Perkembangan anak selalu membuat orang tua takjub. Dengan memantau perkembangan anak, orang tua dapat memberikan stimulasi agar tumbuh kembang anak dapat berjalan optimal. Begitu juga dengan penglihatan anak, orang tua dapat mengajarkan anak mengenai nama-nama warna.

Namun, sejak usia berapa anak bisa mengenal warna dan bagaimana cara memperkenalkan warna pada anak?

Kapan Bayi Bisa Melihat Warna?

Kemampuan bayi mengenali gelap dan terang sebenarnya sudah berlangsung sejak di dalam kandungan. Memasuki usia kehamilan trimester akhir, bayi mampu mengenali cahaya dan merespon jika terkena cahaya.

Itulah sebabnya, jika Anda menyorot perut ibu hamil pada usia kehamilan di atas 31 minggu dengan cahaya atau senter yang kuat, terkadang si kecil akan bergerak sebagai respon terhadap sinar yang ia terima.

Banyak yang beranggapan bahwa bayi saat lahir hanya dapat melihat warna hitam dan putih. Namun dilansir dari Healthline, bayi sejak lahir sebenarnya bisa membedakan warna, namun otak bayi belum dapat menerjemahkan warna tersebut dengan jelas seperti ketika memasuki usia dewasa.

Sejak lahir, bayi sudah dapat mengenali warna merah dan kemampuan ini akan terus membaik seiring pertumbuhan anak. Dilansir dari American Optometric Association (AOA), pada usia 5 bulan bayi dipercaya sudah mampu mengenali warna dengan baik. Hanya saja, ia belum mampu menunjukkan kemampuannya tersebut.

Menurut Baby Center, baru pada usia 18 bulan bayi bisa menunjukan kemampuannya untuk mengenali masing-masing warna. Hal ini bersamaan dengan kemampuannya membedakan bentuk, ukuran dan tekstur benda.

Menginjak usia 3 tahun, kemampuan bayi mengenali warna sudah semakin baik dan sudah mampu menyebutkan setidaknya satu warna yang ia ketahui. Pada usia tersebut, ia sudah dapat mengenali warna dan bentuk seperti “bola merah” atau “segitiga kuning”.

Tips Memperkenalkan Warna pada Anak

Setiap anak memiliki kemampuan mengenal warna yang berbeda-beda. Namun Anda bisa melatih kemampuan anak agar kemampuannya mengenal warna semakin baik. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan antara lain:

1. Menyajikan makanan yang berbeda warna

Anak akan mengenal warna lebih cepat jika Anda memperkenalkannya melalui makanan sehari-hari. Misalnya, Anda bisa menyajikan pisang sambil menyebut warnanya dengan “pisang kuning” atau “brokoli hijau” dan “wortel oranye”. Dengan begitu, anak akan lebih mudah mengenal warna sekaligus bentuk dan tekstur makanan.

2. Menggunakan cat air

Anak-anak usia balita umumnya senang bereksperimen dengan warna. Anda bisa mengenalkan warna menggunakan cat air untuk bermain finger print, melukis, mewarna dan mencampur warna. Saat bermain dengan cat air atau alat mewarna lainnya pastikan Anda mendampingi si kecil untuk mencegah risiko si kecil menelan alat warna tersebut.

3. Mengenalkan lewat mainan

Mainan anak biasanya mengandung warna primer yang mencolok seperti merah, kuning, dan biru. Warna-warna tersebut bertujuan untuk merangsang penglihatan anak dan melatih kemampuan anak mengenal warna.

Pilih mainan dan buku-buku anak yang memiliki beragam warna agar mudah menarik perhatian anak. Sambil mengajak anak bermain, Anda bisa mengenalkan anak pada warna-warna lain yang belum ia kenal.

4. Ajak anak menghabiskan waktu di alam

Alam menyajikan beragam warna. Anda dapat mengajak anak untuk bermain di luar rumah sambil belajar mengenal benda dan warnanya. Misalnya, Anda dapat mengenalkan warna tanah adalah cokelat, daun berwarna hijau, dan warna-warni bunga. Dengan cara tersebut Anda juga akan melatih anak untuk mengenal dan mencintai alam.

Setiap anak belajar sesuai perkembangan kecerdasannya masing-masing. Tak perlu khawatir jika si kecil masih sering salah menyebut warna ketika berusia 2-3 tahun. Namun jika Anda menduga si kecil mengalami gangguan mengenal warna seperti buta warna parsial atau total, maka sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!