Benarkah Gen Z Lebih Rentan Mengalami Depresi?

Benarkah Gen Z Lebih Rentan Mengalami Depresi?
Ilustrasi gen z. Credit: Freepik

Bagikan :


Gen Z, atau generasi yang lahir antara 1997-2012 memiliki karakteristik berbeda dengan generasi sebelumnya seperti generasi milenial atau generasi X dalam menghadapi permasalahan sehari-hari. Sebagai generasi yang tumbuh besar dengan perkembangan teknologi yang signifikan, penelitian mengungkapkan gen Z ternyata lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental. Mengapa demikian?

 

Gangguan Mental yang Rentan Dialami Gen Z

Gen Z adalah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi yang terlahir pada tahun 1990 hingga 2000an, namun beberapa definisi menyebut spesifik antara tahun 1997-2012. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, gen Z adalah generasi yang tumbuh ketika teknologi sudah mulai berkembang pesat sehingga mereka terpapar dengan teknologi sejak kecil.

Kemudahan teknologi dan informasi membuat mereka mudah mengakses informasi dari internet dan terkadang mereka lebih menyukai interaksi tanpa tatap muka. Akibatnya, ketika berkonsultasi dengan dokter, gen Z cenderung sulit terbuka pada dokter, namun mereka memiliki rasa keingintahuan yang tinggi akan masalah kesehatan.

Beberapa masalah gangguan mental yang rentan dialami Gen Z antara lain:

  • Depresi
  • Gangguan kecemasan
  • Keinginan untuk bunuh diri

Baca Juga: Benarkah Kurang Vitamin D Rentan Depresi?

 

Penyebab Gen Z Rentan Mengalami Gangguan Mental

Meski sebenarnya setiap kelompok usia menghadapi permasalah dan pemicu stres yang sama seperti generasi sebelumnya, namun ada kemungkinan gen Z menanggapinya dengan reaksi yang berbeda akibat paparan berita dan sosial media.

Beberapa penyebab gen Z lebih rentan mengalami gangguan mental antara lain:

Aktivitas sosial media

Gen Z tumbuh dengan perkembangan internet dan teknologi cukup pesat. Hal ini menyebabkan mereka sejak kecil sudah terpapar dengan kemudahan akses informasi dan menjadikan apa yang tampil pada dunia maya sebagai pusat tren. Sayangnya, hal ini menjadikan gen Z lebih mudah terpapar konten negatif dan hoax.

Sosial media juga kerap menjadi ajang pamer baik harta maupun fisik sehingga banyak kelompok gen Z merasa tersaingi dan rendah diri. Hal ini menyebabkan gen Z rentan mengalami gangguan tidur, kurang percaya diri, gangguan makan, FOMO, dan gejala depresi.

Baca Juga: Mengapa Depresi Makin Parah di Malam Hari?

Perbedaan cara pandang pada dunia

Paparan informasi keliru, hantaman pandemi Covid-19, perubahan iklim serta kondisi politik dan ekonomi saat ini menjadikan gen Z lebih resah dan khawatir dalam menghadapi masa depan jika dibandingkan dengan generasi milenial, gen X dan baby boomer. Mereka cenderung tumbuh menjadi kelompok individualistis dan rentan mengalami stres. 

Pandemi Covid-19 yang dialami oleh gen Z menyebabkan kelompok tersebut sulit mencari pekerjaan sehingga mereka cenderung pesimis pada masa depan dan merasa hanya perlu berorientasi pada hidup untuk saat ini, bukan masa depan atau jangka panjang.

Minim interaksi sosial

Kemudahan teknologi membuat gen Z lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya dan minim interaksi sosial. Pandemi Covid-19 juga menyebabkan gen Z terbiasa untuk menghindari interaksi sosial. Kondisi ini memicu rasa kesepian dan terisolasi yang meningkatkan stres dan depresi pada generasi tersebut.

 

Tips Membantu Gen Z Mencari Bantuan Kesehatan Mental

Penanganan gangguan kesehatan mental gen Z tidak lepas dari peran orang tua dan lingkungan Jika orang tua mendapati anak-anaknya yang mengalami perubahan perilaku seperti perubahan pola makan, cara bicara, nafsu makan dan pola makan, sebaiknya mulai membicarakannya dengan anak. Jika sulit untuk membicarakan hal ini pada anak, orang tua bisa mencari bantuan melalui terapis atau kelompok pendukung lainnya.

Dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi anak, atau merekomendasikan perubahan gaya hidup seperti mengeksplorasi hobi atau kegiatan lain yang disukai seperti bermusik, menari, melukis, belajar bahasa baru, berkebun, dan aktivitas lainnya yang tidak hanya memicu interaksi sosial namun juga mengembangkan potensi diri anak. 

 

Jika memiliki pertanyaan seputar kesehatan mental, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter atau terapis, juga memanfaatkan fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 25 Juli 2024 | 09:00