• Beranda
  • ibu-dan-anak
  • Jangan Mengguncang Bayi Terlalu Keras, Ini Bahayanya Shaken Baby Syndrome

Jangan Mengguncang Bayi Terlalu Keras, Ini Bahayanya Shaken Baby Syndrome

Jangan Mengguncang Bayi Terlalu Keras, Ini Bahayanya Shaken Baby Syndrome
Credit: Freepik. Mengguncang bayi terlalu keras dapat menyebabkan cedera kepala.

Bagikan :


Siapa yang tidak gemas dengan gerak-gerik bayi yang sedang tertawa? Terlebih lagi bayi sangat senang jika diayun dan digendong. Semakin diayun, maka bayi akan semakin sering tertawa.

Namun Anda perlu berhati-hati saat mengayun si kecil. Terlalu kencang mengayun atau menggendong si kecil dapat memicu terjadinya shaken baby syndrome yang berbahaya bagi saraf bayi.

 

Apa Itu Shaken Baby Syndrome?

Shaken baby syndrome adalah kondisi trauma pada kepala bayi akibat guncangan yang terlalu keras. Guncangan ini dapat terjadi ketika bayi diayun atau diguncang terlalu keras, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.

Sindrom ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dan gangguan saraf pada anak akibat kekerasan. Dilansir dari laman IDAI, sebesar 95% cedera otak dan 64% cedera kepala pada anak berusia kurang dari 1 tahun disebabkan oleh tindakan kekerasan pada anak, salah satunya adalah mengguncang kepala bayi terlalu keras.

Shaken baby syndrome dikenal juga dengan abusive head trauma, shaken impact syndrome atau inflicted head injury. Sindrom ini dapat merusak perkembangan sel otak bayi dan mencegah otak mendapatkan oksigen secara optimal. Jenis kekerasan ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan menyebabkan kematian.

Baca Juga: Bumil Gemar Minum Alkohol, Waspada Risiko Fetal Alcohol Syndrome pada Bayi

 

Gejala Shaken Baby Syndrome

Tanda-tanda bayi mengalami guncangan keras akibat shaken baby syndrome antara lain:

  • Lebih rewel dari biasanya
  • Sulit untuk bangun atau terjaga
  • Memiliki masalah pernapasan
  • Tidak mau makan atau menyusu
  • Muntah-muntah
  • Kulit kebiruan atau pucat
  • Kejang
  • Mengalami kelumpuhan
  • Koma

Pada kasus ringan, si kecil umumnya tidak menunjukkan perubahan sikap setelah diguncang. Namun setelah beberapa lama, Anda dapat melihat perubahan perilaku dimana anak akan terlihat lebih lesu.

Shaken baby syndrome umumnya sulit dilihat dengan gejala atau tanda fisik seperti perdarahan otak dan mata, kerusakan sumsum tulang belakang hingga patah tulang rusuk hingga kaki.

Baca Juga: Busui Terinfeksi Hepatitis, Bolehkah Menyusui Bayinya?

 

Penyebab Shaken Baby Syndrome

Perlu diketahui oleh orang tua dan dewasa bahwa sindrom shaken baby syndrome dapat terjadi akibat mengayun bayi terlalu kencang baik secara sengaja maupun tidak. Apapun gerakan mengguncang bayi yang terlalu keras dapat memicu terjadinya shaken baby syndrome.

Bayi yang baru lahir dan berusia di bawah 6 bulan memiliki otot leher yang lemah sehingga belum mampu menyangga kepalanya sendiri. Karenanya, ketika Anda menggguncang bayi dengan keras, hal ini dapat menyebabkan otak bergerak maju mundur lalu menyebabkan perdarahan atau memar di kepala bayi.

Dilansir dari WebMD, shaken baby syndrome sering kali terjadi akibat orang tua, pengasuh atau kerabat lainnya mengguncang dan mengayunkan bayi ke udara. Hal ini juga dapat dipicu kesengajaan seperti ketika orang tua atau pengasuh merasa kesal, frustasi dan marah karena bayi rewel.

Beberapa bentuk kegiatan yang bisa menyebabkan shaken baby syndrome antara lain mengguncang bayi dengan keras, melempar atau menjatuhkan bayi dengan sengaja, membenturkan kepala atau leher ke benda tumpul.

 

Pencegahan Shaken Baby Syndrome

Untuk mencegah shaken baby syndrome, sebaiknya hindari bermain dan bercanda bersama bayi dengan cara mengayunkan bayi pada lengan atau anggota tubuh lainnya. Hindari juga melempar tubuh bayi meskipun bayi terlihat senang.

Jelaskan informasi ini kepada pengasuh, keluarga terdekat atau kakak dan anak yang lebih besar. Pilihlah pengasuh anak yang dapat dipercaya serta tidak meluapkan emosi dengan cara negatif pada anak. Pastikan pengasuh anak mengetahui bahaya shaken baby syndrome dan mampu menghindari perilaku tersebut.

 

Jika bayi mengalami gejala shaken baby syndrome, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Anda juga dapat memanfaatkan fitur telekonsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa di unduh di Play Store atau App Store

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 20 Juli 2023 | 04:35

IDAI. Shaken Baby Syndrome. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/shaken-baby-syndrome

Kids Health. Abusive Head Trauma (Shaken Baby Syndrome). Available from: https://kidshealth.org/en/parents/shaken.html

Mayo Clinic. Shaken Baby Syndrome: Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shaken-baby-syndrome/symptoms-causes/syc-20366619

 

Bonvissuto, D. (2020). Shaken Baby Syndrome. Available from: https://www.webmd.com/parenting/baby/shaken-baby-syndrome#