Kenali 4 Metode Sunat yang Paling Umum Digunakan

Daftar Isi


ADS

287 x 220

Bagikan :


Sunat atau khitan (sirkumsisi) pada anak laki-laki merupakan praktik yang banyak dilakukan di banyak negara. Sebagian besar orang melakukan sunat karena pengaruh agama dan kepercayaan, namun banyak juga yang melakukannya karena alasan kesehatan.

Sunat dapat dilakukan pada usia bayi, anak-anak maupun dewasa. Dilansir dari WebMD, sunat sebaiknya dilakukan pada hari pertama dan kedua setelah kelahiran atau ketika bayi memasuki usia 8 hari. Salah satu pertimbangannya adalah luka bedah pada bayi akan lebih cepat sembuh karena masa regenerasi sel yang lebih cepat. Pendapat lain mengungkapkan sunat adalah prosedur yang membutuhkan persetujuan anak sehingga sebaiknya dilakukan ketika anak berusia lebih besar atau dewasa.

Oleh karena itu sebelum menjalani sunat, anak dan orang tua perlu mendapat penjelasan mengenai berbagai pilihan metode sunat yang diajukan serta bagaimana proses perawatan luka dan penyembuhannya. 

Mengenal metode sunat atau khitan (sirkumsisi)

Sunat adalah tindakan memotong ujung atau menghilangkan sebagian kulit kepala penis. Prosedur sunat selama ini identik dengan tindakan medis yang menyakitkan hingga membuat anak-anak takut. Namun saat ini teknik sunat sudah banyak berkembang sehingga tersedia banyak pilihan sunat yang diklaim minim rasa rakit. Beberapa metode sunat tersebut antara lain:

1. Metode bedah konvensional

Dalam metode bedah konvensional, sunat dilakukan dengan pisau bedah. Sebelum mulai prosedur, area penis disterilkan, lalu pasien diberi bius lokal. Dokter kemudian akan memotong kulup penis menggunakan pisau bedah lalu mejahit luka dengan benang yang dapat diserap tubuh.

Perawatan luka khitan memakan waktu lebih lama dan perlu hati-hati karena luka tidak boleh terkena air agar dapat menutup sempurna, umumnya membutuhkan waktu minimal 7 hari hingga pasien dapat beraktivitas kembali tanpa rasa nyeri. Meskipun memakan waktu lama untuk pemulihan namun metode ini masih banyak diminati karena minim biaya. 

2. Metode sunat SmartKlamp

Metode klem merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam sunat. Ada beberapa teknik sunat dengan klem di antaranya Gomco clamp, Mogen clamp dan yang banyak diminati yaitu metode SmartKlamp. SmartKlamp adalah alat berbentuk tabung plastik yang memiliki banyak ukuran, disesuaikan dengan usia dan ukuran penis. Setelah pasien dibius, tabung SmartKlamp dimasukkan pada kulup yang akan dipotong lalu dijepit dengan pengunci klem selama 5-7 hari baru kemudian dilepas.

Metode ini tidak membutuhkan jahitan sehingga minim risiko pendarahan. Namun tidak disarankan untuk anak yang hiperaktif atau yang mengalami fimosis.

3. Metode sunat dengan laser

Sunat dengan laser juga menjadi pilihan banyak orang tua dan anak yang ingin menghindari rasa nyeri dan pendarahan. Metode ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sunat metode konvensional, hanya saja pisau bedah digantikan dengan mata laser.

Pasien akan menjalani anestesi lokal dan proses jahitan setelah sunat. Namun pendarahan umumnya akan sangat minim atau bahkan tidak ada. Proses sunat dengan laser dapat menghemat waktu jauh lebih cepat namun menelan biaya lebih banyak.

4. Metode sunat dengan elektrokauter (electrosurgery)

Metode sunat dengan elektrokauter adalah pembedahan kecil menggunakan alat elektrokauter yang terhubung dengan pena atau pisau tajam yang disebut probe. Alat ini dapat memotong kulit tanpa terjadi pendarahan sehingga banyak yang menganggap metode ini merupakan metode yang paling aman.

 

Masing-masing teknik sunat memiliki kelebihan dan kekurangan. Pastikan Anda mendapat informasi yang lengkap agar dapat memilih teknik sunat yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan pasien serta biaya yang akan dikeluarkan. Lakukan sunat di fasilitas kesehatan dengan tenaga medis yang terpercaya untuk meminimalisir efek samping setelah sunat.

 

PERDOSKI. (2018). Khitan Anak: Konvensional vs Smartklamp vs Laser. Mana yang Paling Baik?. Available from: https://perdoski.id/article/detail/808-khitan-anak-konvensional-vs-smartklamp-vs-laser-mana-yang-paling-baik

Mungadi, A. Abdulwahab-Ahmed,A. (2013). Techniques of Male Circumcision. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3888996/

Altokhais, T. (2017). Electrosurgery Use In Circumcision in Children: Is It Safe?. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5308025/

WebMD. (2020). Circumsision. Available from: https://www.webmd.com/sexual-conditions/guide/circumcision