Polimyositis

Polimyositis
Polimyositis adalah salah satu dari kelompok penyakit gangguan otot.

Bagikan :


Definisi

Polimyositis adalah penyakit autoimun dan peradangan kronis yang dicirikan dengan kelemahan otot-otot yang berdekatan dengan bagian pusat tubuh. Seiring perjalanan penyakit yang menjadi semakit berat, otot-otot lain di seluruh tubuh juga bisa ikut melemah.

Penyakit autoimun merujuk pada kondisi sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Polimyositis adalah salah satu dari kelompok penyakit gangguan otot (inflammatory myopathies). Pada polymyositis, terjadi kelemahan otot secara simetris pada kedua sisi tubuh. Umumnya otot-otot yang terkena adalah otot lengan atas, tungkai atas, bahu, panggul dan torso.

Ketika otot teriritasi dan meradang, lama-lama jaringan otot akan hancur sehingga otot menjadi lemah. Hal ini bisa menyebabkan pasien sulit melakukan gerakan yang mudah, seperti naik tangga, berdiri setelah duduk, mengangkat benda atau menggapai benda yang ada di atasnya.

 

Kami juga memiliki artikel mengenai peradangan otot yang bisa Anda baca di sini: Myositis - Definisi dan Penyebab.

 

Penyebab

Penyebab dari polimyositis masih belum diketahui, namun diduga terdapat keterlibatan reaksi autoimun. Sel imun tubuh yang bertugas untuk membunuh zat asing yang memasuki tubuh, malah berbalik menyerang jaringan otot sendiri yang sehat. Terjadi kerusakan pada suatu lapisan di jaringan otot, yang seiring waktu menyebabkan kelemahan otot. Proses autoimun yang kompleks ini dapat menyerang bukan hanya otot rangka, namun seiring waktu bisa menyerang otot-otot lainya di tubuh.

Selain itu, infeksi virus seperti HIV, hepatitis C, atau coxcackievirus juga diduga berhubungan dengan peradangan otot yang terjadi pada penyakit ini.

 

Faktor Risiko

Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko mengalami polimyositis, antara lain:

  • Penyakit ini biasanya menyerang orang-orang yang berusia di atas 20 tahun, paling sering ditemukan pada kelompok usia 31-60 tahun.
  • Wanita dua kali lebih banyak mengalami penyakit ini dibandingkan pria.
  • Polimyositis lebih banyak ditemukan pada ras kulit hitam dibandingkan ras kulit putih.
  • Memiliki penyakit autoimun lain seperti: penyakit celiac pada saluran cerna atau peradangan sendi rheumatoid arthritis.
  • Beberapa obat seperti penurun tekanan darah hidralazin dan golongan ACE inhibitor, antiaritmia procainamide, dan antiepilepsi.

Pada pasien polimyositis, juga bisa ditemukan penyakit-penyakit lain seperti kanker payudara, kanker paru atau kanker usus besar. Hal ini karena adanya polimyositis bisa meningkatkan risiko pasien untuk memiliki kanker sekitar 2-5 tahun setelah diagnosis.

 

Gejala

Kelemahan otot adalah gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien. Polimyositis pertama kali memengaruhi otot-otot yang berada di dekat pusat tubuh, seperti otot leher, bahu, lengan atas, tungkai atau panggul. Kelemahan otot bersifat simetris atau memengaruhi sisi kiri dan kanan tubuh, serta berlangsung secara progresif. Artinya, kelemahan otot bisa berlangsung dalam 3-6 bulan yang lama-lama menjadi berat. Otot-otot lain seperti lengan bawah, pergelangan tangan atau kaki, otot pernapasan dan pencernaan juga bisa terkena seiring perburukan penyakit.

Di bawah ini adalah gejala dan tanda lain yang bisa muncul dari polimyositis, antara lain:

  1. Sulit untuk berdiri setelah duduk, bangkit dari tidur, menaiki tangga atau mengangkat benda.
  2. Nyeri serta kaku pada otot, pada beberapa kasus otot semakin nyeri ketika disentuh.
  3. Kelemahan tubuh.
  4. Demam.
  5. Bila sudah menyerang otot pencernaan, pasien bisa sulit menelan.
  6. Sesak napas bisa terjadi bila otot jantung dan paru ikut melemah.
  7. Detak jantung tidak teratur.
  8. Gangguan sulit menelan bisa menyebabkan penurunan berat badan dan masalah nutrisi.
  9. Jika polimyositis disertai dengan kelainan kulit (dermatomyositis), bisa terlihat ruam kemerahan atau keunguan di sekitar mata, leher, dada atas, siku atau lutut.

 

Dermatomyositis adalah suatu peradangan otot yang dikaitkan dengan masalah kulit yang bisa dibaca di sini: Dermatomyositis.

 

Diagnosis

Ketika pasien datang dan mengeluhkan kelemahan otot, dokter akan bertanya lebih lanjut mengenai keluhan yang dialami secara mendetail, seperti:

  • Sudah berapa lama keluhan dirasakan, dan bagaimana perkembangan keluhan tersebut apakah menjadi meluas atau semakin berat.
  • Apakah ada keluhan lain, contohnya nyeri sendi, ruam kulit, keluhan menelan atau sesak napas.
  • Apakah terdapat kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.
  • Riwayat penyakit pada pasien dan anggota keluarga.
  • Riwayat pengobatannya.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada otot seperti pemeriksaan motorik dan sensorik untuk menilai derajat kelemahan pada otot. Pemeriksaan penunjang dapat membantu menunjang diagnosis, seperti:

  1. Pemeriksaan darah lengkap.
  2. Laju endap darah atau enzim otot kreatin kinase untuk melihat tanda peradangan.
  3. Elektromyografi, pemeriksaan untuk menilai kesehatan otot dan sel saraf. Pemeriksaan ini juga dapat membantu dalam pengambilan sampel jaringan otot untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
  4. Pencitraan seperti MRI, CT scan atau USG dapat membantu menemukan area kerusakan pada otot, dan bila terdapat kanker pada pasien.
 

Tata Laksana

Sampai saat ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan polimyositis sepenuhnya. Tujuan dari pengobatan adalah untuk mengatasi gejala dan mengurangi peradangan yang terjadi. Terapi akan diberikan berdasarkan keluhan, usia, kondisi kesehatan Anda, serta derajat keparahan penyakit.

 

Obat-Obatan

Dokter bisa memberikan obat untuk menurunkan peradangan seperti kortikosteroid. Obat kortikosteroid yang paling sering adalah prednison dan metilprednisolon. Pada kondisi di mana pasien tidak berespon dengan obat-obat tersebut, atau mengalami efek samping berat, dokter bisa memberikan obat immunomodulator, suatu kelas obat yang membantu mengaktivasi dan memulihkan fungsi kekebalan tubuh yang normal. Obat tersebut diharapkan dapat membantu tubuh pasien dalam melawan penyakitnya.

 

Terapi Non-Farmakologi

Penyakit ini umumnya memerlukan evaluasi dari berbagai spesialis, terutama bila kelemahan otot sudah memengaruhi berbagai organ. Terapi fisik bisa dilakukan pada otot yang terkena untuk mencegah agar ukuran otot tidak semakin menyusut. Selain itu, pasien umumnya disarankan untuk melakukan olahraga untuk meningkatkan kekuatan otot di bawah supervisi tenaga terlatih. Perubahan pola makan dengan diet tinggi protein juga bisa disarankan dalam membantu pembentukan otot.

 

Komplikasi

Polimyositis dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi pada polimyositis, yaitu:

  • Gangguan saluran cerna

Polimyositis juga dapat menyerang otot saluran cerna. Ketika otot saluran cerna terganggu maka penderita akan mengalami malnutrisi dan penurunan berat badan. Polimyositis juga dapat mengganggu proses menelan.

  • Gagal napas

Polimyositis juga dapat menyerang otot-otot pernafasan. Pada awalnya penderita akan mengalami kesulitan bernapas. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka penderita akan mengalami gagal napas.

  • Pneumonia aspirasi

Polimyositis dapat menyebabkan kesulitan menelan atau yang sering disebut dengan disfagia. Hal ini bisa membuat penderita sulit menelan makanan, makanan bahkan bisa masuk ke saluran pernapasan dan mengakibatkan infeksi pneumonia.

 

Pencegahan

Sampai saat ini cara untuk mencegah polimyositis masih belum diketahui karena penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Penyakit ini dapat menimbulkan kekambuhan jika pengobatan dihentikan tanpa seizin dokter. Obat seperti steroid juga umumnya harus diturunkan dosisnya secara perlahan dan tidak bisa dihentikan begitu saja. Hindari menghentikan terapi tanpa persetujuan dokter.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda merasakan kelemahan otot dan keluhan polimyositis seperti yang dijelaskan di atas, maka Anda harus mendapatkan pengobatan untuk mencegah penyakit menjadi semakin parah. Semakin cepat pengobatan dilakukan, maka hasil yang didapatkan akan semakin baik. Jika Anda mengalami gangguan bernapas dan sulit menelan, cari bantuan medis pada instalasi gawat darurat untuk mendapatkan penanganan segera.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 15:32

Sarwar, A., Dydyk, A.M., Jatwani, S. (2022). Polymyositis. NCBI Statpearl. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563129/.

Polymyositis (2022). Mayo Clinic. Available at: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polymyositis/symptoms-causes/syc-20353208#.

Polymyositis. John Hopkins Hospital. Available at: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/polymyositis.

Cleveland Clinic Medical Professional. (2019). Polymyositis. Cleveland Clinic. Available at: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12053-polymyositis.