Fimosis adalah kondisi di mana kulit yang menutupi kepala penis tidak dapat ditarik ke belakang dengan sempurna. Pada banyak kasus, fimosis akan membaik secara alami seiring pertumbuhan anak.
Namun, jika fimosis bertahan hingga usia yang lebih tua dan menyebabkan gejala, kondisi ini dapat memicu komplikasi yang dapat mengganggu kesehatan anak. Penting untuk mengetahui risiko yang mungkin timbul jika fimosis pada anak dibiarkan begitu saja.
Gejala Fimosis
Fimosis merupakan kelainan pada penis yang terjadi ketika kulit yang menutupi kepala penis, atau yang disebut kulup, tidak bisa ditarik ke belakang secara normal. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak, di mana kulup belum sepenuhnya bisa ditarik ke belakang. Namun, fimosis juga bisa dialami oleh laki-laki dewasa yang belum disunat.
Fimosis biasanya ditandai dengan beberapa gejala, antara lain:
- Kulit kulup sulit atau bahkan tidak bisa ditarik ke belakang.
- Nyeri atau rasa tidak nyaman saat buang air kecil.
- Infeksi berulang, yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, nyeri, atau keluarnya cairan dari penis.
- Nyeri saat ereksi.
Baca Juga: Ketahui Perbedaan Fimosis Vs Parafimosis
Risiko Bila Fimosis pada Anak Dibiarkan
Adanya nyeri, tanda infeksi, dan keluarnya cairan dari penis adalah tanda bahwa fimosis perlu segera ditangani. Jika fimosis dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, beberapa risiko berikut mungkin akan terjadi:
Parafimosis
Parafimosis adalah kondisi yang terjadi ketika kulup penis yang ditarik ke belakang tidak dapat kembali ke posisi semula. Hal ini bisa menyebabkan pembengkakan dan gangguan aliran darah pada penis.
Parafimosis merupakan kondisi gawat darurat yang dapat menimbulkan rasa nyeri hebat, pembengkakan, serta perubahan warna kebiruan pada penis akibat aliran darah yang terhambat. Jika tidak segera ditangani, parafimosis dapat menyebabkan kerusakan jaringan permanen, yang dapat memengaruhi fungsi penis.
Baca Juga: Manfaat Kesehatan Yang Diperoleh Jika Sudah Disunat
Balanitis dan balanopostitis
Balanitis adalah peradangan yang terjadi pada kepala penis, sementara balanopostitis merupakan peradangan yang melibatkan kepala dan kulup penis. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, infeksi berulang bisa memperburuk fimosis dan meningkatkan risiko terbentuknya jaringan parut.
Kesulitan buang air kecil
Fimosis yang parah dapat menyebabkan penyempitan pada lubang tempat keluarnya urine, yang menghambat aliran urine. Kondisi ini dapat membuat anak merasa nyeri atau tidak nyaman saat buang air kecil.
Infeksi saluran kemih
Fimosis dapat menyulitkan untuk menjaga kebersihan area genital dengan optimal. Akibatnya, kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Jika infeksi tersebut terjadi berulang kali dan tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan ginjal dalam jangka panjang.
Gangguan fungsi seksual
Jika fimosis tidak ditangani hingga dewasa, risiko gangguan fungsi seksual bisa berkembang. Pada usia dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri saat ereksi, kesulitan dalam berhubungan seksual, serta meningkatkan risiko infeksi menular seksual.
Penanganan Fimosis pada Anak
Fimosis yang tidak menimbulkan gejala atau komplikasi umumnya tidak memerlukan tindakan medis khusus. Namun, jika muncul gejala atau risiko komplikasi, berikut adalah penanganan yang perlu dilakukan:
- Membersihkan area genital secara rutin untuk mencegah infeksi.
- Menarik kulup dengan lembut untuk membantu melonggarkan kulit.
- Mengoleskan krim kortikosteroid yang diresepkan oleh dokter untuk mengurangi peradangan.
- Mengangkat kulup secara permanen melalui prosedur sunat.
Penanganan fimosis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan menjaga kesehatan genital secara keseluruhan. Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala fimosis, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi bersama dokter dengan mengunduh aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Stephanie Langmaid (2024). Phimosis: Causes, Treatment, Prevention. Available from: https://www.webmd.com/men/phimosis
Cleveland Clinic (2024). Phimosis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22065-phimosis
Cleveland Clinic (2021). Paraphimosis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22244-paraphimosis
John Hopkins Medicine. Urinary Tract Infections (UTI) in Children. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/urinary-tract-infections/urinary-tract-infections-uti-in-children
Cleveland Clinic (2022). Balanoposthitis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24117-balanoposthitis
NHS UK (2023). Balanitis. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/balanitis/
Patrick J. Shenot,. MD (2023). Phimosis and Paraphimosis. Available from: https://www.msdmanuals.com/home/men-s-health-issues/penile-and-testicular-disorders/phimosis-and-paraphimosis