Human Metapneumovirus (HMPV) kini sedang banyak dibicarakan karena dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atas dan bawah.

Penyebaran kasus HMPV di China telah memicu kekhawatiran di berbagai negara, termasuk Indonesia. Virus ini mudah menular melalui kontak langsung dengan droplet, sehingga sangat mudah menyebar di tempat-tempat yang padat, seperti sekolah, rumah sakit, atau tempat umum lainnya.

Ketahui lebih lanjut mengenai penyakit HMPV dan gejala penyakit tersebut.

Apa itu HMPV?

HMPV (human metapneumovirus) adalah virus pernapasan yang pertama kali ditemukan pada tahun 2001. Virus ini menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atas dan bawah, dan termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae, sama seperti RSV (Respiratory Syncytial Virus).  

HMPV menjadi perhatian karena mudah menular, terutama pada kelompok yang rentan seperti anak-anak, orang dewasa, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan droplet yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

Virus ini juga dapat bertahan di permukaan benda, seperti gagang pintu, mainan, atau benda lain yang sering disentuh. Penyebarannya semakin mudah terjadi ketika kita menyentuh permukaan yang terkontaminasi, lalu menyentuh wajah, terutama hidung, mulut, dan mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Baca Juga: Flu Tulang, Penyakit Seperti Apakah Itu?

Gejala Penyakit Akibat HMPV

Infeksi HMPV dapat menunjukkan gejala yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

Adapun gejala yang sering dialami, di antaranya:

• Pilek atau hidung tersumbat
• Batuk ringan
• Sakit tenggorokan
• Demam ringan
• Lemas atau kelelahan

Pada kasus yang jarang, infeksi HMPV juga disertai gejala, seperti sesak napas, suara mengi, dan kambuhnya asma. Jika tidak ditangani dengan tepat, gejala ini bisa berkembang menjadi:

• Bronkiolitis, yaitu peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru yang menyebabkan batuk berat, sesak napas, dan suara mengi.
• Pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri dada, dan kesulitan bernapas.
• Kekurangan oksigen yang ditandai dengan turunnya kadar oksigen, sehingga bantuan pernapasan mungkin dibutuhkan.

Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, memiliki risiko tinggi terinfeksi HMPV dan sering mengalami bronkiolitis atau pneumonia akibat virus ini. Selain itu, lansia dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh juga lebih rentan terhadap infeksi HMPV. Lemahnya sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko komplikasi yang berat.

Baca Juga: Anak-Anak Mudah Tertular Flu Singapura (HFMD), Apa Penyebabnya?

Dapatkah HMPV Diobati?

Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus atau vaksin untuk HMPV. Pengobatan yang diberikan umumnya bersifat suportif, bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Anda mungkin akan diberi obat penurun demam, disarankan menggunakan pelembap udara, serta diminta untuk cukup beristirahat selama proses pemulihan. Pada kasus yang lebih berat, rawat inap dan pemberian oksigen tambahan mungkin diperlukan.

Memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai gejala dan pengobatan HMPV? Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi bersama dokter pada aplikasi Ai Care yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!