Ketika Anda membutuhkan saran mengenai pola makan sehari-hari, sering kali Anda bingung harus berkonsultasi pada siapa. Ada istilah seperti ahli gizi (nutrisionis) dan dietisien, namun apa sebenarnya perbedaan keduanya?

Perbedaan Nutrisionis dan Dietisien

Baik nutrisionis dan dietisien merupakan pakar dalam bidang pangan dan gizi. Keduanya mempelajari ilmu mengenai gizi dan pola makan yang sehat bagi masyarakat. Namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan lingkup kerja.

Nutrisionis

Di Indonesia, seorang nutrisionis atau ahli gizi adalah orang yang menyelesaikan pendidikan bidang ilmu gizi terakreditasi dan meraih gelar Sarjana Gizi atau Magister Gizi. Lulusan sarjana gizi dapat menerapkan ilmunya untuk produsen makanan atau lembaga negara yang bergerak di bidang penelitian nutrisi. Nutrisionis juga dapat bekerja dalam bidang akademis sebagai peneliti dan pengajar.

Dilansir dari Verywell Fit, nutrisionis memiliki kemampuan untuk memberikan saran seputar masalah kesehatan dan gizi serta mengedukasi masyarakat dan klien terkait pola makan tertentu. Anda bisa memanfaatkan jasa nutrisionis untuk berkonsultasi mengenai pola makan sehari-hari untuk mencegah penyakit atau meringankan masalah kesehatan tertentu.

Akan tetapi, nutrisionis tidak memiliki kewenangan untuk menangani pasien atau klien yang memiliki masalah medis. Jika sudah berkaitan dengan masalah medis, maka yang berwenang menangani pasien tersebut adalah dietisien atau ahli diet.

Baca Juga: Bahaya Diet Fruitarian, Hanya Makan Buah Sepanjang Hari

Dietisien

Dietisien atau yang dikenal dengan ahli diet adalah tenaga kesehatan profesional yang telah melalui penyetaraan formal dan mendapat gelar RD atau registered dietitian. Di Indonesia, profesi ini bisa didapatkan setelah Anda menyelesaikan pendidikan Sarjana Gizi atau pendidikan D3 Gizi, D4 Gizi dan akademi gizi.

Setelah menyelesaikan pendidikan dan mengambil pendidikan profesi gizi, Anda perlu melakukan ujian kompetensi yang diatur oleh undang-undang. Setelah berhasil menyelesaikan ujian kompetensi, maka Anda dapat meraih gelar RD.

Baca Juga: Ingin Diet, Ini Alternatif Pengganti Nasi Putih yang Menyehatkan

Setelah mendapat gelar RD, ahli diet dapat bekerja di rumah sakit untuk memberikan masukan kepada tim medis mengenai pola makan pada pasien dengan penyakit akut dan kronis. Seorang ahli diet juga dapat menangani kebutuhan nutrisi pasien yang memelrukan perawatan dalam jangka panjang.

Selain di rumah sakit, ahli diet juga dapat bekerja pada layanan makanan organisasi, rumah sakit penelitian atau universitas. Para ahli diet juga dapat memiliki wewenang memberikan rekomendasi kebijakan publik yang terkait dengan masalah gizi dan kesehatan masyarakat.

Dietisien juga dapat menangani pasien pribadi pada orang yang baru saja menjalani operasi atau memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau ginjal. Tenaga dietisien juga dibutuhkan pada penanganan pasien dengan masalah gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia nervosa. Dalam menangani pasien gangguan makan, dietisian tidak bekerja sendirian namun bekerja sama dengan psikolog atau tim psikoterapis.

Tenaga dietisien dan nutrisionis banyak dibutuhkan untuk menangani masalah pola makan pada pasien di rumah sakit, atlet, orang dengan gangguan makan, hingga produsen makanan dan lembaga negara yang berwenang menyusun kebijakan. Apabila Anda memiliki masalah pola makan, dapat berkonsultasi pada dietisien, nutrisionis atau dokter spesialis gizi. 

Anda juga dapat memanfaatkan fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh di ponsel. 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!