Beberapa waktu terakhir ini, cacar monyet menjadi salah satu penyakit yang ramai menjadi perbincangan di seluruh dunia. Banyak negara menemukan kasus cacar monyet dan berusaha untuk mencegah penyebarannya.
Cacar monyet telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global, sejak 23 Juli 2022 oleh WHO. Dan saat ini, Kementerian Kesehatan RI telah mengumumkan temuan cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia melalui live streaming konferensi pers di kanal YouTube Kementerian Kesehatan, pada hari Sabtu (20/8).
Masyarakat dihimbau untuk tidak panik namun tetap harus waspada dan menjaga kesehatan untuk mencegah meluasnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus human monkeypox orthopoxvirus (MPXV) ini.
Kenali Gejala Cacar Monyet
Secara umum, gejala cacar monyet sebenarnya mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejalanya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan. Perbedaan utamanya, saat terinfeksi cacar monyet, Anda akan mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Masa inkubasi cacar monyet berkisar 6 hingga 13 hari, tetapi juga bisa berkisar 5 hingga 21 hari.
Berikut adalah gejala yang mungkin muncul:
- Sakit kepala
- Demam akut > 38°C
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Nyeri otot (myalgia)
- Sakit punggung
- Kelemahan tubuh
- Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah yang bisa muncul di seluruh tubuh)
Gejala lesi/ruam biasanya muncul setelah demam (1-3 hari), yang dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian lain tubuh. Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu, dan di Afrika telah menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terinfeksi Cacar Monyet
Walaupun telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global, sebaiknya Anda tidak panik dan tetap waspada. Cacar monyet tidak cepat menular seperti infeksi lain.
Penularan hanya terjadi jika ada kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi cacar monyet, misalnya melalui tatap muka secara langsung, sentuhan kulit ke kulit, kontak mulut ke kulit atau mulut ke mulut, atau adanya kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi atau dengan hewan yang terinfeksi.
Saat ini, vaksin cacar (smallpox) telah dikembangkan dan dapat digunakan juga untuk pencegahan monkeypox (cacar monyet), namun ketersediaannya masih terbatas dan hanya diberikan pada orang yang berisiko saja.
Pengobatan spesifik terhadap cacar monyet belum ditemukan hingga saat ini. Pengobatan masih terbatas pada pengobatan yang bersifat simptomatis dan suportif karena penyakit cacar monyet dapat sembuh dan hilang dengan sendirinya. Berikut hal yang harus dilakukan bila Anda menunjukkan gejala cacar monyet:
- Periksakan diri ke dokter atau fasyankes terdekat dan dapatkan resep obat yang dapat meringankan gejala yang dialami
- Minum cukup air dan makan makanan dengan nutrisi seimbang
- Tidur yang cukup
- Mengisolasi diri dan menjaga kesehatan mental dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan misalnya menonton film dan tetap terhubung dengan keluarga menggunakan ponsel
- Berolahraga jika merasa cukup sehat
- Tidak menggaruk kulit yang ruam dan mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi
- Menjaga kebersihan ruam dengan mandi menggunakan air yang diberi cairan antiseptik
- Menghindari kontak langsung dengan orang lain saat mengalami gejala
Tetap terapkan perilaku hidup sehat dengan rajin mencuci tangan dan ikuti arahan serta informasi dari pemerintah terkait perkembangan cacar monyet untuk mencegah penularan dan penyebaran cacar monyet.
Lakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan tedekat saat mengalami gejala cacar monyet sehingga Anda bisa segera mendapatkan penanganan yang cepat sesuai dengan gejala yang muncul.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina