Kopi mengandung kafein, yaitu senyawa alami yang memiliki sifat stimulan. Kafein dapat merangsang sistem saraf pusat, menghasilkan efek seperti peningkatan kewaspadaan, konsentrasi, dan energi. Setelah minum kopi, Anda akan menjadi lebih fokus dan terjaga.
Namun, bila Anda berhenti minum kopi atau mengurangi asupan kafein secara tiba-tiba setelah sebelumnya membiasakan diri minum kopi, maka Anda mungkin mengalami caffeine withdrawal (putus kafein). Seperti apa gejala putus kafein dan bagaimana cara mencegahnya?
Gejala Caffeine Withdrawal (Putus Kafein)
Caffeine withdrawal atau putus kafein adalah serangkaian gejala yang dialami ketika Anda yang secara rutin mengonsumsi minuman berkafein, menghentikan konsumsi kafein atau mengurangi asupan kafein secara tiba-tiba. Gejala ini bisa muncul karena tubuh telah terbiasa dengan efek stimulan kafein. Oleh karena itu, ketika tiba-tiba tidak ada lagi kafein di tubuh, tubuh perlu beradaptasi terhadap perubahan ini.
Adaptasi tubuh terhadap perubahan konsumsi kafein bisa menyebabkan beberapa gejala putus kafein seperti berikut:
Sakit kepala
Sakit kepala adalah salah satu gejala yang paling umum ditemukan terkait putus kafein. Gejala ini bisa dirasakan secara perlahan, sering digambarkan sebagai sakit kepala berdenyut dan kadang terasa berat.
Kafein memiliki efek konstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Diduga ketika seseorang mengurangi atau berhenti minum kopi secara tiba-tiba, pembuluh darah yang sudah menyempit tersebut akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke pembuluh otak. Perubahan mendadak ini bisa menyebabkan sakit kepala seiring adaptasi otak dengan peningkatan aliran darah.
Namun begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut apakah mengenai teori di atas. Kafein sendiri adalah salah satu zat yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala.
Kelelahan
Beberapa orang mungkin merasa lebih lelah dan tidak berenergi setelah mengurangi atau menghentikan asupan kafein secara mendadak. Kelelahan ini mungkin muncul karena kebiasaan mengonsumsi kafein yang memberikan perasaan waspada dan energi. Tanpa perasaan tersebut persepsi terhadap energi mungkin berubah.
Kecemasan
Beberapa orang mungkin merasakan gejala kecemasan lebih intens saat mengalami putus kafein. Gejala ini banyak dilaporkan ketika seseorang berhenti mengonsumsi kafein secara rutin. Tubuh bisa bergantung dengan kafein secara fisiologis dan psikologis, sehingga hilangnya asupan kafein bisa memberikan perasaan cemas.
Kesulitan berkonsentrasi
Kesulitan berkonsentrasi menjadi salah satu gejala umum terkait putus kafein. Efek stimulan kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Begitu konsumsi kafein dihentikan atau dikurangi secara tiba-tiba, maka ada perubahan reaksi kimia otak yang mengakibatkan penurunan fokus dan kesulitan berkonsentrasi.
Tremor tangan
Tangan yang gemetar atau tremor menjadi salah satu gejala yang mungkin dialami ketika seseorang memiliki ketergantungan serius pada kafein kemudian menghentikan konsumsinya secara tiba-tiba.
Selain gejala di atas, Anda juga mungkin mengalami penurunan suasana hati, mudah tersinggung, dan juga perasaan tidak berenergi sebagai gejala lain putus kafein.
Baca Juga: Selain Kopi, Minuman Ini Tinggi Kandungan Kafeinnya
Cara Mencegah Caffeine Withdrawal
Alih-alih menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba, sebaiknya kurangi asupan kafein secara bertahap dalam beberapa hari atau minggu. Tubuh perlu beradaptasi perlahan bila Anda ingin berhenti minum kopi.
Selain itu, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi intensitas gejala putus kafein:
- Sadari berapa banyak konsumsi kafein Anda setiap hari tidak hanya dari kopi, namun juga dari minuman lain seperti teh, minuman ringan, atau minuman berenergi
- Miliki pola tidur yang teratur dan cukup sehingga dapat mengurangi gejala kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi
- Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum cukup air agar dapat meredakan gejala sakit kepala
- Miliki pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi agar dapat membantu tubuh dalam menghadapi perubahan konsumsi kafein
- Berolahraga secara teratur agar dapat membantu meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan membantu tubuh beradaptasi terhadap perubahan konsumsi kafein
- Hindari stres berlebih yang justru dapat memperburuk gejala putus kafein, coba teknik relaksasi seperti yoga atau teknik pernapasan untuk mengurangi stres
Baca Juga: Kopi Decaf, Benarkah Lebih Sehat dari Kopi dengan Kafein?
Apabila Anda merasa memiliki ketergantungan serius terhadap kafein dan khawatir akan gejala putus kafein yang dialami, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka bisa memberikan panduan dan saran agar Anda bisa berhenti atau mengurangi konsumsi kafein dengan aman.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait dengan kecanduan kafein atau keinginan berhenti mengonsumsi kopi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma