Psikosis Pasca Persalinan

Psikosis Pasca Persalinan

Bagikan :


Definisi

Momen melahirkan dapat membawa banyak perubahan bagi kehidupan seorang ibu, termasuk perubahan suasana hati dan emosi. Beberapa wanita bahkan mengalami stres karena proses adaptasi setelah melahirkan. Banyak faktor yang berperan pada kesehatan mental pasca persalinan.

Psikosis pasca persalinan, atau yang disebut juga post partum psychosis, menjadi gangguan psikologis paling berat yang bisa dialami ibu setelah melahirkan. Gangguan mental ini termasuk jarang dan biasanya terjadi pada 2-3 hari setelah melahirkan.

Psikosis adalah ketika seseorang mengalami gangguan hubungan dengan kenyataan. Pasien psikosis tidak dapat membedakan mana hal yang nyata dan tidak nyata. Mereka dapat berhalusinasi, yaitu melihat, mendengar, merasakan sentuhan, atau mencium bau yang tidak nyata. Mereka juga bisa memiliki delusi atau waham, yaitu keyakinan akan hal yang tidak benar dan tidak nyata serta keyakinannya susah dipatahkan. Gangguan ini bisa sangat berbahaya bagi ibu baru dan bayinya, sehingga memerlukan penanganan medis darurat.

 

Penyebab

Penyebab dari psikosis pasca persalinan belum diketahui dengan pasti. Ditemukan bahwa gangguan ini tetap dapat dialami oleh ibu yang tidak memiliki riwayat penyakit fisik atau penyakit kejiwaan sebelumnya. Dokter memperkirakan bahwa perubahan hormonal yang terjadi sebelum dan sesudah melahirkan dapat memicu gangguan mental ini. Hormon tersebut antara lain hormon estrogen, progesteron, dan/atau hormon tiroid.

Selain itu, banyak aspek kesehatan lain yang juga dapat memengaruhi timbulnya psikosis pasca persalinan, termasuk faktor genetik atau keturunan, budaya, ataupun lingkungan. Kurangnya tidur juga dapat berperan pada timbulnya stres atau gangguan mental pasca persalinan.

 

Faktor Risiko

Risiko psikosis pasca persalinan akan lebih tinggi jika terdapat kondisi berikut:

  • Riwayat gangguan bipolar, skizoafektif, atau skizofrenia
  • Riwayat saudara kandung mengalami psikosis pasca persalinan atau penyakit kejiwaan lainnya seperti gangguan bipolar
  • Memiliki perubahan suasana hati yang cukup berat saat hamil
  • Tidak rutin mengkonsumsi obat psikiatri selama hamil jika sudah memiliki penyakit kejiwaan sebelumnya
  • Riwayat psikosis pasca persalinan saat melahirkan anak sebelumnya

Faktor risiko lainnya adalah:

  • Menjadi ibu pada usia yang masih muda atau remaja
  • Kehamilan yang tidak direncanakan
  • Melahirkan dan memiliki bayi untuk pertama kali
  • Memiliki komplikasi saat melahirkan
  • Bayi memiliki masalah kesehatan saat lahir

 

Gejala

Gejala psikosis biasanya dimulai dengan keluhan tidak bisa tidur dan merasa gelisah atau sangat mudah tersinggung. Gejala-gejala tersebut dapat memberat menjadi:

  • Halusinasi pendengaran, yaitu mendengar hal-hal yang tidak nyata, seperti saran ibu untuk menyakiti dirinya sendiri atau bahwa bayinya mencoba untuk membunuhnya
  • Delusi yang biasanya berhubungan dengan bayi, seperti ada orang lain yang mencoba membahayakan bayinya
  • Disorientasi atau orientasi buruk terhadap tempat dan waktu
  • Perilaku aneh dan tidak biasa
  • Perubahan suasana hati yang cepat dari sangat sedih menjadi sangat energik
  • Pikiran bunuh diri
  • Pikiran untuk melakukan kekerasan, seperti menyakiti bayi

Psikosis pasca melahirkan dapat membahayakan ibu dan bayi. Jika gejala ini terjadi, sangat penting bagi ibu untuk mendapatkan bantuan medis segera.

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis, dokter akan menanyakan jenis gejala dan sudah berapa lama gejala tersebut terjadi. Dokter juga akan menanyakan riwayat gangguan kejiwaan lainnya, seperti:

  • Depresi
  • Gangguan bipolar
  • Gangguan cemas
  • Penyakit mental lainnya
  • Riwayat kesehatan mental keluarga
  • Pikiran bunuh diri atau menyakiti bayi
  • Penyalahgunaan zat

Pasien harus jujur dan terbuka agar dokter dapat memberikan bantuan yang tepat sesuai kondisinya. Dokter akan mengesampingkan kondisi dan faktor lain yang juga dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti perubahan hormon tiroid atau infeksi pasca persalinan. Tes kadar hormon tiroid, jumlah sel darah putih, dan pemeriksaan laboratorium yang sesuai dapat membantu menegakkan diagnosis. Dokter juga akan melakukan skrining depresi.

 

Tata laksana

Psikosis pasca persalinan adalah keadaan gawat darurat. Pasien harus menelepon nomor telepon darurat atau meminta seseorang membawanya ke unit gawat darurat jika mengalami gejala psikosis seperti yang disebutkan di atas. Biasanya, ibu dengan gangguan ini akan dirawat inap sampai suasana hatinya stabil dan tidak lagi berisiko melukai diri sendiri atau bayinya.

Obat-obatan yang diberikan termasuk obat untuk mengurangi depresi, menstabilkan suasana hati, dan mengurangi gejala psikosis. Obat-obatan tersebut meliputi:

  • Antipsikotik untuk mengurangi gejala halusinasi. Contohnya risperidone, olanzapine, ziprasidone, dan aripiprazole
  • Stabilisator suasana hati, seperti lithium, carbamazepine, lamotrigin, dan divalproex sodium

Tidak ada kombinasi obat yang ideal karena pengobatan setiap pasien berbeda-beda. Bahkan, seorang pasien mungkin dapat merespon lebih baik terhadap obat antidepresan atau anti cemas dibandingkan kombinasi obat-obat di atas.

Jika seorang pasien tidak merespon baik terhadap obat-obatan atau membutuhkan perawatan lebih lanjut, terapi kejut elektrokonvulsif (ECT) seringkali sangat efektif dalam mengurangi gejala. Terapi ini memberikan rangsang elektromagnetik dalam jumlah yang terkontrol ke otak. Efeknya akan timbul aktivitas seperti kejang di otak yang membantu "mengatur ulang" ketidakseimbangan yang menyebabkan episode psikosis pada ibu. ECT telah aman digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati depresi berat dan gangguan bipolar.

 

Komplikasi

Psikosis pasca persalinan adalah penyakit serius. Tanpa pengobatan, penyakit ini bisa mengancam jiwa ibu dan bayi, serta memiliki efek negatif pada seluruh keluarga. Kondisi ini memiliki risiko 4% pembunuhan bayi dan 5% risiko bunuh diri. Secara umum, bunuh diri adalah penyebab paling umum kematian ibu selama 1 tahun pertama pasca persalinan.

Studi menunjukkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga kandung mengalami psikosis pasca melahirkan akan lebih berisiko untuk berpikiran bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran bunuh diri, hubungi nomor telepon darurat setempat untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari konselor terlatih. Meskipun ada bahaya tindak kekerasan selama episode psikosis pasca persalinan, namun tidak semua delusi berbentuk kekerasan.

Menyusui dapat menjadi lebih sulit bagi wanita dengan depresi atau gangguan mental setelah melahirkan. Kesulitan dan ketidakpuasan dalam menyusui dapat menyebabkan penyapihan dini. Jika penyapihan dilakukan dengan tiba-tiba, justru dapat memperparah gejala yang dirasakan ibu. 

 

Pencegahan

Ada faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti riwayat keluarga atau genetik. Namun, ada faktor risiko yang dapat dikendalikan. Itu artinya, Anda bisa mencegah psikosis pasca persalinan, dengan cara:

  • Konsultasi dengan dokter tentang risiko dan riwayat kesehatan mental Anda serta riwayat keluarga
  • Rutin periksa kesehatan saat hamil
  • Pelajari tentang kondisi tersebut sehingga dapat mempersiapkan pencegahannya
  • Miliki harapan yang realistis tentang persalinan dan menjadi ibu
  • Bicaralah dengan seseorang jika memiliki perasaan negatif
  • Tidurlah dengan cukup
  • Kurangi stres
  • Pelajari, latih, dan praktikan keterampilan menghadapi masalah dengan cara yang sehat
  • Ajak pasangan saat periksa kehamilan
  • Persiapkan sistem pendukung di sekitar Anda seperti keluarga atau teman yang dipercaya agar mereka dapat membantu dan mendukung
  • Ketahui tanda-tanda psikosis dan pastikan sistem pendukung Anda juga mengetahuinya
  • Pertimbangkan konseling individu dan kelompok untuk mendapatkan dukungan
  • Segera beritahu seseorang jika Anda memiliki keluhan
  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan Anda dan bayi sesuai jadwal

 

Kapan harus ke dokter? 

Psikosis pasca persalinan adalah penyakit mental serius yang harus ditangani sebagai keadaan darurat medis. Keadaan ini dapat memburuk dengan cepat dan membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Kenali gejalanya sedini mungkin karena Anda dapat tidak menyadari jika Anda sedang sakit. Pasangan Anda, keluarga, atau teman harus mengetahui tanda-tandanya sehingga dapat memberikan pertolongan awal.

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda atau orang yang Anda kenal memiliki gejala psikosis pasca persalinan. Anda harus meminta pemeriksaan segera untuk mengetahui kondisi Anda. Telepon nomor darurat jika tidak dapat berkonsultasi langsung dengan dokter atau tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Segera hubungi telepon darurat atau minta diantar ke unit gawat darurat jika pasien memiliki pikiran menyakiti diri sendiri ataupun bayi, serta pikiran bunuh diri. 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 10:27

Joy S. (2019). Postpartum depression. Retrieved 13 February 2022, from https://reference.medscape.com/article/271662-overview#a1

 

Nall R. (2016). Postpartum psychosis: symptoms and resources. Retrieved 13 February 2022, from https://www.healthline.com/health/parenting/postpartum-psychosis

 

Slivinski N. (2020). Postpartum psychosis: what it is and what to do. Retrieved 13 February 2022, from https://www.webmd.com/parenting/baby/postpartum-psychosis-overview#091e9c5e81e1b36e-1-3

 

Vann MR. (2016). What is postpartum psychosis? symptoms, causes, diagnosis, treatment, and prevention. Retrieved 13 February 2022, from https://www.everydayhealth.com/postpartum-psychosis/guide/

 

Murray D. (2020). Understanding postpartum. Retrieved 13 February 2022, from https://www.verywellfamily.com/postpartum-psychosis-4770119#:~:text=you%20need%20it.-,Complications,a%205%25%20risk%20of%20suicide.

 

Raza SK, Raza S. (2021). Postpartum psychosis. Retrieved 13 February 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544304/

 

Postpartum depression. (2018). Retrieved 13 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617

 

Postpartum psychosis. (2020). Retrieved 13 February 2022, from https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/post-partum-psychosis/