Torsio Ovarium

Torsio ovarium merupakan kondisi yang memerlukan penanganan segera.

Bagikan :


Definisi

Torsio ovarium adalah kondisi dimana ovarium (indung telur) terpuntir ke ligamen disekitarnya, ligamen tersebut berfungsi sebagai penahan posisi dari ovarium. Torsio ovarium dapat menyebabkan pembuluh darah pada ovarium dan tuba falopi (oviduk) menjadi terhambat.

Ovarium merupakan organ kecil yang terletak pada perut bagian bawah. Sedangkan, tuba falopi merupakan penghubung antara rahim (uterus) dan ovarium. Pada beberapa kasus, tuba akan ikut terikat dan menyebabkan ovarium membengkak. Apabila hal ini tidak diobati maka akan menyebabkan infeksi dan menimbulkan nyeri yang sangat hebat.

Torsio ovarium dapat terjadi pada hampir seluruh wanita pada semua rentang umur. Namun, 20% dapat terjadi pada wanita yang belum menstruasi, dan 50% terjadi pada wanita yang telah menstruasi. Kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya torsio ovarium, angka kejadiannya mencapai 8-15% pada ibu hamil. 

 

Penyebab

Orang dengan rentang usia 20 sampai 40 tahun merupakan mereka yang sangat mungkin untuk terkena torsio ovarium. Namun, seluruh rentang usia dapat terkena torsio ovarium. Terkadang timbulnya kista atau benjolan (tumor) pada jaringan ovarium dapat menyebabkan ovarium berputar dan terlilit. Benjolan yang besar akan menyebabkan ovarium berputar ke ligamen sekitarnya.

Penyebab lainya adalah ukuran ligamen di sekitar ovarium yang terlalu panjang dari ukuran normalnya. Ligamen yang terlalu panjang dapat menyebabkan torsio ovarium lebih mungkin terjadi. Namun, pada beberapa kasus, penyebab dari torsio ovarium masih belum diketahui.

Baca Juga: Penyakit Kista Ovarium - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana | AI Care (ai-care.id)

 

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih mungkin untuk mengalami torsio ovarium. Berikut ini merupakan faktor risiko torsio ovarium:

  • Memiliki sindrom polikistik ovarium (PCOS)
  • Telah melakukan tubektomi atau ligasi tuba (salah satu metode kontrasepsi)
  • Memiliki ovarium yang lebih besar dari ukuran normal
  • Sedang menjalani pengobatan hormonal, misalnya untuk mengatasi gangguan kesuburan (infertilitas) 
  • Kehamilan
  • Memiliki riwayat terkena torsio ovarium

 

Gejala

Torsio ovarium dapat menyebabkan terlilitnya pembuluh darah. Hal ini dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

  • Nyeri hebat pada panggul atau perut bagian bawah dan bersifat tiba-tiba
  • Kram perut 
  • Mual 
  • Muntah
  • Demam (dapat terjadi jika jaringan pada ovarium mulai mengalami kematian)
  • Perdarahan yang abnormal pada vagina atau adanya cairan seperti keputihan 

Pada beberapa kasus, rasa nyeri atau kram pada perut bagian bawah dapat hilang timbul dalam beberapa minggu. Hal ini dapat terjadi jika ovarium yang terpuntir mencoba kembali lagi pada posisi yang benar. 

Baca Juga: Penyakit Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana | AI Care (ai-care.id)

 

Diagnosis

Dokter akan menegakkan diagnosis torsio ovarium melalui wawancara medis (anamnesa) terkait dengan gejala yang Anda rasakan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan. 

Setelah melakukan anamnesa mengenai gejala dan riwayat penyakit Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa area perut bagian bawah atau pinggul, apakah terdapat nyeri tekan di area tersebut atau adanya benjolan yang teraba. 

Dokter juga akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut ini:

  • Pemeriksaan USG Transvaginal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan alat ke dalam vagina untuk melihat ovarium, oviduk (tuba falopi), dan aliran darah
  • Pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah sel darah putih atau sel darah merah 
  • Pemeriksaan USG Abdomen atau USG Perut. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat organ-organ di dalam perut dan mendeteksi keberadaan suatu tumor (massa) yang bisa menjadi penyebab terjadinya torsio ovarium
  • Pemeriksaan hCG. Kadar hormon hCG yang meningkat dapat menandakan adanya kehamilan. Kehamilan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya torsio ovarium
  • Pemeriksaan CT-Scan atau MRI mungkin dibutuhkan untuk membantu menegakkan diagnosis
  • Laparaskopi diagnostik. Prosedur ini merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat insisi atau sayatan kecil pada perut Anda dan memasukkan kamera yang nantinya berguna untuk melihat kondisi ovarium

 

Tata Laksana

Operasi merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi torsio ovarium. Dokter juga akan memberikan obat untuk meredakan gejala yang Anda alami seperti nyeri perut, mual, dan muntah sebelum ataupun setelah operasi.

Operasi harus dilakukan sesegera mungkin. Jika torsio ovarium tidak cepat diatasi, maka lilitannya dapat menghalangi darah masuk dan jaringan ovarium akan mengalami kematian. 

Operasi yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Laparoskopi. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada perut Anda. Dokter akan memasukkan beberapa alat untuk membebaskan ovarium yang terpuntir. Operasi ini dapat direkomendasikan pada ibu hamil yang mengalami torsio ovarium. 
  • Laparotomi. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan besar di area perut. Dokter akan merekomendasikan prosedur ini jika kondisi ovarium tidak terlihat jelas atau terdapat pendarahan yang hebat. 

Setelah dioperasi mungkin Anda akan dipulangkan dalam waktu beberapa hari. Dokter akan merekomendasikan untuk melakukan kunjungan ulang dan menyarankan Anda untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan dan mengangkat beban yang telalu berat.

Dokter juga akan memberikan obat anti-nyeri untuk menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasca operasi.  

 

Komplikasi

Komplikasi yang paling mungkin dari torsio ovarium adalah nekrosis ovarium. Nekrosis ovarium merupakan kondisi dimana ovarium mengalami kematian jaringan. Kematian jaringan ini dapat terjadi akibat jaringan tidak mendapat suplai darah dalam waktu yang lama.

Jika hal ini terjadi, maka dokter akan melakukan pengangkatan ovarium dan jaringan lainnya yang ikut terdampak. Pengangkatan ovarium dapat memengaruhi kesuburuan seorang wanita, karena ovarium berfungsi untuk menghasilkan dan melepaskan sel telur yang dapat dibuahi dan menjadi janin.    

 

Pencegahan 

Belum ada langkah khusus untuk mencegah terjadinya torsio ovarium, karena sering kali torsio ovarium terjadi secara tiba-tiba. Namun, Anda dapat melakukan beberapa cara, seperti:

  • Mengontrol dan mengobati penyakit yang berisiko menyebabkan torsio ovarium, seperti kista atau tumor ovarium
  • Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter apabila Anda telah melakukan operasi tubektomi atau mempunyai riwayat torsio ovarium sebelumnya
  • Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami nyeri panggul yang hebat dan juga mengalami mual dan muntah yang tidak berkurang dengan pengobatan. Gejala tersebut menandakan Anda sedang dalam kondisi darurat. Jangan tunggu sampai gejalanya reda. Kunjungi dokter segera untuk mendapatkan penanganan. 

Torsi ovarium merupakan keadaan gawat darurat, dan prosedur pembedahan diperlukan segera untuk memperbaikinya. Diagnosis dan pengobatan yang tertunda dapat meningkatkan risiko komplikasi.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 7 Juni 2023 | 14:54

Guile SL, Mathai JK. Ovarian Torsion. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560675/

Rachel Nall. 2023. Ovarian torsion: Everything you need to know. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/322666

Corey Whelan. 2023. What Is Ovarian Torsion?. Available from: https://www.healthline.com/health/womens-health/ovarian-torsion