Anoreksia merupakan salah satu gangguan makan yang kerap dialami para remaja, terutama remaja perempuan. Anak yang mengalami anoreksia biasanya memiliki rasa takut menjadi gemuk yang berlebihan, sehingga mereka akan berusaha memuntahkan kembali makanan yang dimakan atau menggunakan obat pencahar agar berat badan tidak naik. Jika anak Anda mengalami anoreksia, maka ia membutuhkan dukungan dan bantuan Anda untuk mengatasi gangguan makan yang mereka hadapi.

Tips Menghadapi Anak Anoreksia

Penyebab dari anoreksia hingga kini masih belum diketahui dengan pasti. Dilansir dari Stanford’s Children’s Health, anoreksia dapat berawal dari kebiasaan diet yang secara perlahan berubah menjadi diet ekstrim dan penurunan berat badan yang tidak sehat. Anoreksia juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor psikologis dan lingkungan.

Di masa lalu keikutsertaan orang tua dalam menangani anak yang mengalami anoreksia dianggap dapat memperparah kondisi anak. Namun setelah kasus kematian akibat anoreksia pada remaja meningkat karena tidak ditangani dengan tepat, para ahli menganjurkan para orang tua untuk banyak terlibat dalam menangani kasus anoreksia pada anak.

Jika Anda memiliki anak yang mengalami anoreksia, berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantunya menghadapi gangguan makan tersebut:

1. Tetap mendampingi anak

Anak yang mengalami anoreksia biasanya enggan untuk mengikuti kegiatan di luar rumah, atau berkumpul dengan teman-temannya. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena merasa tidak percaya diri atau takut ke luar rumah. Untuk mengatasinya, Anda dapat tetap mendampingi dan menemaninya di rumah serta mengajaknya bicara agar ia tidak merasa kesepian.

2. Menjadi pendengar yang baik

Anda dapat membantu buah hati Anda dengan benar-benar mendengarkan perasaannya. Batasi keinginan untuk memberi saran atau mengkritik anak. Bicarakan dengan anak bahwa anoreksia merupakan masalah mental serius yang dapat memengaruhi kesehatan fisiknya sehingga ia membutuhkan terapi untuk mengatasinya. Walaupun Anda tidak mengerti apa yang mereka alami, penting bagi Anda untuk menanamkan bahwa Anda akan selalu ada untuk mereka. Pada awalnya mungkin akan sulit bagi anak untuk berbagi cerita dengan Anda. Tetapi dengan pengertian dan kesabaran, diharapkan anak dapat lebih terbuka dan mau membicarakan masalahnya.

3. Menyiapkan makanan yang sesuai

Agar anak Anda menyukai makanan yang disantap, tanyakan padanya mengenai apa menu yang ingin dihadirkan di rumah. Selain bicara dengan anak, konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu mengatasi masalah makan di rumah. Anak yang anoreksia rentan mengalami kurang gizi sehingga membutuhkan asupan nutrisi yang membantu menjaga kesehatan mereka. Dokter mungkin akan meresepkan suplemen untuk mencegah anak mengalami osteoporosis atau masalah kesehatan lainnya.

4. Ciptakan suasana makan bersama yang kondusif

Saat di rumah, hindari obrolan mengenai porsi makan, menanyakan kenapa makanan tidak habis, jumlah kalori yang disantap dan topik pembicaraan yang membuat anak Anda tersinggung. Bila Anda terlalu memaksakan, hal ini rentan membuat anak untuk berbohong dan menyimpan rahasia dari Anda. Setelah makan, ajak anak melakukan kegiatan lain yang akan mengalihkan pikirannya dari keinginan untuk memuntahkan makanan.

5. Mencari tahu tentang anoreksia

Sebagai orang tua dengan anak anoreksia, Anda perlu mencari tahu mengenai seluk-beluk anoreksia. Hal ini bisa dimulai dengan mencari tahu penyedia layanan kesehatan yang dapat menangani anoreksia dan jenis-jenis terapi yang cocok untuk anak Anda. Selalu dukung dan dampingi anak ketika berkonsultasi ke dokter untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga proses penyembuhan berjalan lebih mudah.

Anoreksia adalah gangguan makan serius yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya. Pada kasus anoreksia yang parah, anoreksia juga dapat berujung pada kematian. Untuk itu, sangat penting dilakukan pemeriksaan dan perawatan sejak dini. Dengan dukungan dari orang tua, diharapkan proses penyembuhan dari anoreksi dapat berjalan lebih mudah.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!