Vaskulitis Hipersensitivitas

Vaskulitis Hipersensitivitas
Credit: Medscape.

Bagikan :


Definisi

Vaskulitis hipersensitivitas adalah suatu reaksi terhadap obat, infeksi, atau zat asing tertentu yang menyebabkan timbulnya peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah. Vaskulitis hipersensitivitas paling sering memengaruhi pembuluh darah pada kulit, meskipun juga bisa terjadi pada pembuluh usus, ginjal, dan persendian. Peradangan pada pembuluh darah tersebut dapat menyebabkan penebalan, terbentuknya jaringan parut, dan melemahnya dinding pembuluh darah.

Kondisi peradangan pada pembuluh darah ini terbagi menjadi vaskulitis akut (berlangsung dalam waktu yang singkat), yang dapat berkembang menjadi kronis (bertahan dalam waktu yang panjang) pada beberapa kasus. Vaskulitis hipersensitivitas juga dikenal sebagai vaskulitis leukositoklastik, vaskulitis alergi, dan vaskulitis pada pembuluh darah kecil di kulit (cutaneous small vessel vasculitis).

Vaskulitis hipersensitivitas biasanya merupakan kondisi akut yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah kecil. Jenis vaskulitis ini ditandai dengan adanya peradangan dan kemerahan pada kulit yang terjadi ketika Anda bersentuhan dengan suatu zat pemicu. Pada kulit, dapat ditemui bintik-bintik menonjol berwarna merah atau ungu yang dapat teraba. Sebanyak sepuluh persen kasus vaskulitis hipersensitivitas dapat berkembang menjadi kondisi kronis atau berulang. Vaskulitis hipersensitivitas biasanya terjadi pada orang dewasa, dan jarang terjadi pada anak-anak.

 

Penyebab

Vaskulitis hipersensitivitas dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

  • Reaksi alergi terhadap suatu obat, seperti:
    • Obat antibiotik (terutama penisilin)
    • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri dan peradangan
    • Obat golongan diuretik yang meningkatkan produksi urine
  • Rekasi alergi terhadap benda asing atau zat pemicu alergi
  • Reaksi terhadap suatu infeksi
  • Penyakit autoimun, dimana sel kekebalan tubuh menyerang diri sendiri, seperti:
    • Penyakit lupus eritematosus sistemik (SLE), dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan organ yang luas di tubuh
    • Rheumatoid arthritis, menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada sendi
    • Sindrom Sjögren, peradangan luas di tubuh yang turut disertai dengan kekeringan kelenjar saliva dan kelenjar air mata
    • Penyakit radang usus
  • Kanker
  • Seringkali, penyebab vaskulitis hipersensitivitas tidak dapat ditemukan (bersifat idiopatik)

Vaskulitis hipersensitivitas diduga disebabkan oleh reaksi alergi akibat terbentuknya akumulasi “kompleks imun”. Kompleks imun ini terbentuk dari ikatan antibodi yang melawan benda asing dalam darah, dan kemudian tersimpan di dalam pembuluh darah. Reaksi peradangan kemudian akan aktif dan memengaruhi struktur pembuluh darah di sekitarnya sehingga menimbulkan gejala.

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat mencetuskan risiko timbulnya reaksi alergi sehingga menyebabkan vaskulitis hipersensitivitas, seperti:

  • Usia, kondisi ini biasanya memengaruhi orang yang berusia di atas 16 tahun
  • Reaksi terhadap obat, umumnya obat-obat yang terkait penyakit ini adalah:
    • Antibiotik seperti golongan penisilin dan obat sulfa
    • Beberapa obat tekanan darah, seperti golongan diuretik
    • Fenitoin (obat anti kejang)
    • Allopurinol (obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat)
  • Infeksi bakteri atau virus kronis juga dapat menyebabkan vaskulitis hipersensitivitas, meliputi infeksi
    • HIV
    • Hepatitis B
    • Hepatitis C
    • Infeksi saluran pernapasan atas (terutama infeksi Streptokokus beta-hemolitik)
  • Menderita gangguan autoimun
  • Menderita penyakit radang lain seperti:
  • Menderita penyakit kanker, seperti leukemia
  • Makanan atau bahan tambahan dalam makanan juga dapat memicu reaksi alergi yang menyebabkan vaskulitis

 

Gejala

Pada kasus vaskulitis hipersensitivitas yang disebabkan oleh reaksi obat, gejala biasanya muncul dalam tujuh hingga sepuluh hari setelah terpapar obat. Beberapa orang mungkin mengalami gejala lebih awal, yaitu dua hari setelah konsumsi obat tertentu. Gejala yang mungkin timbul pada vaskulitis hipersensitivitas, antara lain:

  • Munculnya “purpura” yang dapat diraba, yaitu bintik-bintik menonjol yang mungkin tampak berwarna ungu atau merah pada kulit
  • Bintik kulit ini paling sering ditemukan pada daerah kaki, bokong, dan dada
  • Munculnya bintil berair (lepuh) atau biduran pada kulit yang dapat bertahan lebih dari 24 jam
  • Luka terbuka dengan jaringan mati (ulkus nekrotik)
  • Nyeri sendi
  • Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar yang berfungsi membantu melawan bakteri dari aliran darah)
  • Demam ringan
  • Radang pada ginjal (dalam kasus yang jarang terjadi)

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis vaskulitis hipersensitivitas, dokter akan mulai mewawancarai Anda. Dokter akan menanyakan:

  • Gejala-gejala yang Anda alami
  • Sejak kapan gejala dirasakan
  • Di lokasi mana saja gejala muncul
  • Riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh, seperti:
    • Riwayat penyakit lain yang pernah diderita
    • Riwayat alergi sebelumnya
    • Riwayat konsumsi obat-obatan sebelumnya
    • Riwayat infeksi sebelumnya, dll.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat secara langsung ruam atau bintik-bintik yang timbul pada kulit. Dokter juga mungkin meraba ruam untuk menilai apakah bintik-bintik yang muncul dapat teraba (purpura yang dapat diraba). Dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis vaskulitis hipersensitivitas, seperti:

  • Pemeriksaan darah dan urine untuk mencari kelainan sistemik seperti lupus eritematosus sistemik, dermatomiositis (penyakit peradangan langka yang ditandai dengan kelemahan otot dan ruam kulit khas), atau hepatitis C. Tes darah mungkin termasuk:
    • Hitung darah lengkap
    • Laju sedimentasi eritrosit
    • Panel kimia dengan enzim hati (tes fungsi hati) dan kreatinin (tes fungsi ginjal)
    • Antibodi antinuklear (ANA)
    • Faktor reumatik
    • Antibodi sitoplasma antineutrofil (ANCA)
    • Kadar komplemen
    • Krioglobulin
    • Tes hepatitis B dan C
    • Tes HIV
    • Urinalisis
  • Biopsi kulit dapat menunjukkan peradangan pada pembuluh darah kecil

 

Terdapat kriteria yang biasanya digunakan dokter dalam mendiagnosis vaskulitis hipersensitivitas. Jika Anda memenuhi setidaknya tiga dari lima kriteria berikut yang ditetapkan oleh American College of Rheumatology, kemungkinan besar Anda menderita vaskulitis hipersensitivitas, yaitu:

  • Anda berusia lebih dari 16 tahun
  • Anda mengalami gejala berupa “purpura” yang dapat diraba pada kulit
  • Anda memiliki ruam kulit yang terdiri dari bintik-bintik datar dan menonjol pada kulit
  • Anda memiliki riwayat penggunaan obat tertentu sebelum munculnya ruam pada kulit
  • Hasil biopsi ruam kulit Anda menunjukkan bahwa Anda memiliki sel darah putih di sekitar pembuluh darah Anda

 

Tata Laksana

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan vaskulitis hipersensitivitas secara total. Tujuan utama tatalaksana adalah untuk meredakan gejala yang Anda alami. Pada kasus dengan gejala yang ringan, tidak diperlukan perawatan khusus.

Jika vaskulitis hipersensitivitas disebabkan oleh reaksi suatu obat, maka dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk berhenti mengonsumsinya. Namun, Anda tidak boleh berhenti minum obat tanpa rekomendasi dari dokter. Gejala Anda akan hilang dalam beberapa minggu setelah menghentikan obat yang menyebabkan reaksi alergi.

Dokter mungkin akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, terutama jika Anda mengalami nyeri sendi. Jika obat antiinflamasi belum meredakan gejala, dokter mungkin juga akan meresepkan obat kortikosteroid, yaitu golongan obat yang berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan. Penggunaan obat kortikosteroid perlu diawasi dokter karena memiliki sejumlah efek samping, terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, seperti penambahan berat badan, perubahan suasana hati yang tiba-tiba, dan timbulnya jerawat.

Jika Anda memiliki gejala berat yang melibatkan peradangan hebat atau keterlibatan organ lain selain kulit, Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk pengobatan yang lebih intensif.

 

Komplikasi

Berikut merupakan komplikasi yang dapat timbul dari vaskulitis hipersensitivitas, antara lain:

  • Terbentuknya jaringan parut akibat peradangan yang menyebabkan pembuluh darah yang rusak secara permanen
  • Radang pada ginjal atau organ lain (cukup jarang terjadi)

 

Pencegahan

Anda dapat menurunkan risiko terjadinya vaskulitis hipersensitivitas dengan tidak mengonsumsi obat-obatan yang menimbulkan reaksi alergi, dan mengobati penyakit lain yang mungkin berhubungan dengan timbulnya peradangan pada pembuluh darah.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan diri Anda ke dokter jika mengalami keluhan ruam pada kulit setelah konsumsi obat, atau ketika Anda mengalami penyakit atau gangguan lain, yang mengarah ke vaskulitis hipersensitivitas.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 18:51

Horowitz, DM. Hypersensitivity Vasculitis. (2021). Retrieved 18 April 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000874.htm#

Vieugels, RA. Hypersensitivity Vasculitis. (2020). Retrieved 18 April 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/1083719-overview

Watts, R. Hypersensitivity Vasculitis. (2016). Retrieved 18 April 2022, from https://www.vasculitis.org.uk/about-vasculitis/hypersensitivity-vasculitis

Wint, C. Hypersensitivity (Allergic) Vasculitis. (2018). Retrieved 18 April 2022, from https://www.healthline.com/health/allergic-vasculitis