Anda tentu sudah sering mendengar bahaya makan makanan yang diolah melalui proses panjang seperti makanan olahan atau makanan kalengan. Agar hidup lebih sehat, banyak orang yang mengurangi konsumsi makanan tersebut dan menggantinya dengan makan makanan mentah atau minim pengolahan. Namun, benarkah diet raw food terbukti lebih sehat?
Apa Itu Diet Raw Food?
Diet raw food juga sering dikenal dengan istilah raw foodism atau raw veganism. Pola makan ini sebenarnya sudah populer sejak lama, sekitar tahun 1800an namun kembali populer belakangan ini. Konsep diet raw food atau yang juga sering disebut sebagai diet makanan mentah ini sebenarnya tidak benar-benar mengonsumsi makanan mentah.
Dilansir dari Healthline, makanan dianggap mentah jika belum pernah dipanaskan lebih dari suhu 40-48 derajat Celcius. Makanan juga tidak boleh dipasteurisasi, diberikan pestisida ketika ditanam, atau diolah dengan cara apa pun. Mengolah makanan terlalu lama dapat menghancurkan enzim alami yang terkandung dalam makanan dan membuat tubuh bekerja terlalu keras. Tak hanya itu, proses pengolahan makanan yang cukup lama dapat mengurangi kandungan gizi dalam makanan sehingga nutrisi yang diterima tubuh hanya sedikit. Untuk itu, diet ini menganjurkan untuk mengonsumsi makanan dalam bentuk aslinya yang minim pengolahan.
Makanan Apa Saja yang Boleh Dimakan dalam Diet Raw Food?
Namun begitu, orang-orang menginterpretasikan diet raw food dengan cara yang beragam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa diet raw food bisa diartikan dengan makan makanan dimana 75% makanan yang dikonsumsi merupakan makanan mentah, sedangkan sisanya Anda bisa mengonsumsi makanan yang diolah. Sebagian besar diet raw food terdiri dari buah, sayur-mayur, kacang dan biji-bijian.
Beberapa makanan yang bisa dikonsumsi antara lain:
- Semua buah-buahan dan sayuran segar
- Kacang-kacangan, termasuk olahan susu nabati seperti susu almond
- Buah-buahan yang dikeringkan
- Biji-bijian dan kacang-kacangan yang sudah dicuci atau direbus
- Makanan fermentasi
- Rumput laut
- Air kelapa muda
- Daging atau ikan mentah jika suka
Sedangkan beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari antara lain:
- Berbagai bahan makanan yang dimasak dengan suhu tinggi
- Kacang dan biji panggang
- Garam dapur
- Kopi, teh, minuman beralkohol
- Aneka pasta dan pastry, keripik dan makanan olahan lainnya
Benarkah Diet Raw Food Lebih Sehat?
Dilansir dari WebMD, diet raw food dapat membantu menurunkan berat badan karena makanan yang dikonsumsi umumnya berupa buah, sayur, atau kacang-kacangan yang rendah kalori, lemak dan sodium, serta tinggi serat. Selain itu makanan dalam diet raw food juga kaya akan nutrisi seperti vitamin, mineral dan serat. Namun yang perlu diperhatikan adalah pola makan ini cenderung minim protein, kalsium dan vitamin B12. Jika Anda menerapkan diet raw food, kemungkinan Anda perlu mengonsumsi suplemen lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Dari segi proses pengolahan makanan, para ahli berpendapat bahwa memasak makanan sebenarnya juga memiliki bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun mengolah makanan dalam suhu tinggi dapat mengurai berbagai enzim, namun tubuh sudah memproduksi enzim sendiri untuk memproses makanan yang masuk.
Selain itu, memasak makanan juga dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi dan antioksidan lainnya seperti likopen dan beta-karoten. Memasak makanan hingga matang juga membantu menghancurkan bakteri dan senyawa berbahaya dalam makanan seperti lektin dan asam fitat yang dalam jumlah besar dapat menghalangi penyerapan mineral.
Untuk itu, dapat dikatakan bahwa diet raw food tidak dianjurkan untuk kondisi kesehatan tertentu. Namun jika Anda ingin menurunkan berat badan, diet ini bisa Anda coba. Bagi Anda yang ingin mencoba diet raw food sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma