Definisi
Hernia umbilikalis merupakan kondisi di mana bagian dari usus menonjol keluar pada daerah sekitar pusar karena adanya bukaan pada otot perut. Hernia umbilikalis biasanya tidak berbahaya. Hernia umbilikalis lebih sering terjadi pada bayi dibandingkan pada dewasa. Pada bayi, hernia memiliki tanda khas berupa penonjolan yang semakin terlihat ketika sedang menangis.
Insiden kasus hernia umbilikalis pada dewasa menempati sekitar 2% dari keseluruhan populasi. Umumnya hernia umbilikalis terjadi pada individu dengan berat badan berlebih (obesitas), hamil, atau yang mengalami penyakit penyerta lain seperti gagal hati (sirosis hati). Sekitar 20% pasien yang mengalami gagal hati (sirosis hepar) mengalami penumpukan cairan di perut (asites), sehingga dapat mengalami hernia. Komplikasi dari hernia umbilikalis lebih sering ditemukan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan. Hernia umbilikalis umumnya tidak menimbulkan gejala selain benjolan di perut. Hernia umbilikalis pada anak dapat menutup dengan sendirinya pada usia 1–2 tahun, namun pada beberapa kasus hernia tetap terbuka hingga usia 5 tahun.
Penyebab
Selama proses kehamilan, nutrisi dari ibu ke janin disalurkan melalui tali pusar atau plasenta. Tali pusar berhubungan dengan perut bayi melalui bukaan kecil pada otot perut. Bukaan tersebut umumnya akan menutup setelah lahir. Namun, jika otot tersebut tidak kembali menyatu secara sempurna, hernia umbilikalis dapat terjadi sesaat setelah lahir atau di kemudian hari.
Sekitar 90% kejadian hernia umbilikalis pada dewasa merupakan kondisi yang didapat. Tekanan abdomen atau perut yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya hernia umbilikalis. Penyebab tekanan yang tinggi tersebut antara lain:
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Kehamilan kembar
- Adanya cairan pada rongga perut
- Riwayat operasi pada area perut
- Melakukan prosedur cuci darah (dialisis) jangka panjang pada gagal ginjal
Faktor Risiko
Hernia umbilikalis sering terjadi pada bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan. Pada dewasa, kondisi berat badan berlebih dan kehamilan kembar dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia umbilikalis. Tipe hernia ini lebih sering terjadi pada perempuan.
Gejala
Hernia umbilikalis terlihat sebagai penonjolan di sekitar pusar. Pada bayi yang memiliki hernia umbilikalis, penonjolan tersebut akan semakin terlihat ketika bayi menangis, batuk, atau mengejan. Pada anak, hernia umbilikalis tidak menyebabkan nyeri. Pada dewasa, hernia umbilikalis dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut. Gejala lain dari hernia adalah:
- Nyeri saat mengangkat benda berat
- Penonjolan pada perut yang membesar
- Rasa nyeri pada penonjolan di perut
- Rasa begah
Pada beberapa kondisi, hernia tidak sampai menyebabkan penonjolan pada perut, namun menunjukkan gejala seperti begah, sulit menelan, regurgitasi (aliran balik makanan ke mulut), dan nyeri dada.
Diagnosis
Dokter Anda akan bertanya terkait riwayat merokok dan riwayat penyakit Anda (penyakit hati, penyakit ginjal), serta menghitung indeks massa tubuh Anda. Pada sebagian besar kasus, dokter Anda akan menegakkan diagnosis hernia berdasarkan pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan pada perut Anda dan mengestimasi ukuran dari bukaan lapisan jaringan ikat di perut serta isi dari hernia yang terjadi. Pemeriksaan lanjutan seperti pencitraan dengan CT scan atau USG dapat dilakukan jika dokter Anda mencurigai terjadinya komplikasi, atau bila pemeriksaan fisik sulit dilakukan.
Tata Laksana
Pada anak, hernia umbilikalis dapat menutup secara spontan pada usia 1–2 tahun. Pada masyarakat Indonesia terdapat kebiasaan yang berisiko dapat memperburuk kondisi hernia umbilikalis, misalnya mencoba memasukkan penonjolan hernia kembali ke dalam perut dengan meletakkan koin di atas penonjolan. Sebaiknya hal ini tidak dilakukan karena dapat mengakibatkan terjadinya infeksi.
Pada anak, operasi dapat dilakukan jika hernia:
- Terasa nyeri
- Berukuran lebih besar dari 1–2 cm
- Ukuran benjolan besar dan tidak mengecil setelah usia 2 tahun
- Penonjolan tidak menghilang pada usia 5 tahun
- Terperangkap di sekitar lubang
Pada pasien dewasa, tindakan operasi lebih direkomendasikan untuk mencegah terjadinya komplikasi, terutama jika hernia menjadi lebih besar dan nyeri. Jenis operasi hernia, antara lain:
- Open surgery
Teknik operasi di mana sayatan dilakukan untuk memasukkan usus yang keluar ke dalam perut. Otot yang melemah akan dijahit kembali. Terdapat pemberian jaring (mesh) pada beberapa kasus untuk membantu menopang otot perut.
- Laparoskopi
Teknik operasi dengan prinsip yang sama dengan open surgery, namun dengan sayatan yang berukuran lebih kecil, serta disertai penggunaan teropong kamera untuk memvisualisasikan bagian dalam perut dengan baik.
Sebelum operasi, pembiusan akan dilakukan agar tidak menyebabkan nyeri selama prosedur. Setelah operasi, Anda akan merasakan rasa tidak nyaman pada daerah perut dan perlu membatasi aktivitas berat selama beberapa minggu. Anda direkomendasikan untuk tidak bekerja atau sekolah selama beberapa hari hingga 1 minggu setelah operasi.
Perawatan Pasca Operasi
- Minum air sebanyak 8–10 gelas dalam satu hari dan konsumsi makanan tinggi serat agar tidak terjadi sembelit
- Anda dapat pulang pada hari yang sama pasca operasi, kecuali jika terjadi komplikasi atau terdapat kondisi medis lainnya. Mengangkat beban lebih dari 4,5 kg dan aktivitas berat tidak direkomendasikan hingga 6 minggu pasca operasi
- Anda perlu menjaga luka operasi tetap bersih dan kering. Anda tidak boleh berenang atau berendam hingga 1–2 minggu pasca operasi
- Anda dapat mengonsumsi anti nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau parasetamol. Konsultasikan penggunaan obat anti nyeri dengan dokter Anda
Komplikasi
Pada anak, hernia umbilikalis jarang menyebabkan komplikasi. Komplikasi dapat terjadi jika usus yang menonjol terperangkap di sekitar lubang bukaannya (inkarserasi). Pada kondisi ini, usus tidak lagi dapat didorong masuk ke rongga perut. Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, jaringan usus dapat mengalami kematian akibat berkurangnya aliran darah, yang disebut dengan istilah strangulasi. Lokasi tepat kematian jaringan tersebut juga merupakan area yang baik untuk tempat berkembangnya bakteri. Penyebaran dan perluasan infeksi pada perut merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan penanganan segera.
Setelah operasi, umumnya hasil akhir dari hernia umbilikalis baik tanpa komplikasi. Namun, jika hernia terjadi pada individu dengan berat badan berlebih, hernia yang terjadi pada pasien berisiko terulang kembali. Kekambuhan penyakit lebih sering terjadi pada individu dengan indeks massa tubuh >30 kg/m2, diabetes, dan infeksi.
Komplikasi terjadi setelah operasi pada 1 dari 10 orang (10%). Komplikasi tersebut adalah:
- Infeksi pada lokasi operasi, ditandai dengan bekas luka operasi yang terlihat merah dan bernanah
- Perdarahan
- Perubahan bentuk pada pusar
- Robekan pada luka
Pencegahan
Pada bayi, kondisi hernia umbilikalis tidak dapat dicegah. Pada dewasa langkah-langkah di bawah ini dapat membantu menurunkan risiko terjadinya hernia:
- Menjaga berat badan ideal dengan konsumsi makanan yang sehat dan berolahraga
- Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran untuk mencegah sembelit
- Gunakan beban yang sesuai jika Anda melakukan olahraga angkat beban. Jangan gunakan beban yang berat jika Anda belum terlatih
- Lakukan posisi yang tepat ketika mengangkat benda yang berat
- Periksakan kondisi Anda jika Anda mengalami batuk atau bersin berulang
- Berhenti merokok
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mencurigai bayi Anda memiliki hernia umbilikalis, konsultasikan ini dengan dokter anak Anda. Segera kunjungi fasilitas kesehatan jika bayi Anda mengalami hernia umbilikalis dan beberapa tanda berikut:
- Terlihat kesakitan
- Muntah
- Hernia terlihat membengkak dan berwarna merah
Tanda bahaya tersebut juga perlu diperhatikan pada dewasa. Diagnosis dan tata laksana yang cepat dan tepat harus segara diberikan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma