Perbedaan Anak Stunting dan Pendek

Perbedaan Anak Stunting dan Pendek

Bagikan :


Melihat anak tumbuh dengan tinggi badan di bawah rata-rata dapat membuat orang tua cemas. Pasalnya, salah satu tanda anak mengalami stunting adalah memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh gizi buruk dan dapat memicu berbagai masalah kesehatan lainnya dalam jangka panjang. Menurut para ahli, kondisi ini memiliki perbedaan mendasar dengan anak yang bertubuh pendek.

Perbedaan kondisi stunting dan tubuh pendek

Dilansir dari WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak akibat gizi buruk, infeksi berulang dan kurangnya stimulasi psikososial. Anak-anak dapat dikatakan stunting apabila perbandingan tinggi badan dan usianya (Z Score) berada di bawah standar -2 deviasi dalam kurva pertumbuhan yang sudah ditetapkan oleh WHO.

Sedangkan anak bertumbuh pendek, meskipun sama-sama memiliki tinggi tubuh yang di bawah rata-rata teman seusianya, namun bukan berarti anak ini dalam kondisi tidak sehat. Anak pendek dapat mengejar pertumbuhan tinggi teman seusianya ketika memasuki masa pubertas dan memiliki daya tahan tubuh yang baik dibandingkan dengan anak yang stunting.

Perbedaan mendasar stunting dengan anak pendek adalah stunting merupakan kondisi kronis yang terjadi sejak masa kehamilan. Gangguan pertumbuhan ini bukan hanya menyebabkan anak tumbuh pendek, namun juga memiliki masalah dalam kekebalan tubuh, masalah kecerdasan dan fungsi otak, serta kesulitan belajar. Dalam jangka panjang, anak yang stunting juga memiliki risiko mengalami penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan lain-lain.

Perbedaan penyebab stunting dan anak pendek

Meskipun sama-sama bertubuh pendek, namun stunting dan tubuh pendek disebabkan oleh hal yang berbeda. Dilansir dari Healthline, anak pendek disebabkan oleh hal berikut:

  • Genetik, jika orang tua anak pendek maka anak juga cenderung memiliki tinggi tubuh yang pendek
  • Constitutional delay of growth and puberty, yaitu keterlambatan pertumbuhan dan pubertas. Umumnya kondisi ini membuat anak tumbuh agak terlambat di usia 2 hingga 3 tahun namun setelah anak selesai pubertas maka tinggi badan anak akan menyamai anak-anak di usianya.
  • Penyakit, beberapa penyakit dapat menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan seperti penyakit endokrin, penyakit kronis (asma, diabetes, penyakit jantung), penyakit genetik, penyakit tulang dan lain-lain.

Sedangkan pada stunting, penyebab utama secara langsung adalah ketidakcukupan nutrisi yang diterima anak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik lingkungan, ekonomi dan sosial yaitu:

  • Gizi buruk pada anak sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dihitung sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun (730 hari)
  • Minimnya akses ibu pada makanan yang sehat dan bergizi
  • Kondisi kesehatan ibu di masa sebelum kehamilan termasuk kondisi kesehatan mental ibu
  • Jarak kelahiran anak yang pendek
  • Praktik pemberian ASI dan MPASI yang kurang tepat
  • Kurangnya akses ke layanan kesehatan termasuk sanitasi lingkungan tempat tinggal yang buruk
  • Kesejahteraan ekonomi rendah
  • Infeksi berulang

Kondisi stunting dapat terjadi hingga antargenerasi, yaitu anak stunting lahir dari ibu yang kurang gizi. Selain itu, anak stunting juga cenderung akan memiliki anak yang stunting di masa depan. Untuk itu, meski stunting tidak dapat diobati namun dengan peran aktif orang tua dan dukungan pemerintah, diharapkan masayrakat dapat memutus siklus stunting yang terjadi pada masyarakat.

 

Anak yang stunting sudah pasti memiliki tubuh pendek namun anak pendek belum tentu stunting. Untuk memastikan apakah si kecil pendek karena stunting atau pertumbuhan yang tertunda, dibutuhkan pemeriksaan yang lebih rinci. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau tumbuh kembang anak. Apabila si kecil menunjukkan tanda-tanda permasalahan dalam tumbuh kembangnya, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:45

Ha, A. (2019). Everything You Need to Know About Short Stature. Available from: https://www.healthline.com/health/short-stature

WHO. (2015). Stunting in a Nutshell. Available from: https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell

IDAI. (2016). Mencegah Anak Berperawakan Pendek. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek

BKKBN. Stunted dan Stunting. Available from: https://www.bkkbn.go.id/detailpost/stunted-dan-stunting

Beal, Ty. et al. (2018). A Review of Child Stunting Determinants in Indonesia. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6175423/