• Beranda
  • penyakit
  • Tak Hanya Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Ini Risiko Sering Makan Makanan Asin

Tak Hanya Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Ini Risiko Sering Makan Makanan Asin

Tak Hanya Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Ini Risiko Sering Makan Makanan Asin

Bagikan :


Menyantap makanan asin memang dapat membuat ketagihan. Rasa asin diperlukan dalam masakan untuk memperkaya rasa. Meskipun lezat, namun Anda perlu waspada pada bahaya makan makanan asin jika dikonsumsi secara berlebihan.

Bahaya makan makanan asin untuk kesehatan

Menurut para ahli, menyantap makanan asin bisa memicu seseorang untuk makan makan lebih banyak dari yang ia butuhkan. Makanan asin dapat merangsang otak untuk merilis dopamin, yaitu senyawa kimiawi di otak yang bertugas mengendalikan emosi. Terkadang, dengan sinyal bahagia yang dikirim dari otak akan membuat tubuh terus menyantap makanan asin secara berlebihan.

Berikut ini bahaya makan makanan asin yang perlu diwaspadai:

1. Penyakit darah tinggi

Salah satu bahaya dari konsumsi garam berlebih adalah meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Naiknya tekanan darah dapat memicu penyakit lainnya seperti penyakit jantung dan stroke. Ketika tubuh kelebihan garam, sistem tubuh akan membuat cairan yang mengelilingi sel dan volume darah meningkat.

Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras dan memberi tekanan lebih banyak pada pembuluh darah. Kondisi inilah yang menyebabkan naiknya tekanan darah dan meningkatkan risiko gangguan jantung dan stroke.

2. Gangguan otot jantung

Ketika tekanan darah naik, salah satu akibatnya adalah hipertrofi ventrikel kiri atau pembesaran bilik kiri jantung. Ketika beban bilik kiri jantung bertambah, maka jaringan otot jantung menjadi tidak elastis dan menyebabkan penurunan fungsi jantung dalam memompa darah sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terganggu.

Kondisi pembesaran bilik jantung ini ditandai dengan badan cepat lelah, pusing, jantung berdebar-debar, ada rasa nyeri di dada dan sesak napas. Pembesaran bilik kiri jantung merupakan salah satu akibat dari konsumsi makanan asin berlebihan yang cenderung tidak disadari karena dianggap tidak berkaitan langsung.

3. Gangguan penyerapan kalsium

Bahaya makan makanan asin terlalu banyak juga dapat berpengaruh pada sistem penyaringan pada ginjal. Tingginya kandungan garam dapat menyebabkan kalsium ikut tersaring melalui ginjal. Akibatnya tubuh kekurangan kalsium sehingga dapat menyebabkan penurunan kepadatan mineral di tulang, meningkatnya risiko osteoporosis, serta memicu nyeri pada tulang dan tubuh.

4. Retensi cairan

Bahaya makan makanan asin lainnya adalah kondisi retensi cairan dimana cairan tidak dikeluarkan dari jaringan sehingga terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh. Ketika terlalu banyak garam, ginjal akan kesulitan untuk membuang kelebihan garam sedangkan garam memiliki sifat untuk menahan cairan. Akibatnya, tubuh pun akan menahan cairan yang dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar jantung.

Nah, berdasarkan bahaya makan makanan asin di atas, maka sebaiknya Anda mulai waspada dengan konsumsi garam sehari-hari. Sesuai anjuran, konsumsi garam adalah 2000 mg natrium per orang per hari atau setara dengan 1 sendok teh. Untuk mengurangi konsumsi garam, Anda bisa melakukannya secara bertahap atau mengganti garam dengan rempah-rempah lainnya saat memasak.

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 00:28

Alina Petre. What Happens If You Eat Too Much Salt (2020). Available from : https://www.healthline.com/nutrition/what-happens-if-you-eat-too-much-salt

Claveland Clinic. How Does Salt Affect Heart Health (2020). Available from : https://health.clevelandclinic.org/how-does-salt-affect-heart-health/

BHOF. Food and Your Bones - Osteoporosis Nutrition Guidelines (2020). Available from : Osteoporosis Diet & Nutrition: Foods for Bone Health (bonehealthandosteoporosis.org)

 

Kemenkes. Berapa Anjuran Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per Harinya? (2018). http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/31/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya