Cara Membantu Anak Menghadapi Trauma

Cara Membantu Anak Menghadapi Trauma
Ilustrasi trauma. Credit: Freepik

Bagikan :


Mengalami peristiwa traumatis seperti kekerasan fisik maupun verbal dapat menyebabkan anak mengalami trauma. Tidak mudah bagi anak untuk mengatasi trauma yang ia rasakan, namun orang tua bisa membantu anak untuk menghadapinya.

 

Tanda-Tanda Anak Mengalami Trauma

Tanda-tanda anak mengalami trauma terkadang tidak selalu terlihat jelas. Terlebih jika trauma yang dialami anak adalah akibat bullying atau kekerasan lain yang ia sembunyikan. Akibatnya banyak orang di sekitarnya termasuk orang tua tidak menyadari bahwa si kecil memiliki trauma. 

Namun ada beberapa tanda anak mengalami trauma yang bisa Anda amati, di antaranya:

  • Merasa sedih atau tidak berharga
  • Mudah takut
  • Merasa bersalah atau malu
  • Sering merasa tertekan, sering menangis
  • Takut sendirian
  • Menarik diri dari pergaulan
  • Sulit tidur
  • Gangguan makan
  • Menunjukkan tanda-tanda ingin menyakiti diri sendiri
  • Hipersensitif terhadap kebisingan, sentuhan, cahaya atau aroma tertentu

Pada beberapa kasus di anak usia remaja, dampak trauma dapat menyebabkan anak mengalami perubahan perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkoba atau kecanduan alkohol. 

Jika anak-anak menunjukkan tanda di atas, terlebih jika mereka baru saja mengalami peristiwa buruk seperti kekerasan fisik, kemungkinan besar anak-anak mengalami trauma. 

Baca Juga: Tips Mengatasi Trauma Akibat Kematian Orang yang Disayangi

 

Cara Orang Tua Membantu Anak Menghadapi Trauma

Anak mungkin memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi traumanya. Hal ini juga dipengaruhi oleh usia anak, tingkat kematangan anak dan tingkat keparahan trauma yang dialami. Meski anak-anak mungkin sulit menjelaskan mengenai traumanya, orang tua dapat membantu anak menghadapi traumanya dengan beberapa cara berikut:

Pahami perasaan anak

Tiap anak memiliki respon yang berbeda terhadap trauma yang dialami. Beberapa anak meluapkannya dengan menangis, sedih, marah, tidak mau bicara dengan banyak orang atau bahkan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Jika anak mengalami perubahan perilaku ini, Anda bisa menjelaskan pada anak bahwa perasaan yang ia rasakan adalah valid dan wajar. Sikap ini dapat membuat anak lebih menerima perasaan diri sendiri.

Baca Juga: Tips Mengatasi Trauma Anak Setelah Bencana Alam Gempa Bumi

 

Bicarakan dengan anak

Bicara dengan anak mengenai peristiwa traumatis yang mereka alami dapat membantu memahami bagaimana efek peristiwa buruk tersebut pada anak dan bagaimana perasaannya terhadap peristiwa tersebut. Luangkan waktu untuk bicara pada anak dan mendengarkan ceritanya. Sikap ini menunjukkan bahwa anak merasa didengarkan dan diperhatikan yang dapat membuatnya merasa lebih baik.

Alihkan perhatiannya

Agar pikiran anak tidak fokus pada rasa traumanya, Anda bisa mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih bermanfaat seperti mengikutkan anak-anak les musik, mengajaknya berkebun, atau melakukan hobi dan kegiatan lain yang ia sukai. 

Jauhkan dari hal-hal yang membuatnya trauma

Jika Anda mengetahui beberapa hal yang dapat memicu trauma anak, Anda bisa membantu menjauhkannya dari hal tersebut. Misalnya, batasi akses ke sosial media atau tayangan televisi yang sekiranya dapat mengingatkan anak pada peristiwa buruk yang memicu traumanya. 

Ajak anak menjalani terapi

Pada kondisi trauma yang cukup parah, kondisi ini dapat berkembang menjadi PTSD atau gangguan stres pascatrauma. Jika Anda merasa si kecil butuh penanganan profesional, sebaiknya ajak anak untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Penanganan profesional dapat membantu anak dalam mengatasi traumanya dengan lebih baik. 

Selalu beri dukungan

Anak yang memiliki trauma mungkin akan sering merasa kesepian, mendadak menangis atau tantrum. Ketika anak mengalami ini, selalu temani anak dan tenangkan bahwa ia saat ini berada di tempat yang aman bersama Anda. Beri pelukan untuk menenangkan anak dan membuatnya lebih mudah dalam mengurai trauma yang dialami. 

Tidak mudah bagi anak untuk menghadapi trauma. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam membantu anak mengatasi traumanya. Jika Anda membutuhkan bantuan terapis, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi yang tersedia pada aplikasi Ai Care.  

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Selasa, 2 April 2024 | 07:20