Belakangan ini diet Mediterania sedang menjadi buah bibir di kalangan pelaku gaya hidup sehat. Diet yang terinspirasi oleh makanan tradisional dari Mediterania ini banyak disebut sebagai diet yang paling sehat. Penasaran seperti apa diet Mediterania dan bagaimana dampaknya bagi kesehatan tubuh? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Apa itu Diet Mediterania?
Diet Mediterania adalah pola makan yang mengadaptasi pola makan penduduk kawasan Mediterania atau Laut Tengah. Diet ini menjadi populer karena adanya temuan bahwa masyarakat kawasan ini memiliki risiko penyakit kardiovaskuler paling rendah. Selain itu diet Mediterania juga dipercaya dapat meningkatkan kualitas tidur dan efektif menurunkan berat badan.
Meskipun diet Mediterania sangat bergantung dari gaya hidup masing-masing negara yang berada di sana, namun secara umum pola makan mereka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsumsi banyak sayur dan buah
Dalam pola diet Mediterania, sayur dan buah mendapat porsi yang cukup banyak, bisa mencapai 5-8 porsi per hari. Seporsi buah dan sayuran yang disajikan sama dengan setengah piring setiap kali makan. Beberapa sayuran yang disarankan antara lain brokoli, tomat, ayam, kangkung, timun. Sedangkan untuk buah, Anda bisa mengonsumsi apel, pisang, jeruk, melon, pir, anggur dan semangka.
2. Ganti minyak dengan minyak zaitun
Bagi pelaku diet Mediterania disarankan untuk mengurangi lemak trans dan lemak tak jenuh termasuk minyak goreng dan margarin. Sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan minyak zaitun untuk mengolah makanan.
3. Perbanyak konsumsi protein
Protein yang dianjurkan dalam diet Mediterania adalah ikan dan seafood seperti salmon, sarden, tuna, udang, kerang, kepiting dan lain-lain. Yang penting juga untuk diperhatikan adalah cara pengolahan protein tidak dengan digoreng melainkan dibakar, dikukus dan direbus.
Diet Mediterania juga membolehkan menyantap protein hewan darat seperti telur, daging merah dan daging ayam. Namun umumnya hanya dalam frekuensi sedang seperti satu kali dalam sehari dalam porsi sedikit atau beberapa hari sekali.
4. Hindari makanan olahan
Salah satu yang khas dari diet Mediterania adalah lebih banyak mengonsumsi bahan-bahan alami dan menghindari makanan olahan untuk konsumsi sehari-hari. Beberapa bahan olahan seperti pasta dengan gandum buatan, sosis, nugget, margarin, dan semua makanan yang diproses tinggi adalah beberapa contoh makanan yang perlu dihindari.
5. Sediakan camilan sehat
Anda juga tetap boleh menyantap camilan dalam diet Mediterania. Camilan sehat yang disarankan adalah buah-buahan seperti anggur, stroberi, kurma, dan semangka. Kacang dan biji-bijian juga bisa Anda manfaatkan sebagai cemilan seperti kacang tanah, almond, kacang mede, biji labu dan kwaci.
Hal yang membedakan diet Mediterania dengan diet yang lain adalah pengaturan frekuensi dalam menyantap jenis makanan tertentu. Misalnya, makanan seperti kacang dan biji-bijian, sayur, buah, umbi-umbian, dapat dikonsumsi setiap hari. Sedangkan makanan seperti daging putih, telur dan susu baik dikonsumsi harian dalam jumlah sedang.
Untuk protein seperti seafood, dapat disajikan sekitar dua hingga tiga kali dalam seminggu. Sedangkan makanan yang disarankan untuk dikonsumsi satu hingga tiga kali dalam sebulan adalah daging merah dan makanan yang mengandung gula atau pemanis.
Pola makan Mediterania menawarkan gaya hidup sehat dengan pola makan banyak mengonsumsi bahan-bahan alami dan mengurangi makanan olahan. Bagi Anda yang tertarik mencoba pola makan masyarakat Mediterania, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi terpercaya agar dapat disesuaikan dengan kondisi badan Anda.
- dr Ayu Munawaroh, MKK