Batu empedu adalah penyakit pada sistem pencernaan yang sering terjadi tanpa disadari. Pasalnya, gejala batu empedu memang jarang dirasakan ketika batu empedu tersebut masih berukuran kecil, Jika dibiarkan hingga membesar, batu empedu baru mulai menunjukkan gejala tidak nyaman. Pada kasus serius, penyakit batu empedu bisa menyebabkan kerusakan pankreas dan kanker kantong empedu. Nah, sebenarnya apa sih penyebab dari penyakit batu empedu ini?
Penyebab terbentuknya batu empedu
Empedu adalah cairan yang diproduksi hati untuk membantu pencernaan. Dilansir dari WebMD, empedu juga bertugas untuk merangsang usus mengolah makanan dan memecah lemak. Empedu juga berfungsi untuk melarutkan kolesterol dan bilirubin. Ketika cairan empedu tidak bisa melarutkan kolesterol dan bilirubin, maka kondisi ini menyebabkan terbentuknya batu empedu.
Batu empedu dapat terbentuk di sepanjang saluran pencernaan sehingga menyebabkan pengaliran empedu tersumbat. Batu empedu dapat terbentuk sangat kecil seperti pasir hingga seukuran bola golf. Ketika batu empedu membesar, Anda akan merasakan gejala seperti nyeri perut, mual dan muntah-muntah.
Selain empedu yang kesulitan mencairkan bilirubin dan kolesterol, bilirubin yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu. Bilirubin yang berlebihan akan mengeras dan berakhir menjadi batu di dalam empedu.
Faktor risiko batu empedu
Selain karena penyebab umum di atas, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan Anda dapat terkena batu empedu. Dilansir dari Very Well Health, beberapa penyebab dan faktor risiko tersebut di antaranya:
1. Genetik
Apabila dalam keluarga Anda ada riwayat yang terkena batu empedu, Anda memiliki risiko lebih besar terkena batu empedu. Meskipun demikian, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa faktor genetik hanya memengaruhi 25% risiko penyakit batu empedu. Umumnya faktor genetik memengaruhi kemampuan empedu untuk melarutkan kolesterol dalam saluran pencernaan.
2. Kegemukan
Kegemukan merupakan salah satu faktor utama terbentuknya batu empedu. Semakin tinggi skor BMI, maka semakin tinggi risiko seseorang untuk mengalami gangguan batu empedu. Para ahli menduga hal ini berkaitan dengan tingginya kadar kolesterol pada orang yang mengalami obesitas. Selain itu, orang dengan obesitas cenderung memiliki kantung empedu yang tidak berfungsi dengan baik.
3. Penurunan berat badan secara drastis
Orang yang mengalami penurunan berat badan secara drastis berisiko mengalami penyakit batu empedu. Menurunkan berat badan secara drastis dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh, akibatnya kadar garam empedu menurun dan kadar kolesterol tetap tinggi. Ketidakseimbangan ini yang menyebabkan empedu sulit melarutkan kolesterol sehingga memicu terbentuknya batu empedu.
Tak hanya faktor di atas, beberapa kondisi lain juga dapat meningkatkan risiko batu empedu seperti usia di atas 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, anemia, dan sirosis hati. Batu empedu merupakan penyakit yang bisa diobati, pada beberapa kasus batu empedu dapat keluar bersamaan dengan urine. Namun apabila batu empedu muncul gejala nyeri, dokter dapat merekomendasikan operasi. Apabila Anda mengalami gejala batu empedu seperti mual, nyeri, muntah, sakit maag dan perut kembung maka sebaiknya segera periksakan ke dokter.
- dr Nadia Opmalina
WebMD. 2022. Gallstones (Cholelithiasis). Available from : Gallstones: Picture, Symptoms, Types, Causes, Risks, Treatments (webmd.com)
WebMD. 2021. Understanding Gallstones -- the Basics. Available from : Gallstones Picture, Causes, Age, & Symptoms (webmd.com)
Tracee Cornforth. 2021. Causes and Risk Factors of Gallstones. Available from : Gallstones: Causes and Risk Factors (verywellhealth.com)