Jenis-Jenis Kompres untuk Mengatasi Cedera

Jenis-Jenis Kompres untuk Mengatasi Cedera
Ilustrasi kompres hangat. Credits: Freepik

Bagikan :


Kompres bisa menjadi terapi yang sangat berguna khususnya dalam menangani cedera otot atau sendi seperti keseleo, terkilir atau memar. Kompres yang tepat dapat membantu mengurangi peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada area yang terkena.

Namun penting untuk diingat, setiap jenis kompres tidaklah sama. Kompres diberikan berdasarkan jenis cedera dan kondisi tertentu. Cara memberikan kompres juga bisa berbeda. Apa perbedaannya?

 

Jenis-Jenis Kompres

Secara umum, terapi kompres untuk mengatasi cedera ada tiga, di antaranya:

Kompres dingin 

Kompres dingin adalah terapi untuk mengatasi cedera akut menggunakan es batu yang dibungkus dalam kantong atau kain. Kompres dingin bermanfaat membantu mengurangi pembengkakan, peradangan, mengurangi rasa sakit pada cedera baru seperti keseleo, terkilir atau memar.

Suhu dinginnya membantu mematikan jaringan yang sakit karena bertindak sebagai anestesi lokal dan memperlambat pengiriman rasa sakit ke otak. Ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan sementara pada cedera.

Sangat penting untuk tidak mengaplikasikan es langsung ke kulit karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Gunakan kain tipis atau handuk sebagai lapisan penghalang antara kulit dan es untuk melindungi kulit dari frostbite (kerusakan kulit akibat paparan suhu terlalu dingin).

Perlu diingat bahwa kompres dingin tidak cocok digunakan untuk kondisi berikut:

  • Adanya risiko kram
  • Sedang kedinginan
  • Area yang sakit telah mati rasa
  • Area yang sakit berupa luka terbuka atau kulit melepuh
  • Adanya riwayat penyakit pembuluh darah atau kelainan saraf yang memengaruhi aliran darah
  • Hipersensitif terhadap dingin

Baca Juga: Setelah Berolahraga Sebaiknya Mandi Air Dingin atau Hangat?

Kompres hangat

Kompres hangat biasanya digunakan untuk meredakan kekakuan otot khususnya pada cedera kronis. Anda bisa menggunakan botol air panas, handuk hangat atau bantal pemanas kemudian menerapkannya pada area yang terasa nyeri atau kaku.

Selain untuk memperlancar aliran darah dan membuat otot lebih rileks, kompres hangat juga memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  • Meredakan gejala infeksi sinus
  • Membantu mengatasi saluran air mata yang tersumbat, infeksi mata atau bintitan
  • Membantu mengatasi nyeri akibat kuku kaki yang tumbuh ke dalam
  • Meringankan gejala infeksi telinga
  • Meringankan gejala cedera otot sendi seperti keseleo

Perlu diingat bahwa kompres hangat tidak boleh dilakukan setelah 48 jam pascacedera. Anda juga perlu menggunakan suhu yang tepat, yang berkisar antara 33-37,7 derajat celsius. Kompres hangat juga tidak boleh diberikan apabila kulit memiliki peradangan, kemerahan, memiliki riwayat dermatitis atau luka terbuka, area yang cedera mati rasa atau ada riwayat neuropati perifer.

Kompres eksperimental 

Kompres eksperimental melibatkan terapi panas dan dingin secara bergantian. Teknik ini dilakukan untuk membantu meredakan nyeri, meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi pembengkakan.

Baca Juga: Kompres Mentimun untuk Meredakan Mata Panda dan Mata Bengkak, Benarkah Efektif?

 

Cara Menggunakan Terapi Kompres

Terapi kompres digunakan dengan cara yang berbeda-beda.

Kompres dingin

Langkah-langkah menggunakan kompres dingin:

  • Memasukkan es ke dalam kantung es atau dibungkus dengan kain atau handuk bersih.
  • Menempatkan kompres ke area yang cedera selama 10-20 menit.
  • Memberikan jeda sekitar 45-60 menit sebelum mengaplikasikan ulang.
  • Kompres es dapat diberikan beberapa kali dalam sehari selama 2-3 hari pertama setelah cedera sampai nyeri atau pembengkakan berkurang.

Kompres hangat

Langkah-langkah menggunakan kompres hangat:

  • Memasukkan air panas ke dalam botol atau kantung, atau menggunakan bantal hangat.
  • Mengaplikasikan kompres ke area yang terasa nyeri selama 20 menit, tiga kali dalam sehari.
  • Untuk jenis kompres hangat dengan menggunakan bantal bisa digunakan lebih lama, 8 jam atau lebih atau sesuai dengan anjuran dokter.

 

Tidak semua orang cocok untuk terapi kompres, khususnya bila memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, atau sindrom Raynaud. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kapan Anda boleh menggunakan terapi kompres es maupun kompres hangat.

Jika Anda memerlukan saran atau konsultasi medis, Anda dapat mengunjungi dokter atau memanfaatkan fitur konsultasi yang tersedia di aplikasi Ai Care dengan mengunduh aplikasi Ai Care dari App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • Sean Edbert Lim, MBBS
Last Updated : Senin, 22 Juli 2024 | 07:39

John Hopkins Medicine. Ice Packs vs. Warm Compresses For Pain. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/ice-packs-vs-warm-compresses-for-pain 

WebMD (2023). When Should I Use Heat or Ice for Pain?. Available from: https://www.webmd.com/pain-management/when-use-heat-ice 

Jennifer Purdie (2017). Everything You Need to Know About Using a Cold Compress. Available from: https://www.healthline.com/health/make-cold-compress 

Cleveland Clinic (2023). Frostbite. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15439-frostbite 

Drugs.com (2023). Warm Compress or Soak. Available from: https://www.drugs.com/cg/warm-compress-or-soak.html 

Yvette Brazier (2017). Hot or cold: Which therapy works best?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/29108