Risiko Kesehatan Diet Raw Food

Risiko Kesehatan Diet Raw Food
Ilustrasi menu diet raw food. Credits: Freepik

Bagikan :


Ada banyak jenis pola diet yang menawarkan berbagai manfaat kesehatan dan membantu penurunan berat badan. Diet raw food atau diet makanan mentah menjadi salah satu diet populer yang berfokus pada konsumsi makanan mentah atau diproses secara minimal.

Diet raw food menawarkan berbagai manfaat kesehatan termasuk nutrisi tinggi, detoksifikasi, penurunan berat badan, serta kesehatan sistem pencernaan. Namun, sangat penting juga bagi Anda untuk mengetahui risikonya.

 

Risiko Kesehatan di Balik Diet Raw Food

Risiko infeksi bakteri dan parasit

Mengonsumsi makanan mentah, terutama daging, ikan, telur, dan produk susu, dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan parasit. Bakteri atau parasit seperti Salmonella, E.coli, listeria, dan cacing pita biasanya ditemukan pada telur mentah, daging ayam mentah, dan juga makanan yang tidak dimasak dengan baik.

Infeksi bakteri dan parasit dapat menyebabkan gejala serius seperti diare, muntah, demam, dan bahkan komplikasi yang lebih parah, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak, lansia, dan wanita hamil.

Kekurangan nutrisi tertentu

Meskipun diet raw food kaya akan vitamin dan mineral dari buah-buahan dan sayuran segar, beberapa nutrisi penting mungkin sulit didapatkan dalam jumlah yang cukup. Pelaku diet raw food cenderung kekurangan vitamin B12, protein, zat besi, kalsium, dan vitamin D.

Masalah pencernaan

Banyak sayuran mentah seperti brokoli, kubis, kembang kol, dan kale mengandung serat tinggi dan senyawa oligosakarida yang sulit dicerna. Proses fermentasi oleh bakteri di usus besar dapat menghasilkan gas dan menyebabkan kembung. Anda juga mungkin mengalami perut yang terasa penuh dan tidak nyaman akibat mengonsumsi makan sayuran mentah ini.

Makanan mentah sering mengandung serat yang lebih kasar dan sulit dicerna dibandingkan dengan makanan yang dimasak. Serat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Selain perut kembung, Anda juga mungkin mengalami nyeri perut, diare, sembelit, dan ketidaknyamanan perut.

Baca Juga: Diet Rainbow, Diet Berdasarkan Warna Makanan

Penurunan berat badan yang tidak sehat

Diet yang terlalu ekstrem dan tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat. Karena diet raw food cenderung rendah kalori dan rendah protein, tubuh mungkin kesulitan mendapatkan asupan protein untuk otot.

Kekurangan protein dapat menyebabkan tubuh memecah jaringan otot untuk mendapatkan asam amino yang diperlukan. Hal ini biasanya ditandai dengan penurunan kekuatan otot, kelelahan, dan penurunan tonus otot.

Baca Juga: Inilah Manfaat Menjalani Diet Plant Based

Kerusakan gigi akibat makanan mentah

Diet raw food sering melibatkan banyak asupan buah-buahan. Buah-buahan yang sangat asam, seperti lemon, jeruk, dan kiwi, dapat mengikis enamel gigi jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Asam dapat melemahkan dan mengikis lapisan pelindung gigi, meningkatkan risiko karies, dan sensitivitas gigi.

Makan sayuran mentah dan keras, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran seperti wortel mentah, bisa menyebabkan keausan pada enamel gigi dan berpotensi merusak gigi jika mengunyah secara berlebihan.

 

Sebelum memulai diet apapun, termasuk diet raw food, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi. Dokter atau ahli gizi dapat membantu memastikan bahwa diet yang Anda jalani seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi serta kondisi kesehatan tubuh.

Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 23 Agustus 2024 | 04:27