• Beranda
  • Lifestyle
  • Mengenal Emotional Breakdown pada Anak dan Cara Mengatasinya

Mengenal Emotional Breakdown pada Anak dan Cara Mengatasinya

Credit: Freepik

Bagikan :


Setiap manusia, baik anak-anak maupun dewasa memiliki berbagai macam emosi mulai dari perasaan sedih, senang, takut, dan lain-lain. Banyak orang tua menganggap bahwa anak yang berteriak dan menangis hanya karena keinginannya tidak dituruti. Namun sebenarnya, tangisan dan kemarahan anak bisa jadi pertanda bahwa ia sedang mengalami emotional breakdown. Apa sebenarnya yang dimaksud emotional breakdown pada anak?

 

Perbedaan Emotional Breakdown dan Tantrum pada Anak

Sekilas, emotional breakdown dan tantrum adalah hal yang sama. Keduanya ditandai dengan sikap anak-anak yang menangis dan mudah marah. Namun dilansir dari Child Mind, tantrum dan emotional breakdown adalah dua hal yang berbeda.

Sebenarnya, baik tantrum dan emotional breakdown bukanlah istilah medis. Namun di masyarakat terbentuk pemahaman bahwa tantrum umumnya digunakan untuk menyebut ledakan emosional pada anak seperti marah, menangis, membentak, berteriak karena keinginannya tidak dituruti atau tidak diperhatikan.

Tantrum seringkali terjadi pada anak usia balita ketika mereka belum mampu mengungkapkan perasaannya. Terlebih lagi keterbatasan bahasa dan penguasaan emosi diri yang masih berkembang membuat anak sering mengalami tantrum.

Sedangkan emotional meltdown diartikan dengan anak yang sudah kewalahan dengan perasaannya sendiri. Berbeda dengan tantrum yang diketahui penyebabnya, emotional breakdown seringkali terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Emotional breakdown utamanya dipicu oleh hal-hal yang selama ini membuatnya kesal, marah dan stres. 

Saat anak mengalami emotional breakdown, yang ingin ia lakukan hanyalah melampiaskan emosinya dengan marah, menangis atau berteriak. Perasaan stres atau tekanan lain yang dirasakan dan menyebabkan ia tidak mampu mengatasinya sehingga dilampiaskan dengan amarah tersebut. Beberapa hal yang dapat memicu emotional breakdown di antaranya kelelahan, kurang tidur, bosan, lapar, mengantuk, hingga gangguan kecemasan, tragedi yang baru saja terjadi, autisme dan ADHD.

Anak-anak umumnya belum mengerti bagaimana harus menghadapi stres dan perasaan tidak nyaman yang mereka rasakan. Akibatnya, anak-anak mengekspresikannya dengan marah dan menangis.

 

Mengatasi Emotional Breakdown pada Anak-Anak

Baik tantrum dan emotional breakdown pada anak umumnya ditunjukkan dengan marah, berteriak, dan menangis. Yang perlu diwaspadai pada anak adalah ketika amarah dan perilakunya mulai menyakiti diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Bila si kecil menunjukkan tindak kekerasan seperti melempar barang ke orang lain, menggigit, mencakar, membenturkan kepala ke tembok, maka Anda perlu segera menenangkan si kecil.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan ledakan emosi anak-anak yang sedang emotional breakdown di antaranya:

1. Tetap Bersikap Tenang

Sebelum menenangkan orang lain, maka Anda perlu bersikap tenang terlebih dahulu. Hindari marah, membentak, atau membalas teriakan anak. Jika orang tua tenang maka emosi negatif anak akan lebih mudah untuk diatasi. Apabila emotional breakdown pada anak terjadi di tempat umum maka sebaiknya ajak anak ke tempat yang lebih tenang untuk meredakan emosinya.

2. Cari Tahu Penyebabnya

Penyebab emotional breakdown seringkali tidak diketahui dan sulit diungkapkan anak-anak. Namun sebaiknya orang tua tetap mencoba mencari tahu apa penyebab anak mengalami ledakan emosi tersebut. Tanyakan pada anak apakah ia lelah, lapar, atau ada hal lain yang mengganggunya. Bila penyebab emosi anak diketahui maka akan lebih mudah menenangkannya.

3. Mengajarkan Teknik Relaksasi

Ketika emosi anak meledak-ledak, Anda dapat menenangkannya dengan teknik relaksasi sederhana seperti menarik napas pelan-pelan, lalu mengembuskannya perlahan. Anda juga dapat membantunya menghitung dari 1 hingga 10 hingga anak sudah merasa tenang. Setelah tenang, coba alihkan perhatiannya pada hal lain seperti apakah dia mau minum atau makan makanan kesukaannya hingga ia benar-benar tenang.

Emotional breakdown adalah hal yang wajar terjadi pada usia dewasa dan anak-anak. Umumnya masalah ini akan mereda seiring dengan pertumbuhan anak. Namun jika hal ini berlangsung terus-menerus, tak kunjung membaik dan diiringi tindakan kriminal atau kekerasan maka sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:43

Strautch, I. (2018). How to Avoid an Emotional Meltdown, and What to Do When It Happens Anyway. Available from: https://www.everydayhealth.com/wellness/united-states-of-stress/emotional-meltdowns-why-they-happen-how-prevent-them/

College of Allied Educators. (2019). Understanding Emotional Meltdowns. Available from: https://cae.edu.sg/understanding-emotional-meltdowns/#

Miller, C. Why Do Kids Have Tantrums and Meltdowns?. Available from: https://childmind.org/article/why-do-kids-have-tantrums-and-meltdowns/

WebMD. (2021). Tantrum Red Flags. Available from: https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/child-tantrum-behavior-disorder

WebMD. (2020). Signs of a Nervous Breakdown. Available from: https://www.webmd.com/mental-health/signs-nervous-breakdown#

Kids Health. Temper Tantrums. Available from: https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html