Ulkus Durum

Ulkus Durum
Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Ulkus durum (chancre) adalah penyakit kulit kelamin yang menandakan infeksi sifilis primer, biasanya terdapat pada penis, bibir vagina, leher rahim, atau area anus. Sifilis sendiri merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius jika tidak mendapatkan terapi yang tepat. Terdapat beberapa stadium dalam progresi atau perkembangan dari infeksi sifilis, yaitu:

  • Stadium primer
  • Stadium sekunder
  • Stadium laten
  • Stadium tersier atau lanjut

Progresi infeksi sifilis dapat berlangsung dalam beberapa minggu sampai bertahun-tahun. Setiap stadiumnya memiliki tanda dan gejala yang berbeda. Banyak yang menyebut infeksi sifilis dengan istilah “The Great Pretender”, karena gejalanya dapat menyerupai banyak penyakit kulit dan kelamin lainnya. 

Penyebab

Ulkus durum merupakan tanda infeksi sifilis primer, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Sifilis dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis (ulkus durum) saat berhubungan seksual (vaginal, anal, atau oral). Cairan yang keluar dari ulkus mengandung bakteri Treponema pallidum. Sifilis juga bisa ditularkan oleh ibu kepada janin yang sedang dikandungnya.

Ibu hamil juga dapat menularkan sifilis ke janinnya. Anda tidak akan tertular sifilis melalui kontak biasa seperti:

  • Memakai toilet duduk umum
  • Memegang pegangan pintu
  • Berenang di kolam renang umum
  • Berendam di hot tub atau bathtub bersama
  • Berbagi pakaian atau alat makan

 

Faktor Risiko

Orang yang aktif secara seksual dapat terinfeksi sifilis melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, maupun oral dengan pasangan yang menderita sifilis tanpa memakai kondom. Sepanjang tahun 2020, terdapat 133.945 kasus baru sifilis (seluruh stadium). Pria yang berhubungan seks dengan pria (male who have sex with men / MSM) mengalami efek yang serius dari sifilis. Sebanyak 43% dari seluruh kasus sifilis primer dan sekunder pada tahun 2020 terjadi pada kelompok MSM serta pria yang berhubungan seksual dengan pria dan wanita. Pada beberapa tahun terakhir terdapat peningkatan kasus pada pria dan wanita heteroseksual.

 

Gejala

Ulkus durum biasanya muncul sekitar tiga minggu setelah infeksi sifilis primer terjadi, namun dapat bervariasi dari 10 sampai 90 hari. Ulkus atau tukak dapat berjumlah satu atau banyak. Ulkus biasanya dimulai dengan bintik merah yang perlahan bererosi, membentuk luka bersih berbentuk bundar yang tidak terasa nyeri. Luka berbatas halus dan meninggi.

Oleh karena luka tidak menimbulkan nyeri, maka penderitanya terkadang tidak menyadari bahwa terdapat luka di tubuh mereka. Ukuran luka dapat bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Biasanya ukuran ulkus pada area kelamin lebih kecil daripada ulkus yang muncul di bagian tubuh lain, seperti pada bibir dan lidah. Ulkus merupakan tempat dimana bakteri T. pallidum masuk ke tubuh. Luka ini biasanya ditemukan pada area:

  • Penis
  • Vagina
  • Anus
  • Rektum
  • Bibir atau mulut

Ulkus durum sering disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di dekatnya yang tidak terasa nyeri. Kombinasi gejala ini merupakan karakteristik kuat adanya sifilis stadium awal atau primer. Oleh karena ulkus durum pada wanita biasanya terdapat pada bagian dalam, maka luka juga dapat tidak terlihat atau tidak disadari.

Diagnosa

Infeksi sifilis merupakan infeksi dengan tampilan yang mirip dengan penyakit kulit kelamin lainnya. Dokter biasanya akan mewawancarai pasien dan bertanya mengenai keluhan yang dirasakan, bagaimana riwayat penyakitnya, obat yang telah dikonsumsi, serta riwayat aktivitas seksualnya. Selain melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat tampilan luka atau ulkus, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi adanya sifilis.

Dokter bisa melakukan pemeriksaan darah sebagai skrining untuk menemukan adanya antibodi bakteri Treponema pallidum dalam darah pasien. Beberapa memakai cairan dari ulkus durum untuk mengecek adanya bakteri T. pallidum. Biasanya, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lain untuk mencari tahu bila pasien turut menderita IMS lain.

 

Tata Laksana

Ulkus durum akan menetap selama 3 sampai 6 minggu dengan atau tanpa terapi. Sifilis sendiri dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat. Namun, terapi mungkin tidak dapat memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi akibat infeksi. Pemeriksaan laboratorium follow-up penting untuk dilakukan agar dokter bisa mengetahui tingkat keberhasilan terapi.

Bila Anda sedang hamil atau memiliki alergi antibiotik tertentu, maka informasi tersebut harus disampaikan pada dokter agar dokter dapat memberikan antibiotik alternatif lain. Penggunaan semua obat tersebut harus dengan resep dokter dan di dalam pengawasan dokter. Setelah pengobatan, dokter akan melakukan follow-up pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa pasien berespon baik terhadap terapi yang diberikan.

Riwayat menderita sifilis sebelumnya tidak menjadi jaminan untuk melindungi diri dari infeksi sifilis berulang. Bahkan setelah terapi sukses, Anda bisa terkena sifilis lagi. Sebagai contoh, jika pasangan seksual Anda juga terkena sifilis dan tidak mendapatkan terapi, Anda bisa tertular lagi jika berhubungan dengan orang tersebut. Terkadang pasangan seksual juga tidak menyadari dirinya terkena sifilis, misalnya jika ulkus durum muncul di vagina, anus, mulut, atau pada tempat lain yang sulit untuk terlihat.

 

Komplikasi

Meskipun ulkus dapat hilang sendiri tanpa terapi, namun penyakit sifilisnya akan tetap terus ada dan akan berkembang menjadi stadium lanjut jika tidak diterapi dengan tepat.

Pada ibu hamil yang menderita sifilis, dapat terjadi penularan infeksi ke janin yang dikandungnya. Hal ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Sementara itu, bayi yang terinfeksi sifilis mungkin tidak menunjukan gejala atau tanda tertentu. Namun, jika bayi tidak diterapi segera, bayi akan mengalami masalah kesehatan yang serius dalam beberapa minggu. Bayi dapat mengalami katarak, ketulian, kejang, sampai kematian. 

 

Pencegahan

Cara satu-satunya yang pasti dapat mencegah infeksi menular seksual adalah dengan tidak berhubungan seksual, baik seks vaginal, anal, atau oral. Jika Anda aktif secara seksual, maka ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko tertular sifilis, yaitu:

  • Tidak bergonta-ganti pasangan. Usahakan untuk berada pada hubungan monogami dalam jangka panjang, dengan satu pasangan yang sama dan tidak memiliki sifilis.
  • Menggunakan kondom dengan benar setiap melakukan hubungan seksual. Kondom mencegah penyebaran sifilis dengan mencegah kelamin berkontak dengan luka sifilis (ulkus durum). Namun, terkadang luka timbul pada area yang tidak tertutup kondom sehingga sifilis bisa menular,

Orang yang menderita sifilis atau sedang menjalani terapi sifilis tidak boleh berhubungan seksual dengan pasangan baru sampai ulkus atau luka sembuh secara sempurna. Penderita sifilis juga harus memberi tahu pasangan seksualnya sehingga dapat menjalani pemeriksaan dan terapi sesuai kebutuhan.

Semua ibu hamil harus menjalani pemeriksaan sifilis setidaknya satu kali, biasanya pada kunjungan kehamilan pertama. Beberapa ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan lagi pada trimester akhir atau usia kehamilan 28 minggu dan saat melahirkan. Hal ini berlaku pada ibu hamil yang tinggal di area dengan angka sifilis tinggi atau memiliki risiko terinfeksi sifilis. Jika hasilnya positif, maka terapi harus dimulai segera untuk melindungi janin.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Semua orang yang memiliki gejala atau tanda yang menyerupai sifilis harus memeriksakan dirinya ke dokter untuk menjalani pemeriksaan. Selain itu, orang yang telah berhubugnan seksual dengan pasangan seksual yang baru menerima diagnosis sifilis harus diperiksa juga.

Orang yang aktif secara seksual juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah perlu untuk menjalani pemeriksaan untuk sifilis atau IMS lainnya.

Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan sifilis secara rutin jika Anda aktif secara seksual dan:

  • Merupakan pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria atau biseksual
  • Menderita HIV
  • Mengonsumsi obat profilaksis (pencegah) untuk pencegahan HIV
  • Memiliki pasangan dengan sifilis

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 14 Maret 2024 | 03:38

chancre | pathology. Encyclopedia Britannica. (2022). Retrieved May 25, 2022, from https://www.britannica.com/science/chancre.

Syphilis: CDC Fact Sheet. CDC. (2022). Retrieved May 25, 2022, from https://www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-syphilis.htm.

Syphilis Aid to Diagnosis, Minnesota Dept. of Health, Health.state.mn.us. (2022). Retrieved May 25, 2022, from https://www.health.state.mn.us/diseases/syphilis/hcp/diagnosis.html.

Tudor, M., Aboud, A., & Gossman, W. (2022). Syphilis. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved May 25, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534780/.