Penyakit Peyronie

Penyakit Peyronie
credits: google.com

Bagikan :


Definisi

Penyakit peyronie atau biasa dikenal dengan penis bengkok adalah suatu kondisi terbentuknya jaringan parut non-kanker di batang penis yang menyebabkan penis membengkok, memendek, dan nyeri saat ereksi. Kondisi ini dapat menyebabkan Anda kesulitan untuk melakukan hubungan seksual karena terjadi gangguan ereksi. Pada banyak pria, penyakit peyronie juga menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Pada beberapa kasus, penyakit ini juga dapat menyebabkan pemendekan penis.

Penyakit peyronie dapat menetap atau justru memburuk dan jarang hilang dengan sendirinya. Kecepatan pengobatan setelah terdiagnosis merupakan hal yang penting agar kondisi tidak memburuk dan untuk memperbaiki gejala. Secara umum, terdapat dua fase dari penyakit peyronie, yaitu:

  • Fase akut: Fase ini berkisar antara enam hingga dua belas bulan. Pada fase ini, jaringan parut seperti bekas luka terbentuk di bawah kulit penis, menyebabkan terbentuknya kurvatura (membengkok) dan perubahan bentuk penis. Anda dapat merasa nyeri pada penis ketika dalam kondisi ereksi atau tidak ereksi.
  • Fase kronik: Pada fase ini, jaringan parut dan bekas luka sudah berhenti terbentuk. Sehingga, penis sudah tidak membengkok. Nyeri pun juga sudah menghilang pada fase ini, namun terkadang dapat berlanjut dengan ereksi. Disfungsi ereksi menjadi keluhan yang penting dan sering terjadi pada fase kronik.

 

Penyebab

Ilmuwan masih belum mengetahui penyebab pasti dari penyakit peyronie. Namun, penyebab yang paling sering dari penyakit peyronie adalah adanya cedera pada penis. Biasanya disebabkan oleh hubungan seksual yang terlalu keras atau cedera olahraga yang berdampak pada bagian penis. Selain itu, kelainan pada pembentukan jaringan ikat juga menjadi penyebab dasar dari munculnya penyakit peyronie.

 

Faktor risiko

Beberapa faktor risiko dari penyakit peyronie adalah sebagai berikut:

  • Usia: Penyakit peyronie lebih sering dialami oleh pria seiring pertambahan usia. Paling banyak terjadi pada 10-15% pria usia paruh baya.
  • Faktor genetik: Bila Anda memiliki kerabat dekat (kakak, adik, ayah) dengan penyakit peyronie, maka Anda memiliki kesempatan lebih tinggi untuk terkena juga.
  • Kelainan jaringan ikat: Orang yang mengalami penyakit kelainan jaringan ikat memiliki faktor risiko terkenanya penyakit peyronie. Contoh dari kelainan jaringan ikat adalah penyakit dupuytren, plantar fascitis, dan skleroderma.
  • Disfungsi ereksi: Laki-laki dengan disfungsi ereksi yang berhubungan dengan diabetes (impotensi atau kesulitan mendapatkan dan menjaga ereksi) memiliki faktor risiko untuk menderita penyakit peyronie.
  • Kanker prostat: Pria yang pernah melakukan operasi kanker prostat memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit peyronie.
  • Penyakit autoimun: Bila Anda menderita penyakit autoimun seperti lupus, Anda memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menderita penyakit peyronie.
  • Profesi atlet: Karena salah satu penyebab penyakit peyronie adalah cedera olahraga, maka profesi yang mengharuskan untuk melakukan aktivitas berat dan rawan cedera seperti atlet memiliki faktor risiko untuk terkena penyakit peyronie.

 

Gejala

Gejala yang paling jelas dari penyakit peyronie adalah membengkoknya penis. Selain itu, Anda juga dapat melihat adanya jaringan parut seperti bekas luka yang terbentuk pada kulit bagian bawah batang penis. Selain hal tersebut, berikut juga merupakan tanda dari gejala penyakit peyronie, antara lain:

  • Batang penis memendek
  • Benjolan pada penis
  • Ketebalan batang penis menipis
  • Nyeri saat ereksi
  • Tidak bisa ereksi
  • Sulit untuk melakukan hubungan seksual akibat membengkoknya penis

 

Diagnosis

Dokter akan melakukan sesi tanya jawab, pemeriksaan berupa pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Melalui sesi tanya jawab, dokter akan menanyakan keluhan utama pasien, keluhan penyerta bila ada, sudah berapa lama keluhan dialami, profesi, riwayat penyakit yang dialami sebelumnya, riwayat pengobatan, riwayat cedera bila ada, riwayat perilaku seksual, dan riwayat penyakit pada keluarga.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dimulai dari pemeriksaan umum untuk menilai kesadaran pasien, memeriksa tekanan darah, laju napas, suhu tubuh, dan nadi pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan lokal pada bagian penis. Pemeriksaan lokal bertujuan untuk melihat adanya jaringan parut pada batang penis, benjolan, dan untuk mengukur sudut dan kurvatura batang penis. Selain itu, dokter juga dapat menggunakan kuesioner khusus untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit peyronie.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan penyakit lain yang mendasari terjadinya keluhan yang dialami. Bila diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan seperti X-Ray, CT – Scan, MRI, atau biopsi (pengambilan jaringan penis). 

 

Tata Laksana

Tujuan dari tata laksana penyakit peyronie adalah untuk memperbaiki gejala, memperbaiki kurvatura dan sudut penis, serta memperbaiki kemampuan dalam berhubungan seksual. Tidak semua penyakit peyronie membutuhkan pengobatan. Anda tidak memerlukan pengobatan bila memenuhi kriteria di bawah ini:

  • Jaringan yang terbentuk hanya sedikit dan kecil
  • Tidak ada nyeri
  • Tidak ada keluhan dalam berhubungan seksual
  • Tidak ada keluhan berkemih
  • Tidak ada pembengkokan pada batang penis

Namun, penilaian apakah anda membutuhkan pengobatan atau tidak akan dinilai oleh dokter spesialis urologi yang merawat. Bila dokter spesialis urologi menyarankan untuk melakukan pengobatan, maka pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

Pengobatan non pembedahan

Pengobatan non pembedahan yang dapat dilakukan pada penyakit peyronie meliputi:

  • Terapi suntik: Pemberian obat melalui media injeksi atau jarum suntik akan diberikan langsung ke batang penis untuk memperbaiki sudut penis yang bengkok.
  • Terapi oral: Pemberian obat melalui media oral atau obat minum dapat berupa pemberian obat antinyeri, dan antiradang.
  • Terapi kejut listrik: Pemberian gelombang listrik atau shockwave therapy dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada penderita penyakit peyronie.
  • Traksi mekanik atau penggunaan alat vakum: Pengobatan ini dilakukan dengan tujuan mengembalikan batang penis agar bisa kembali lurus dan tidak bengkok secara mekanik dengan alat.

Pengobatan pembedahan

Pembedahan dapat menjadi pilihan oleh dokter spesialis urologi bila kondisi tidak membaik dan memburuk.

 

Komplikasi

Komplikasi dari penyakit peyronie meliputi:

  • Ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual
  • Kesulitan untuk ereksi
  • Gangguan cemas atau depresi
  • Stres mengenai hubungan dengan pasangan
  • Kesulitan untuk memiliki keturunan
  • Berkurangnya panjang penis
  • Nyeri penis permanen

 

Pencegahan

Sampai saat ini, tidak ada cara khusus untuk mencegah penyakit peyronie. Namun, Anda dapat mencegah terjadinya cedera pada penis dengan tidak melakukan hubungan seksual yang keras dan aktivitas fisik yang berat. Penelitian juga menunjukan konsumsi antioksidan seperti vitamin E disarankan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit peyronie. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan menambah edukasi mengenai penyakit ini, sehingga bila terdapat gejala yang mengarah ke penyakit peyronie, bisa ditangani lebih lanjut.

 

Kapan harus ke dokter?

Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi bila mengalami keluhan seperti nyeri saat berhubungan seksual terutama pada penis, terdapat perubahan sudut dan bentuk pada penis, dan sulit ereksi.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 06:28