Definisi
Instabilitas sendi tumit merujuk pada bagian luar tumit yang tidak stabil sehingga tidak dapat menopang tubuh dan terus berayun ke sisi luar tersebut.
Pergelangan kaki adalah bagian tubuh yang paling sering mengalami cedera akibat aktivitas olahraga. Sekitar 10-30% cedera olahraga umumnya melibatkan pergelangan kaki. Instabilitas sendi tumit bisa terjadi ketika kasus terkilir pada pergelangan kaki tidak diobati dengan baik, sudah berulang-kali terjadi cedera di pergelangan kaki yang sama, atau pemulihan cederanya tidak sempurna. Sekitar 15-20% kasus terkilir pada pergelangan kaki berkembang menjadi instabilitas sendi tumit.
Anda bisa membaca lebih jauh mengenai kondisi terkilir di sini: Sprain - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Penyebab
Angka kasus instabilitas sendi pergelangan kaki cukup tinggi. Umumnya penyakit ini muncul karena pasien pernah mengalami terkilir pada pergelangan kaki yang belum sembuh atau pulih dengan sempurna. Ketika terkilir, ligamen atau jaringan ikat yang terhubung pada tulang-tulang area kaki akan teregang atau bahkan robek.
Pemulihan sempurna diperlukan untuk memperkuat otot di sekitar pergelangan kaki dan melatih ulang jaringan pergelangan kaki yang berperan dalam fungsi keseimbangan. Oleh karena itu, bila pemulihan tidak berlangsung dengan baik, pergelangan kaki bisa terkilir berkali-kali. Ligamen di pergelangan kaki akan semakin lemah setiap kali pergelangan kaki terkilir sehingga menyebabkan instabilitas sendi tumit.
Kegiatan yang paling sering menyebabkan instabilitas sendi tumit adalah:
- Melakukan gerakan yang kurang benar saat berlari, naik dan turun tangga secara cepat, dan bangun dari tempat tidur secara terburu – buru.
- Melangkah atau berlari pada permukaan tanah yang tidak rata.
- Mendarat dengan tidak benar setelah melompat.
- Menginjak atau melakukan kontak dengan lawan main atau orang lain ketika sedang melakukan olahraga (misal sepak bola, bola basket, dan olahraga grup lainnya).
Faktor Risiko
Instabilitas sendi tumit sering dikaitkan dengan cedera yang berkembang karena faktor-faktor tertentu. Beberapa orang memang memiliki kecenderungan untuk terkena instabilitas sendi tumit, terutama bila memiliki faktor risiko berikut:
- Profesi atlet, seperti atlet sepak bola, basket, voli atau penari.
- Tidak melakukan peregangan sebelum olahraga.
- Memakai sepatu hak tinggi atau sepatu yang ukurannya tidak sesuai ketika melakukan aktivitas berat.
- Memiliki tumit yang lemah atau kaku, biasanya karena ada riwayat cedera sebelumnya.
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Gejala
Gejala dari instabilitas sendi tumit dapat bervariasi pada setiap orang, antara lain:
- Pergelangan kaki sering berayun ke satu sisi dan terasa tidak stabil, terutama ketika berjalan pada permukaan tanah yang tidak rata atau saat berolahraga.
- Rasa tidak nyaman dan bengkak yang berlangsung lama di area tumit.
- Nyeri pada bagian luar pergelangan kaki.
- Sulit berjalan atau berdiri.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis dari instabilitas sendi tumit, dokter perlu melakukan beberapa langkah seperti wawancara medis dengan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang agar diagnosis bisa tercapai dengan tepat. Diagnosis dapat ditegakkan oleh dokter umum atau dokter spesialis bedah tulang.
Wawancara Medis
Dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis. Anamnesis adalah proses penggalian informasi pasien dengan menanyakan beberapa pertanyaan penting untuk menggali riwayat pasien. Hal yang lazim ditanyakan dokter untuk mendiagnosis instabilitas sendi tumit adalah:
- Keluhan utama dan keluhan penyerta pasien.
- Sudah berapa lama keluhan tersebut muncul.
- Adakah riwayat cedera sebelumnya, bila ada riwayat cedera dokter akan menanyakan mekanisme serta proses terjadinya cedera tersebut.
- Riwayat pengobatan bila ada.
- Riwayat penyakit sebelumnya.
- Bagaimana aktivitas sehari-hari.
- Apakah ada riwayat penyakit pada anggota keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan memeriksa keadaan umum pasien yakni tekanan darah, laju napas, suhu tubuh, dan nadi pasien. Kemudian dokter akan menilai adanya perubahan cara dan gaya berjalan dari pasien. Pasien bisa diminta untuk berdiri tegak dan akan dilihat apakah ada perubahan dari posisi tumit ketika pasien berdiri.
Selanjutnya, dokter juga akan melakukan perabaan pada kaki pasien untuk mengidentifikasi adanya nyeri, memar, atau bengkak pada tumit pasien. Area kaki akan digerakkan untuk dinilai bila terdapat keterbatasan kemampuan bergerak pada kaki pasien.
Pemeriksaan Penunjang
Selanjutnya dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan penunjang guna membantu menegakkan diagnosis, seperti pemeriksaan x-ray, CT scan, dan MRI.
Tata Laksana
Secara garis besar, tata laksana untuk instabilitas sendi tumit dapat dibagi menjadi dua, yakni prosedur pembedahan dan terapi non operatif. Pemilihan terapi pada pasien akan berdasarkan kondisi pasien, derajat keparahan penyakit dan keputusan pasien.
Terapi Non Operatif
Tata laksana non operatif dapat berupa terapi fisik seperti:
- Peregangan dan pelatihan otot untuk menguatkan otot tumit dan sekitarnya.
- Memperbaiki keseimbangan dan jangkauan kaki dalam bergerak.
- Rehabilitasi untuk melakukan aktivitas agar normal seperti sebelumnya.
Kemudian pasien juga dapat diberikan perawatan penyangga tumit dan kaki untuk menjaga agar tumit dan kaki tidak berubah posisinya, sehingga mampu mencegah adanya komplikasi dan nyeri tambahan. Untuk mengurangi keluhan nyeri dan peradangan yang dialami, dokter bisa meresepkan beberapa obat pereda nyeri dan antiradang.
Prosedur Pembedahan
Pada beberapa kasus, operasi dapat dilakukan oleh dokter spesialis bedah tulang berdasarkan keparahan dari instabilitas sendi tumit dan apakah tubuh pasien memberikan respon yang baik terhadap terapi non operatif. Prosedur pembedahan yang dilakukan umumnya meliputi perbaikan atau rekonstruksi ligamen yang cedera.
Komplikasi
Bila tidak ditangani, instabilitas sendi tumit bisa menyebabkan nyeri tumit berkepanjangan, penurunan kemampuan bergerak pada kaki dan perubahan gaya berjalan secara permanen. Setelah pengobatan, terkadang instabilitas sendi tumit bisa kambuh dan timbul gangguan saraf terkait di area kaki.
Pencegahan
Karena instabilitas sendi tumit sangat berhubungan dengan riwayat terkilir pada pergelangan kaki sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan guna mencegah kondisi instabilitas sendi tumit.
- Menggunakan sepatu yang tepat
Dengan menggunakan sepatu yang tepat ukurannya sesuai dan pas, Anda dapat mengurangi risiko terkena instabilitas sendi tumit karena kaki memiliki dukungan yang pas sehingga mengurangi adanya rongga yang dapat meningkatkan kemungkinan instabilitas sendi tumit.
- Menggunakan penyangga tumit
Bila Anda memiliki riwayat terkilir sebelumnya, menggunakan penyangga tumit akan sangat membantu untuk memudahkan pergerakan kaki dan saat berjalan.
- Melakukan peregangan sebelum aktivitas
Pastikan tumit Anda lentur sebelum melakukan aktivitas, terutama aktivitas yang mengharuskan berjalan untuk waktu yang cukup lama. Hal ini dapat membantu untuk mencegah adanya cedera pada tumit.
- Melakukan latihan kekuatan
Latihan kekuatan boleh dilakukan pada pasien dengan instabilitas sendi tumit, dengan frekuensi yang tepat. Latihan dapat dilakukan setiap minggu untuk melatih otot di sekitar area kaki.
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah ke dokter bila Anda mengalami adanya kesulitan untuk berjalan, tumit yang nyeri, gangguan keseimbangan ketika berjalan, dan kondisi yang menyebabkan anda sering terjatuh dan tersandung setelah melakukan tata laksana non operatif. Anda dapat mengunjungi dokter umum terlebih dahulu atau langsung ke dokter spesialis ortopedi atau bedah tulang.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma