Perawatan suntik botox merupakan salah satu perawatan kecantikan yang banyak dilakukan baik pria maupun wanita. Suntik botox biasanya dilakukan untuk membuat wajah tampak awet muda dan bebas kerutan. Di luar manfaat kecantikan, suntik botox juga bisa diberikan untuk menangani berbagai masalah kesehatan seperti menangani keringat berlebih pada ketiak hingga mencegah migrain. Lalu, bolehkah ibu hamil menjalani perawatan suntik botox?
Apa Itu Botox?
Botox yang Anda kenal sebenarnya merupakan nama dagang untuk senyawa botulinum neurotoxin. Senyawa ini merupakan sejenis racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum, bakteri penyebab botulisme. Dalam jumlah sedikit, racun ini dapat dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan tubuh, namun dalam jumlah banyak racun ini dapat membahayakan nyawa.
Di Amerika Serikat, senyawa ini dijual dengan berbagai merek dagang seperti Botox, Dysport, Xeomin dan Jeauveau. Perawatan ini juga dikenal dengan nama neurotoksin dan neuromodulator.
Botox bekerja dengan memblokir sinyal saraf di otot tempat ia disuntikkan. Jika sinyal saraf terhambat, maka otot yang terkena suntikan botox akan kaku untuk beberapa waktu. Kondisi inilah yang akan menyebabkan otot tidak bergerak sehingga tidak terjadi kerutan pada wajah.
Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Suntik Botox?
Selama hamil, ibu hamil bukan hanya perlu memerhatikan asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari namun juga waspada akan gaya hidup atau penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan atau paparan zat kimia diketahui berbahaya bagi perkembangan ibu dan janin.
Hingga saat ini, belum banyak penelitian mengenai efek suntik botox bagi ibu hamil. Sejauh ini penelitian mengenai efek botox baru dilakukan pada hewan dan menunjukkan hasil bahwa racun yang disuntikkan tidak mampu melewati plasenta. Namun hal ini tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Bukti lain bahwa suntik botox aman dilakukan pada ibu hamil berkaitan dengan ukuran molekul dari botox. Ada beberapa indikasi bahwa ukuran molekul toksin kemungkinan sulit untuk melewati plasenta sehingga dianggap aman bagi janin.
Dilansir dari Verywell Family, sebuah penelitian lain pada kelinci menunjukkan bahwa suntik botox menyebabkan janin lahir prematur, berat badan lahir rendah, janin tidak berkembang dengan baik bahkan tidak dapat hidup. Hal ini yang juga mendasari para ahli untuk tidak menyarankan penggunaan suntik botox pada ibu hamil.
Selama belum ada uji klinis yang menunjukkan bahwa suntik botox aman diberikan pada ibu hamil, para dokter dan ahli kesehatan tidak merekomendasikan suntik botox untuk ibu hamil. Terlebih lagi, suntik botox yang banyak dilakukan saat ini merupakan prosedur kosmetik, bukan untuk penanganan medis. Untuk itu, ibu hamil dianjurkan untuk tidak melakukan suntik botox sesuai anjuran dokter.
Perawatan Alternatif Pengganti Botox untuk Perawatan Kecantikan
Jika Anda terbiasa menggunakan botox untuk perawatan kecantikan, bukan berarti selama hamil dan menyusui Anda tidak dapat melakukan perawatan kecantikan. Ada beberapa produk yang bisa Anda gunakan sebagai alternatif pengganti botox yang aman digunakan selama hamil dan menyusui.
Dilansir dari Healthline, Anda bisa menggunakan produk kecantikan lain yang mengandung glycolic acid, lactic acid, hyaluronic acid, atau argireline yang dapat membantu mengurangi kerut halus. Meskipun tidak dapat memberikan efek serupa dengan penggunaan botox, namun kedua produk ini bisa Anda dapatkan di pasaran tanpa perlu resep dokter.
Suntik botox adalah perawatan dengan menyuntikkan racun hasil bakteri untuk menghambat sinyal saraf. Prosedur ini dapat digunakan untuk perawatan kecantikan maupun terapi medis untuk mengatasi masalah kesehatan. Meskipun belum banyak penelitian mengenai bahaya botox bagi ibu hamil namun para ahli tidak menyarankan ibu hamil melakukan suntik botox. Jika Anda sedang hamil dan akan menggunakan suntik botox, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono