Intermittent fasting atau diet puasa adalah salah satu cara mengatur pola makan yang banyak digunakan untuk menurunkan berat badan. Konsep intermittent fasting sebenarnya cukup sederhana, yaitu membatasi jam makan dalam jangka waktu tertentu agar tubuh dapat membakar lemak lebih efektif. Selain membantu menurunkan berat badan, intermittent fasting juga berkhasiat untuk mengendalikan tekanan darah dan kolesterol.
Saat berpuasa, umumnya masih diperbolehkan mengonsumsi air putih atau asupan cairan lain untuk mencegah dehidrasi. Waktu puasa dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh asalkan memenuhi durasi puasa. Misalnya, ketika menjalankan metode 16:8 seseorang bisa mulai berpuasa pada pukul 7 pagi dan baru mulai makan ketika pukul 11 malam.
Meskipun relatif mudah dilakukan dan menunjukkan hasil yang cepat untuk menurunkan berat badan, namun intermittent fasting memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai, di antaranya:
1. Memicu makan lebih banyak
Berpuasa dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan rasa lapar berlebihan sehingga mendorong orang untuk makan lebih banyak. Hal ini bisa disebabkan oleh naluri alamiah ingin memberi reward setelah tubuh seharian bekerja, dalam hal ini berpuasa. Jika kebiasaan ini terus dilakukan maka dapat memicu gangguan metabolisme tubuh.
2. Sakit kepala dan pusing
Sakit kepala dan pusing adalah reaksi yang paling sering muncul pada orang yang berpuasa, terutama jika berpuasa dalam durasi yang panjang. Sakit kepala yang dirasakan umumnya berada di bagian depan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi ini diduga disebabkan oleh menurunnya kadar gula dalam darah sehingga menyebabkan kepala pusing dan nyeri.
3. Masalah pencernaan
Intermittent fasting juga dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti diare, mual, sembelit dan kembung. Puasa menyebabkan usus menyerap banyak air dari makanan di usus besar sehingga memicu terjadinya sembelit. Kurangnya cairan tubuh juga dapat menyebabkan perut kembung sehingga terasa tidak nyaman. Bagi Anda yang menjalankan diet puasa, jangan lupa untuk memenuhi asupan cairan untuk mencegah tubuh mengalami dehidrasi.
4. Tidak disarankan bagi yang memiliki penyakit lain
Mengurangi asupan makanan dan pembatasan kalori dapat berbahaya bagi orang yang memiliki masalah kesehatan lainnya seperti misalnya diabetes dan masalah penyakit jantung. Pada beberapa pasien yang mengonsumsi obat tekanan darah cenderung rentan dengan ketidakseimbangan mineral dalam tubuh sehingga diet puasa bisa jadi bukan pilihan yang baik untuk menjaga kesehatan.
Intermittent fasting merupakan salah satu metode yang aman untuk menurunkan berat badan. Namun bagi orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu tidak disarankan menjalani diet ini. Untuk itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi sebelum menjalani diet puasa ini agar tubuh tetap mendapat nutrisi yang cukup. Juga penting untuk diingat bahwa hasil intermittent fasting dapat berbeda bagi sebagian orang, tergantung dari asupan nutrisi dan pola aktivitas yang dijalani setiap harinya.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Harvard Health. 4 Intermittent Fasting Side Effects to Watch Out For. Available from: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/4-intermittent-fasting-side-effects-to-watch-out-for?.
Healthline. 9 Potential Intermittent Fasting Side Effects. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/intermittent-fasting-side-effects.
Medical News Today. A guide to 16:8 intermittent Fasting. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/327398
Healthline. 6 Popular Ways to Do Intermittent Fasting. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/6-ways-to-do-intermittent-fasting