Tak sedikit mitos tentang seputar aktivitas seksual yang beredar di masyarakat. Salah satunya adalah masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Ketika seorang pria mengalami impotensi, hal ini sering kali dikaitkan dengan kebiasaan masturbasi yang dilakukan. Benarkah masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi?

Mengenal Masturbasi dan Disfungsi Ereksi

Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan dengan cara memberi stimulasi pada alat kelamin. Masturbasi dilakukan untuk memberi kepuasan seksual dan bukan termasuk kegiatan yang berbahaya.

Dilansir dari Planned Parenthood, masturbasi adalah cara yang aman untuk mendapatkan kepuasan seksual namun minim risiko tertular penyakit menular seksual atau kehamilan yang tidak direncanakan. Selain itu, masturbasi juga membantu melepaskan endorfin yang membuat Anda menjadi lebih rileks dan membantu meredakan nyeri.

Sementara itu disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan penis mengalami ereksi atau mempertahankan ereksinya ketika ada rangsangan seksual. Meskipun kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya namun hal ini dapat mengganggu penderita dan pasangannya.

Sayangnya, masih banyak orang yang malu membicarakan mengenai masalah masturbasi dan disfungsi ereksi. Padahal disfungsi ereksi bisa menjadi tanda masalah kesehatan lain yang serius. Jika tidak dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat, masalah ini dapat memperparah masalah kesehatan lainnya.

Benarkah Masturbasi Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Hingga kini masih banyak para pria yang beranggapan bahwa masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Namun hal ini ternyata hanya mitos belaka. Dilansir dari Healthline, masturbasi adalah aktivitas seksual yang menyehatkan dan tidak berhubungan dengan gangguan disfungsi ereksi.

Penyebaran mitos masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi diduga berasal dari ketidakmampuan seseorang mengalami ereksi setelah masturbasi. Namun sebenarnya hal ini adalah fase yang normal.

Pria yang baru saja mengalami pelepasan saat masturbasi tidak bisa untuk segera mengalami ereksi. Kondisi ini disebut periode refrakter, yaitu masa pemulihan sebelum pria dapat ereksi lagi setelah ejakulasi. Ketika sudah pulih, maka pria akan dapat melakukan ereksi kembali. Hanya saja masa pemulihan masing-masing pria berbeda-beda.

Hal ini berbeda dengan disfungsi ereksi. Pada disfungsi ereksi, pria sulit mendapat atau mempertahankan ereksi ketika mastubrasi atau berhubungan seks. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, termasuk beberapa di antaranya adalah usia dan masalah kesehatan lainnya.

Masalah kesehatan fisik yang dapat memengaruhi disfungsi ereksi antara lain penggunaan alkohol atau rokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, kondisi kegemukan dan penyakit kardiovaskular.

Kondisi mental yang mengalami stres juga dapat memengaruhi kemampuan organ untuk ereksi. Dalam sebuah penelitian disebutkan orang yang mengalami gangguan depresi mayor dapat mengalami gangguan ereksi termasuk saat masturbasi.

Sehingga, jika Anda curiga mengalami disfungsi ereksi akibat masturbasi, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Kemungkinan ada penyebab lain yang menyebabkan Anda mengalami gangguan disfungsi ereksi, dan bukan disebabkan oleh masturbasi. 

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya seperti kegemukan, penyakit jantung atau gangguan kecemasan. Apabila Anda mengalami disfungsi ereksi berlarut-larut sebaiknya jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.

Dokter dapat merekomendasikan berbagai terapi yang sesuai seperti program penurunan berat badan atau terapi mengatasi gangguan kecemasan untuk mengatasi masalah Anda.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!