Sunat adalah prosedur sederhana di mana kulup diangkat tepat di belakang kepala penis menggunakan pisau atau gunting bedah. Perdarahannya mudah dihentikan dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk penis pulih seperti sediakala.
Bagi anak laki-laki, sunat memberikan berbagai manfaat kesehatan seperti menurunkan risiko infeksi saluran kemih, lebih mudah dibersihkan, menurunkan risiko infeksi menular seksual tertentu, mencegah masalah penis serta menurunkan risiko kanker penis.
Namun, bagaimana dengan sunat pada anak perempuan, apakah memberikan manfaat yang sama?
Sunat pada Anak Perempuan
Sunat pada anak perempuan dikenal dengan istilah female genital mutilation or cutting (FGM/C). Menurut WHO, sunat pada anak perempuan adalah prosedur yang melibatkan pengangkatan sebagian atau keseluruhan bagian luar alat kelamin perempuan untuk alasan non-medis.
Prosedur ini biasanya dilakukan diantara usia bayi hingga 15 tahun. Pada prakteknya, wanita dewasa juga bisa menjalani prosedur ini. Sunat pada bayi perempuan paling umum dilakukan di Afrika, Timur Tengah dan Asia. Diperkirakan hingga saat ini 30 negara masih sering mempraktikkannya.
Dalam prosedur ini, menusuk, memotong, melepas atau menjahit sebagian alat kelamin luar perempuan dilakukan. Sunat pada anak perempuan menjadi bagian dari budaya di negara tertentu.
Berbeda dengan sunat pada anak laki-laki, faktanya sunat pada anak perempuan tidak memberikan manfaat kesehatan dan justru menyebabkan masalah kesehatan langsung maupun jangka panjang. Masalah psikologis, ginekologi, seksual dan kesehatan sangat mungkin terpengaruh.
Sunat pada anak perempuan sebagian besar dilakukan sebagai bagian dari budaya, tradisi sosial, serta praktik religi. Bagi beberapa budaya, sunat pada anak perempuan dikaitkan dengan keperawanan dan kesetiaan selama pernikahan. Rusaknya alat kelamin membuat perempuan tidak memiliki peluang melakukan hubungan seksual terlarang karena menurunnya libido.
Baca Juga: Manfaat Kesehatan Yang Diperoleh Jika Sudah Disunat
Dampak Negatif Sunat pada Anak Perempuan
Seperti yang telah disebutkan bahwa sunat pada anak perempuan tidak memberikan manfaat kesehatan apa pun. Sebaliknya, prosedur non-medis ini dapat memberikan dampak langsung maupun jangka panjang, antara lain:
- Rasa sakit yang parah
- Perdarahan
- Syok
- Infeksi
- Jaringan parut dan kista
- Tersumbatnya aliran urine
- Inkontinensia urine
- Infeksi saluran kemih berulang
- Infeksi panggul
- Meningkatnya risiko infertilitas
- Hubungan seksual yang menyakitkan
- Berkurangnya kenikmatan seksual
- Sindrom stres pasca trauma
- Depresi
- Isolasi sosial
- Kesulitan melahirkan
- Kecemasan kronis
- Kematian
Baca Juga: Sunat Saat Dewasa: Ketahui Manfaat dan Resikonya
Karena risiko kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang yang cukup serius, sebagian besar praktik sunat pada anak perempuan telah dilarang. Beberapa negara, bahkan menetapkan praktik ini sebagai prosedur ilegal yang pelakunya bisa dikenakan sanksi hukuman.
Terkait dengan kondisi kesehatan area genital anak perempuan, jangan ragu mendiskusikannya dengan dokter anak untuk mencegah risiko kesehatan yang tidak diinginkan.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
Better Health. Female genital cutting or circumcision (FGC). Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/female-genital-mutilation-fgm
NHS UK (2022). Circumcision in boys. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/circumcision-in-boys
Mayo Clinic (2022). Circumcision (male). Available from: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/circumcision/about/pac-20393550
CDC (2020). Female Genital Mutilation/Cutting (FGM/C). Available from: https://www.cdc.gov/reproductivehealth/womensrh/female-genital-mutilation.html
Alex Novakovic (2017). What is female genital mutilation?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/241726