Trauma Nasal

Bagikan :


Definisi

Trauma nasal didefinisikan sebagai suatu cedera pada hidung atau daerah yang berada di sekitar hidung serta komponen yang mendukung hidung, seperti kulit, tulang rawan, maupun tulang hidung. Nasal berasal dari bahasa latin yang berarti hidung. Trauma nasal dapat disebabkan oleh cedera dari bagian dalam atau dari luar. Posisi hidung seseorang dapat membuat tulang hidung, tulang lunak, dan jaringan lunak penyusun hidungnya cenderung lebih rentan terhadap cedera eskternal.

Terdapat beberapa jenis trauma nasal, yaitu:

  • Mimisan
  • Laserasi atau luka area hidung
  • Fraktur atau patah tulang
  • Kumpulan darah pada septum (tulang antara dua lubang hidung)
  • Iritasi zat kimia atau cedera pada bagian dalam hidung
  • Sumbatan yang terjadi karena adanya benda asing

Kejadian trauma hidung dapat terjadi pada semua umur. Anak-anak memiliki kemungkinan mengalami trauma nasal yang cukup besar karena anak memiliki kecenderungan menggaruk bagian dalam hidung dan meletakan benda asing ke dalam hidung. Trauma nasal yang signifikan dapat menimbulkan komplikasi.

 

Penyebab

Trauma nasal dapat disebabkan oleh pengaruh dari luar (eksternal) seperti faktor lingkungan, dan pengaruh dari dalam (internal) struktur hidung.

Penyebab eksternal

Terdapat beberapa faktor dari luar yang dapat menyebabkan terjadinya trauma nasal, yaitu:

  • Jatuh
  • Cedera saat berolahraga
  • Kecelakaan saat menggunakan kendaraan bermotor
  • Kekerasan fisik
  • Tertabrak benda diam, seperti pintu, jendela, pohon

Penyebab internal

Cedera internal terjadi ketika tulang rawan atau pembuluh darah di dalam hidung mengalami cedera atau gangguan. Beberapa penyebab internal yang paling sering menyebabkan terjadinya trauma nasal berupa:

  • Infeksi dari tindik hidung
  • Iritasi yang disebabkan oleh senyawa iritan
  • Menghirup kokain atau obat-obatan terlarang lainnya
  • Menggaruk atau mencungkil bagian dalam hidung terlalu keras
  • Sumbatan pada hidung yang disebabkan oleh benda asing

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami trauma nasal, yaitu berupa:

  • Olahraga seperti sepak bola, permainan hoki, atau tinju, terutama ketika Anda tidak menggunakan alat pelindung wajah
  • Melakukan perkelahian atau pertarungan fisik
  • Mengendarai sepeda dan kendaraan bermotor tanpa alat pengaman seperti helm atau sabuk pengaman
  • Melakukan olahraga angkat beban tanpa diawasi orang terlatih

 

Gejala

Gejala pada kasus trauma nasal bisa bersifat ringan sampai berat tergantung dari jenis cedera, mekanisme cedera, dan tingkat keparahan cedera. Berikut adalah gejala yang dapat muncul pada trauma nasal, antara lain:

  • Rasa nyeri pada bagian dalam hidung dan sekitar hidung
  • Adanya darah atau cairan bening yang keluar dari dalam hidung
  • Memar di sekitar mata 
  • Sakit kepala
  • Wajah mengalami pembengkakan, terutama pada area di sekitar hidung
  • Kesulitan bernapas melalui hidung
  • Mengalami gangguan atau kehilangan indra penciuman
  • Terjadinya perubahan bentuk pada hidung 

 

Diagnosis

Dokter Anda akan menggunakan berbagai metode untuk menegakan diagnosis trauma nasal. Pertama, dokter akan bertanya terkait keluhan dan gejala yang Anda rasakan, sejak kapan gejala tersebut muncul, bagaimana kronologi kejadian sebelum timbulnya gejala, serta obat dan terapi seperti apa yang sudah Anda lakukan.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan fisik, dokter Anda akan menyentuh hidung Anda dari bagian pangkal untuk mengetahui bila terdapat gemeretak, kelainan pada garis hidung, bila terdapat sumbatan maupun tanda patah tulang, atau adanya perpindahan struktur di area hidung saat hidung disentuh.

Lebih lanjut, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan pencitraan sebagai penunjang dengan rontgen atau CT scan di area wajah dan sinus (rongga udara pada wajah). Hal ini dilakukan untuk melihat struktur bagian dalam dari hidung Anda. Selain itu, pada kasus trauma yang bersifat berat di mana tidak hanya area hidung saja yang terlibat, namun turut menimbulkan cedera pada area lain seperti kepala, dapat dilakukan CT scan kepala untuk melihat ada atau tidaknya cedera.

 

Tata Laksana

Dokter dapat memberikan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri. Selain itu, jika trauma nasal yang dialami bersifat cedera ringan, tidak menyebabkan hidung menjadi bengkok atau mengalami kelainan bentuk, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan perawatan diri sederhana dengan menggunakan kompres es pada area hidung yang mengalami trauma.

Penggunaan kompres es dilakukan segera setelah terjadinya trauma nasal, bertujuan untuk mengurangi pembengkakan. Pengompresan dengan es dilakukan selama 10 hingga 15 menit sebanyak 4 kali sehari dalam 1-2 hari pertama setelah trauma nasal. Saat melakukan kompres es, balut es dengan menggunakan handuk atau kain. Posisikan kepala tetap tegak, terutama saat tidur. Hal ini dilakukan guna mengurangi pembengkakan yang timbul setelah trauma nasal.

Jika terdapat patah tulang atau perpindahan posisi pada tulang hidung Anda, dokter Anda akan menyarankan Anda untuk melakukan penyelarasan kembali posisi hidung Anda dengan tindakan pembedahan. Lalu, pada kasus kumpulan darah atau nanah di septum hidung, bila tidak ditangani maka akan menimbulkan infeksi berat yang meluas ke area kepala. Pada kasus ini dokter dapat memberikan terapi antibiotik dan mengeluarkan kumpulan darah atau nanah itu segera.

 

Komplikasi

Sebagian besar kasus trauma nasal tidak mengalami perburukan dan dapat sembuh dengan baik. Namun, trauma nasal dapat menyebabkan munculnya komplikasi seperti deformitas atau kelainan bentuk hidung, munculnya jaringan parut, robeknya jaringan hidung, mimisan atau epistaksis dan komplikasi lainnya.

 

Kebocoran Cairan Serebrospinal

Trauma nasal berupa patah tulang hidung memiliki potensi merusak tulang yang menyambungkan hidung pada kepala Anda. Jika hal ini terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan cairan otak (cairan cerebrospinal) bocor keluar. Lebih lanjut, kebocoran ini dapat menjadi jalan masuk bakteri dari hidung ke dalam otak dan sumsum tulang belakang. Jika hal ini terjadi, infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak (meningitis).

 

Kerusakan Tulang Rawan Hidung

Trauma pada hidung dapat menimbulkan penumpukan darah pada septum hidung, tulang rawan yang membagi lubang hidung Anda menjadi dua. Kondisi ini dikenal dengan nama hematoma septal, salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma nasal. Jika kondisi ini tidak diobati dengan baik, dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan tulang rawan hidung. Lebih lanjut, kematian tulang rawan hidung berpotensi menyebabkan kecacatan dan kolapsnya hidung.

 

Anosmia

Anosmia atau gangguan indra penciuman dapat menjadi salah satu komplikasi trauma nasal. Kondisi ini terjadi segera setelah terjadinya trauma hidung. Hal ini biasanya terjadi dikarenakan adanya penyumbatan pada saluran hidung oleh darah. Namun, jika kondisi anosmia tetap bertahan setelah trauma nasal, hal ini kemungkinan disebabkan karena kerusakan pada struktur saraf pada hidung yang berfungsi untuk membaui. Lebih lanjut, kondisi kerusakan saraf ini tidak dapat disembuhkan.

 

Pencegahan

Kasus trauma nasal dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah sederhana seperti:

  • Menggunakan pelindung kepala yang baik dan sesuai ketika sedang berolahraga
  • Selalu menggunakan sabuk pengaman di dalam mobil atau helm saat mengendarai motor
  • Menggunakan masker pelindung saat bekerja menggunakan zat beracun, untuk mencegah terhirupnya zat-zat yang memiliki potensi mengiritasi hidung Anda
  • Tidak merokok dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang
  • Tidak memasukan atau menempelkan benda asing ke dalam hidung 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami trauma nasal yang diikuti dengan:

  • Trauma pada leher, kondisi ini ditandai dengan adanya nyeri kepala hebat, nyeri pada leher, muntah atau hilangnya kesadaran
  • Kesulitan bernapas
  • Perdarahan yang tidak dapat berhenti
  • Perubahan pada bentuk hidung Anda seperti bengkok
  • Keluar cairan berwarna bening dan jernih dari dalam hidung Anda

 

Ingin tahu informasi menarik lainnya? Silakan klik link artikel ini ya!

 

Writer : dr Sherly Deftia Agustina
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 05:41

Healthline.com. (2018, 17 September). Nasal Trauma | Definition and Patient Education. Diakses pada 3 Maret 2022, dari https://www.healthline.com/health/nasal-trauma

Mayoclinic.org. (2020, 1 Juli). Broken nose - Symptoms and causes - Mayo Clinic. Diakses pada 3 Maret 2022, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/broken-nose/symptoms-causes/syc-20370439

Teachmesurgery.com. (2021, 23 Januari). Nasal Trauma - TeachMeSurgery. Diakses pada 3 Maret 2022, dari https://teachmesurgery.com/ent/nose/nasal-trauma/

Koh, J. H., Bhatti, O., Mahmood, A., & Agar, N. (2016). Traumatic nasal injuries in general practice. Australian Family Physician, 45(9), 650–653.