Tetanus memang bukan penyakit yang bisa menular seperti influenza, namun penyakit ini tergolong penyakit parah yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini menyebabkan kontraksi otot pada rahang dan leher, yang membuatnya dikenal sebagai penyakit lockjaw.
Tetanus bisa menginfeksi siapa saja, dari bayi hingga orang dewasa. Gejalanya muncul secara perlahan setelah masa inkubasi berakhir, namun kian lama akan memburuk.
Bagaimana Anak-Anak Bisa Terinfeksi Tetanus?
Tetanus disebabkan oleh bakteri beracun yang disebut Clostridium tetani. Bakteri ini dapat bertahan hidup di dalam tanah dan juga kotoran hewan yang dengan mudah ditemukan di sekitar lingkungan Anda.
Ketika racun dari bakteri Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh melalui luka, maka seketika racunnya akan menyebar ke seluruh sistem saraf otak dan juga sumsum tulang. Racun ini mengganggu aktivitas saraf, terutama saraf yang bertugas mengirimkan pesan ke otot.
Anak-anak berisiko tinggi terinfeksi tetanus sejak lahir. Misalnya ketika tali pusat bayi lahir yang terkontaminasi atau tinggal dan bermain di area yang sanitasinya sangat buruk.
Baca Juga: Mengenal Serba-Serbi Infeksi Tetanus
Masa Inkubasi dan Gejala Tetanus
Pada bayi, masa inkubasi infeksi tetanus berkisar 3 hari hingga 2 minggu, sedangkan pada anak-anak berkisar 3 hari hingga 21 hari. Setelah masa inkubasi berakhir, perlahan gejalanya akan semakin berkembang.
Gejala tetanus adalah sebagai berikut:
- Demam
- Berkeringat
- Kesulitan menelan
- Kekakuan pada rahang
- Kekakuan pada perut dan otot punggung
- Kontraksi otot wajah
- Detak jantung yang cepat
- Rasa sakit akibat kekakuan otot wajah yang menyebabkan kesulitan bernapas
Manfaat dan Jadwal Vaksin Tetanus
Selain kekakuan otot yang terasa menyakitkan, infeksi tetanus dapat berkembang menjadi ganngguan pernapasan, emboli paru, pneumonia, patahnya tulang hingga kematian. Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan tetanus. Obat-obatan yang diberikan selama perawatan hanya membantu mengelola gejalanya saja.
Oleh karena itu, vaksin tetanus sangatlah penting diberikan pada anak, yang diberikan dalam 3 dosis primer dan 2 dosis booster.
Adapun jadwal vaksinasi tetanus pada anak menurut IDAI adalah sebagai berikut:
Vaksin DPT (Vaksin kombinasi difteri, pertusis dan tetanus)
- Dosis 1 diberikan pada usia 2 bulan
- Dosis 2 diberikan pada usia 3 bulan
- Dosis 3 diberikan pada usia 4 bulan
Vaksin ulangan atau dosis booster diberikan pada usia 18 bulan atau di usia 5-7 tahun.
Baca Juga: Benarkah Tertusuk Paku Berkarat Bisa Menyebabkan Infeksi Tetanus?
Vaksin Td (tetanus difteri) atau Vaksin Tdap (tetanus, difteri, pertusis)
Vaksin Td atau TDap adalah vaksin lanjutan yang diberikan sebagai dosis keenam dan ketujuh pada anak yang sebelumnya menerima vaksin DPT atau DPT/Hib. Vaksin ini diberikan ketika anak berusia 10-12 tahun dan 18 tahun.
Vaksin Td diberikan pada anak di atas usia 10 tahun dan orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin tetanus sebelumnya, dan diberi pengulangan setiap 10 tahun sekali.
Selain memberikan perlindungan terhadap infeksi tetanus, vaksin kombinasi tersebut juga melindungi dari infeksi difteria dan batuk rejan (pertusis) yang juga berisiko menginfeksi anak-anak.
Apabila anak melewatkan dosis primer vaksin tetanus, maka sebaiknya Anda membawanya ke dokter atau spesialis anak untuk mendapatkan imunisasi kejar. Imunisasi kejar bermanfaat membantu anak mengejar ketertinggalan imunisasi agar tetap bisa mendapatkan perlindungan dari infeksi penyakit tertentu.
Konsultasikan dengan dokter melalui aplikasi Ai Care bila Anda ingin mendapatkan imunisasi tetanus atau mengejar ketertinggalan dosis vaksin.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina