beberapa obat yang perlu dihindari, misalnya asetaminofen. Oleh karena itu, terapi hematoma yang disebabkan oleh kondisi medis harus dikonsultasikan dengan dokter.

Pada beberapa kasus yang sangat jarang, hematoma dapat terus membesar karena dinding pembuluh darah yang rusak terus mengeluarkan darah. Hal ini akan menyebabkan campuran darah lama dan baru sehingga dokter perlu untuk mengeluarkan hematoma secara komplet.

 

Komplikasi

Komplikasi hematoma yang umum terjadi adalah infeksi. Hematoma terbentuk dari darah yang menumpuk lama sehingga tidak dialiri darah segar. Hal ini menyebabkan risiko pertumbuhan bakteri di lokasi hematoma.

 

Pencegahan

Kecelakaan sering terjadi dan seringkali hematoma tidak dapat dihindari setelah mengalami cedera. Jika Anda mengkonsumsi obat pengencer darah, sebaiknya Anda menghindari keadaan yang berisiko tinggi untuk menyebabkan cedera. Anda juga harus memperhatikan dosis obat pengencer darah yang diresepkan oleh dokter sehingga Anda tidak menelan obat lebih dari dosis yang ditentukan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Kebanyakan hematoma disebabkan oleh cedera ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Namun, jika Anda mengalami hematoma setelah kecelakaan serius seperti tabrakan mobil atau jatuh dari ketinggian, maka Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

Jika Anda mengonsumsi obat pengencer darah berarti Anda memiliki risiko perdarahan yang tinggi akibat cedera ringan. Oleh karena itu, Anda lebih baik berkunjung ke fasilitas kesehatan setelah mengalami cedera ringan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya, cek di sini ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Kamis, 12 Desember 2024 | 13:55

Medicinenet.com. (2022). Retrieved 14 March 2022, from https://www.medicinenet.com/hematoma/article.htm.

Hematoma: Overview, types, treatment, and pictures. Medicalnewstoday.com. (2022). Retrieved 14 March 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/324831#summary.

Rxlist.com. (2022). Retrieved 14 March 2022, from https://www.rxlist.com/hematoma/drugs-condition.htm.