Masa remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa, yang biasanya berlangsung di usia 10-19 tahun. Ada banyak perubahan di masa remaja ini, salah satunya adalah perubahan fisik dan penampilan yang seringkali memengaruhi kepercayaan diri anak.
Pada masa remaja awal, anak mengalami pubertas di mana remaja laki-laki memiliki pertumbuhan tinggi badan yang lebih cepat, perubahan suara, pertumbuhan rambut di area tertentu seperti di atas mulut, di bawah lengan dan area genital, pembesaran buah zakar.
Demikian pula dengan remaja wanita, payudaranya mulai berkembang, rambut mulai tumbuh di bawah ketiak dan area genital, serta mengalami menstruasi.
Apa yang Menyebabkan Remaja Menjadi Pemalu?
Hampir semua remaja umumnya mulai merasa malu ketika dekat dengan lawan jenis akibat berkembangnya rasa ketertarikan secara seksual. Sebagian berhasil mengatasi malunya dan memiliki kepercayaan diri untuk berhadapan dengan orang lain. Sayangnya, tidak semua remaja memiliki kepercayaan diri tersebut.
Hal yang normal apabila remaja menjadi pemalu dan berusaha menghindari orang lain atau bertemu banyak orang. Perihal genetika tampaknya berperan cukup besar dalam menentukan seberapa besar rasa malu pada diri seorang remaja. Remaja yang memiliki orang tua pemalu cenderung tumbuh menjadi remaja pemalu.
Faktor lain yang memengaruhi remaja menjadi sosok pemalu yaitu pengalaman hidup. Remaja yang ketika anak-anak sering dilarang melakukan ini dan itu, tidak berani mengemukakan pendapat, jarang melakukan interaksi sosial atau beraktivitas di luar rumah cenderung akan tumbuh menjadi remaja pemalu.
Hal ini berlaku yang sama ketika orang tua bersikap over protektif pada anak.
Strategi Meningkatkan Kepercayaan Diri Remaja Pemalu
Memarahi anak yang pemalu tidak akan mengubahnya secara tiba-tiba menjadi remaja yang supel dan berani berbicara di tengah banyak orang. Apa yang harus dilakukan oleh orang tua adalah membantu membangkitkan kembali rasa percaya dirinya.
Strategi ini mungkin akan sangat bermanfaat untuk membantu remaja yang pemalu:
-
Berikan kesempatan berbicara
Anda bisa memberikan anak kesempatan berbicara pada orang lain, misalnya ketika hendak memesan makanan atau minuman. Bila biasanya Anda yang mengatur pemesanan, maka biarkan anak melakukannya.
Hal ini mungkin sederhana, namun dapat meningkatkan keberanian anak memulai berbicara.
-
Bantu menemukan talentanya
Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan oleh anak, misalnya main sepak bola, bergabung dalam klub membaca atau klub berenang, dan lain sebagainya. Anak Anda mungkin memiliki talenta khusus, namun malu untuk mengungkapkannya.
Bantu ia menemukan talentanya, bahas bersama anak kegiatan apa yang ingin dicobanya. Bila gagal, tidak apa-apa, tetap berikan semangat sampai anak menemukan hal yang paling disenanginya.
-
Ajak bertemu orang baru dan terlibat dalam sebuah kegiatan
Menghadiri acara atau kegiatan sangat sulit bagi remaja pemalu, namun dengan sering melakukannya maka semakin lama ia akan semakin senang.
Anak juga mungkin akan menolak saat diajak terlibat dalam sebuah acara atau kegiatan secara mandiri, Anda bisa mendampinginya terlebih dahulu sampai ia menemukan keberanian untuk melakukannya.
Bertemu dengan orang baru akan memberikan lebih banyak pengalaman pada anak remaja, sehingga ia bisa meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya dirinya.
-
Berikan pujian
Jangan pelit memberikan pujian ketika anak berhasil menghadapi rasa malunya. Tekankan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan mereka sudah menunjukkan bahwa mereka berhasil. Tekankan bahwa Anda percaya pada kemampuannya dan akan berhasil pula di lain waktu.
-
Ajarkan anak untuk lebih berani
Anak mungkin terkadang malu untuk mengungkapkan perasaan atau berbicara mengenai perasaannya. Anda bisa menjadi teladan baginya ketika berbicara dengan orang lain.
Bawa anak mengikuti kegiatan Anda saat harus bertemu banyak orang, dengan demikian mereka bisa melakukan pengamatan dan belajar langsung dari Anda.
Ada kemungkinan bahwa anak remaja Anda bukan pemalu, melainkan mengalami fobia sosial. Anda bisa mengamati dari ciri fisiknya, ketika mereka berkeringat, tidak banyak berekspresi atau gemetar ketika berbicara di depan orang.
Pada kondisi fobia sosial yang parah, anak juga sangat mungkin mengalami tekanan tinggi ketika harus berhadapan dengan banyak orang, sehingga Anda bisa mengajaknya untuk mendapatkan terapi kognitif dan jangan membiarkan gejalanya semakin memburuk.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Amy Morin, LCSW (2021). Help a Shy Teen Build Self-Confidence. Available from: https://www.verywellfamily.com/how-to-help-a-shy-teen-build-self-confidence-2611009
Carl E Pickhardt, Ph.D (2011). Adolescence and Shyness. Available from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/surviving-your-childs-adolescence/201106/adolescence-and-shyness
Olivia Guy-Evans (2022). Social Anxiety in Teens: Signs, Symptoms, and How to Help. Available from: https://www.simplypsychology.org/social-anxiety-in-teens.html
WHO. Adolescent health. Available from: https://www.who.int/health-topics/adolescent-health#tab=tab_1