• Beranda
  • Nutrisi
  • Jenis Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Kembali

Jenis Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Kembali

Jenis Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Kembali
Ilustrasi menghangatkan makanan. Credits: Freepik

Bagikan :


Memanaskan kembali makanan adalah salah satu cara umum yang cukup efektif untuk membantu menghemat dan tidak membuang-buang makanan. Namun, penting untuk diingat bahwa beberapa makanan bisa berbahaya bagi kesehatan jika dipanaskan berulang kali.

Memanaskan kembali makanan bisa berisiko karena dapat mengubah struktur kimia dan memicu pertumbuhan bakteri selama penyimpanan dan pemanasan ulang. Ketika makanan dipanaskan beberapa kali, kandungan nutrisi dan komponen kimianya bisa berubah, serta ada risiko tumbuhnya bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

 

Jenis Makanan yang Sebaiknya Tidak Dipanaskan Kembali

Ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali dengan alasan perubahan struktur kimia dan pertumbuhan bakteri. Makanan tersebut di antaranya:

Nasi

Meskipun terdengar sepele, memanaskan kembali nasi bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius bila tidak dilakukan dengan tepat. Bakteri Bacillus cereus yang biasanya ditemukan di tanah dapat dengan mudah mengontaminasi biji-bijian seperti beras.

Setelah dimasak dan nasi matang, jika dibiarkan pada suhu ruangan lebih dari dua jam, spora Bacillus cereus dapat berkembang biak menjadi bakteri aktif yang menghasilkan racun. Pemanasan ulang tidak selalu dapat menghancurkan racun tersebut, sehingga mengonsumsi nasi yang terkontaminasi bisa menyebabkan keracunan makanan.

Untuk mencegah risiko ini, setelah nasi matang, biarkan dingin sebentar kemudian segera simpan di kulkas dalam waktu dua jam. Hindari memanaskan kembali nasi yang sudah pernah dipanaskan. Pastikan pula memanaskan nasi dengan benar untuk meminimalkan risiko keracunan.

Baca Juga: Ketahui Apa itu Sindrom Nasi Goreng

Ayam

Ayam yang sudah matang bisa menjadi tidak aman dipanaskan kembali karena dapat mengubah struktur protein. Protein yang rusak akibat pemanasan ulang bisa menjadi lebih sulit dicerna oleh tubuh. Ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, mual, atau bahkan diare.

Ayam sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri seperti Salmonella dan Campylobacter, terutama jika tidak dimasak atau dipanaskan dengan benar. Bakteri ini bisa berkembang biak dengan cepat jika ayam yang sudah matang dibiarkan di suhu ruangan terlalu lama.

Meskipun pemanasan ulang dapat membunuh sebagian bakteri, suhu yang tidak cukup tinggi mungkin tidak membunuh semua patogen.

Kentang

Kentang yang dimasak kemudian dibiarkan di suhu ruangan terlalu lama bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini menghasilkan racun yang menyebabkan botulisme, keracunan makanan yang berbahaya.

Bakteri ini memiliki spora yang tahan panas, yang bisa bertahan walaupun kentang dipanaskan kembali. Saat mengalami keracunan bakteri ini, racun akan menyerang sistem saraf dan menyebabkan gejala serius seperti:

  • Kesulitan bernapas
  • Gangguan penglihatan
  • Kelemahan otot
  • Kelumpuhan

Baca Juga: Ciri-Ciri Kentang yang Beracun dan Sebaiknya Tidak Dimakan

Telur

Memasak telur dapat mengubah beberapa kandungan nutrisinya. Protein dalam telur mentah lebih sulit diserap tubuh, sedangkan protein dalam telur matang lebih mudah dicerna.

Beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K tetap stabil setelah dimasak, namun kandungan vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan C mungkin sedikit menurun setelah proses memasak.

Meskipun belum banyak penelitian tentang bagaimana pemanasan ulang telur memengaruhi nutrisinya, pemanasan berulang mungkin tidak mengubah kandungan nutrisi secara signifikan, namun dampaknya lebih terasa pada tekstur dan rasa.

Telur yang dimasak harus disimpan di dalam kulkas dalam waktu dua jam setelah dimasak, untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Salmonella. Memanaskan telur lebih dari sekali perlu dihindari, karena setiap kali dipanaskan ulang, risiko kerusakan tekstur meningkat dan kemungkinan terjadinya kontaminasi bakteri juga lebih tinggi.

Bayam dan sayuran berdaun hijau

Bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya kaya akan kandungan nitrat. Ketika dipanaskan kembali, nitrat bisa berubah menjadi nitrit, yang bersifat karsinogenik jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sebaiknya sayuran berdaun hijau segera dimakan setelah dimasak atau disajikan dingin sebagai salad.

 

Itulah jenis makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan berulang kali. Pastikan untuk menyimpan makanan dengan benar, memanaskan dengan suhu yang tepat dan mempertimbangkan untuk mengonsumsi makanan segera setelah dimasak sehingga tidak perlu memanaskan makanan berulang kali.

Memiliki pertanyaan terkait dengan makanan atau masalah kesehatan? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kami melalui aplikasi Ai Care yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 13 September 2024 | 11:31