5 Mitos MPASI yang Paling Sering Ditemui

Credits: Freepik

Bagikan :


Menurut IDAI, pada enam bulan pertama kehidupan anak, ASI saja sebenarnya sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisinya. Bayi tidak perlu diberi asupan apa-apa lagi selain ASI, termasuk air putih, pisang yang dihaluskan, air tajin, atau bubur yang diencerkan. Apabila ia menangis, Anda bisa memeriksa apakah popoknya penuh, bayi ingin digendong, suhu tubuhnya naik, atau ada kondisi kesehatan lain yang dialaminya.

 

MPASI dapat diberikan sejak bayi berusia 4 bulan, tapi ini syaratnya!

 

Ketika usia bayi mencapai 6 bulan, ia membutuhkan makanan pendamping (MPASI) karena ASI saja sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisinya. Sangat dibutuhkan pengetahuan yang cukup terhadap MPASI ini agar anak tidak mengalami malnutrisi yang berakibat pada gangguan tumbuh kembangnya. Nah, berikut adalah beberapa mitos yang mungkin sering Anda dengar terkait dengan MPASI:

 

MITOS 1: Bayi Sering Menangis Karena Lapar

Bayi yang berusia 3 bulan sudah mulai mengenali wajah orang yang seringkali ia temui, ia juga mulai mengangkat kepala dan dada dari posisi perut. Di usia ini pula, growth spurt (percepatan pertumbuhan) dapat terjadi, sehingga tak heran bila ia seringkali menangis dan menyusu lebih sering.

Kondisi tersebut sering salah dikenali dan disebut bahwa ASI tidak cukup mengenyangkan bayi, di mana sebagian orang kemudian menyuapkan pisang yang dihaluskan, atau air tajin agar bayi berhenti menangis dan tidak kelaparan.

Menghadapi bayi yang sedang growth spurt memang tidak mudah. Ia memang seringkali tampak rewel dan kelaparan, namun di saat ini yang ia butuhkan hanya ASI. Apabila ia menangis dan tampak lapar, tawarkan salah satu sisi payudara dan biarkan ia menyusu sampai payudara kosong. Bila ia masih tampak lapar, pindah ke sisi payudara lain.

 

MITOS 2: Perkenalkan Satu Menu Saja

Menentukan menu MPASI yang diberikan memang keputusan Anda sebagai orang tua, namun Anda juga harus tahu panduan yang benar dalam memilih menu.

Kebutuhan bayi akan zat besi semakin meningkat seiring dengan usianya, sehingga bukan menjadi alasan bagi Anda untuk memberikannya satu menu tunggal saja. Anda sudah boleh kok memberikannya ikan, daging cincang, unggas cincang, telur, yang dicampur dengan aneka ragam sayuran. Seperti orang dewasa pada umumnya, bayi membutuhkan nutrisi beragam sehingga Anda tak harus memberikan satu menu saja.

 

MITOS 3: Hanya Boleh Memberinya yang Encer

Sekalipun di usia 6 bulan adalah usia perkenalan terhadap makanan padat, bukan berarti Anda harus memulainya dengan makanan yang sama cairnya seperti ASI. Pada dasarnya, bayi berusia 6 bulan sudah mulai tumbuh gigi dan memiliki kemampuan mengunyah dengan gusinya.

Anda bisa memulai dengan makanan yang lebih padat teksturnya dibandingkan ASI. Tentunya kemampuan anak mengunyah makanan berbeda-beda, ada yang sudah siap mengunyah tekstur yang lebih padat, ada pula yang belum. Anda bisa mencoba memberikan tekstur yang lebih padat, dan apabila ia mengalami kesulitan, turunkan tekstur dengan menambahkan ASI ke dalam makanan.

 

MITOS 4: Lebih Baik Menghindari Makanan yang Memicu Alergi

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menunda pengenalan makanan dapat membantu mencegah alergi makanan. Faktanya, mengenalkan bayi pada makanan yang berisiko memicu alergi justru mengurangi risiko bayi mengalami alergi terhadap makanan tersebut.

Menurut Mayo Clinic, makanan yang berpotensi memicu alergi di antaranya:

  • Kacang-kacangan
  • Telur
  • Produk susu
  • Gandum
  • Udang dan kepiting
  • Ikan laut
  • Kedelai

Namun, apabila di dalam keluarga Anda memiliki riwayat alergi pada makanan tertentu, Anda bisa mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum memberikan menu makanan tersebut.

 

MITOS 5: Mengenalkan Makanan Tanpa Garam & Gula Adalah yang Terbaik

Faktanya, rasa makanan tertentu dapat meningkatkan selera makan bayi, sehingga bukan menjadi alasan untuk tidak menggunakan bumbu seperti bawang putih, kunyit, ketumbar, atau pala.

Yang sebaiknya tidak perlu ditambahkan ke dalam makanan bayi adalah garam dan gula. Ginjal bayi tidak akan dapat mengatasi lebih banyak garam. Bayi bahkan hanya membutuhkan sedikit garam (0,4 gram natrium) sehari sampai usianya masuk 12 bulan, di mana kebutuhannya akan natrium sudah tercukupi lewat ASI atau susu formula.

Apabila Anda masih memiliki keraguan, pertanyaan atau kondisi tertentu yang membuat Anda bingung, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum memberikan MPASI untuknya.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 04:45

CDC (2021). When, What, and How to Introduce Solid Foods. Available from: https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/foods-and-drinks/when-to-introduce-solid-foods.html

IDAI (2016). Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana?. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana

Wendy Wisner (2022). Your 3-Month-Old Baby’s Milestones & Development. Available from: https://www.verywellfamily.com/your-3-month-old-baby-development-and-milestones-4172049

Sara McTigue (2019). Understanding Baby Growth Spurts. Available from: https://www.healthline.com/health/baby/baby-growth-spurts

American Academy of Pediatrics (2021). Starting Solid Foods. Available from: https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Starting-Solid-Foods.aspx

Mayo Clinic (2021). Solid foods: How to get your baby started. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20046200

Emma Woolfenden. Can I Put Salt in My Baby Food?. Available from: https://www.babycentre.co.uk/x555836/can-i-put-salt-in-my-babys-food