Pria cenderung lebih menyimpan stres dalam diri dibanding wanita. Saat mengalami stres, pria juga cenderung kurang berbicara tentang perasaan mereka. Hal ini dapat menyebabkan stres tidak dapat diatasi dengan baik dan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
Namun, stres dapat dikenali dengan tanda-tanda fisik, psikis maupun perilakunya.
Apa itu Stres?
Stres adalah respons fisiologis dan psikologis yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan atau tuntutan yang berlebihan atau ketika seseorang merasa tidak mampu mengatasi tuntutan atau tantangan yang dihadapinya.
Stres dapat terjadi karena berbagai macam faktor seperti masalah pekerjaan, hubungan interpersonal, masalah keuangan, kesehatan, dan peristiwa traumatis. Stres dapat memengaruhi kondisi fisik dan mental seseorang, seperti menimbulkan perasaan cemas, frustrasi, depresi, gangguan tidur, dan masalah kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan peningkatan tekanan darah.
Baca Juga: Hati-Hati, Stres Memengaruhi Kadar Gula Darah
Tanda-Tanda Fisik Saat Sedang Stres
Saat pria sedang stres, bisa timbul beberapa gejala fisik berikut, di antaranya:
- Sakit kepala
- Sembelit
- Diare
- Kram perut
- Tenggorokan terasa kering atau seperti ada yang mengganjal
- Kenaikan atau penurunan berat badan
- Masalah di kulit
- Asam lambung
- Otot yang tegang
- Sakit di leher, punggung dan dada
- Kelelahan
- Denyut jantung tidak teratur
- Sulit berkonsentrasi
- Kesulitan ereksi atau mempertahankan ereksi
Tanda-Tanda Psikis Saat Pria Stres
Selain tanda-tanda fisik, ada beberapa tanda psikis yang muncul saat pria sedang stres, di antaranya:
- Kecemasan
- Kesedihan
- Gelisah
- Mudah marah
- Kehilangan minat terhadap seks
- Sering mimpi buruk
- Kualitas tidur berkurang
- Menunjukkan perilaku kompulsif
- Menarik diri
- Perubahan pola makan, bisa makan berlebihan atau menjadi terlalu sedikit
- Depresi
Baca Juga: Tips Mengelola Stres Agar Tetap Betah di Tempat Kerja
Bagaimana Cara Mengelola Stres
Meskipun stres dapat berdampak buruk, namun stres juga merupakan respons alami tubuh yang berguna untuk membantu seseorang mengatasi tantangan atau tuntutan yang dihadapinya. Stres dapat memacu seseorang untuk bekerja lebih keras dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Penting untuk memahami bagaimana mengelola stres dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan fisik dan mental seseorang.
Menurut CDC, ada beberapa hal yang direkomendasikan untuk mengelola stres, di antaranya:
Menyediakan waktu bersantai
Miliki waktu bersantai dan berhenti sejenak dari kesibukan. Anda bisa menonton film, membaca atau mendengarkan musik. Sebisa mungkin hindari membaca berita atau menonton berita yang menyebabkan trauma. Pastikan Anda benar-benar memiliki waktu berkualitas untuk membuat diri tenang dan terhibur.
Menjaga kesehatan diri
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan diri dan membantu mengelola stres, di antaranya:
- Berolahraga secara teratur. Olahraga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental. Anda bisa berolahraga ringan setidaknya 30 menit setiap hari seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda atau berenang.
- Makan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental serta membantu mengatasi stres.
- Kekurangan tidur dapat meningkatkan stres dan membuat sulit berkonsentrasi. Cobalah untuk tidur selama 7-9 jam setiap malam dan miliki pola tidur teratur.
- Kelola waktu dengan baik, atur jadwal teratur kapan bekerja, kapan berolahraga, kapan beristirahat dan buat semua kegiatan Anda seimbang.
- Jaga komunikasi dengan teman dan keluarga dengan baik dan bicarakan hal-hal yang membuat Anda merasa stres atau tertekan.
- Coba praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga dan pernapasan.
Hindari penyalahgunaan obat-obatan dan juga alkohol. Jika berbicara dengan orang terdekat tidak membantu rasa tertekan dan membuat Anda depresi, maka Anda membutuhkan pertolongan ahli. Kunjungi psikolog atau psikiater untuk membantu permasalahan stres dan tertekan yang Anda alami.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma