Obat bisa diproses atau dimetabolisme oleh tubuh secara berbeda. Meminum dua obat atau lebih secara bersamaan dapat memengaruhi proses penyerapannya dalam tubuh. Untuk memastikan bahwa obat Anda dapat bekerja secara efektif, sebaiknya hindari beberapa kombinasi obat yang justru dapat mengurangi daya kerja obat.
Jenis Obat yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersamaan
Saat sakit, sering kali kita mengonsumsi obat secara bersamaan. Terkadang obat yang harus dikonsumsi pun mencapai lebih dari 3 butir obat. Perlu diketahui bahwa ada beberapa kombinasi obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara bersamaan.
Beberapa obat tersebut antara lain:
Alkohol dan opioid
Opioid adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Karena obat ini termasuk dalam golongan narkotika, penggunaan obat ini harus berada dalam pengawasan dokter. Obat ini bekerja dengan memblokir sinyal rasa nyeri pada sel saraf menuju otak. Biasanya obat ini diberikan ketika obat pereda nyeri non-opioid tidak mampu meredakan rasa nyeri yang muncul.
Bila obat golongan opioid disalahgunakan, terutama diminum bersama alkohol, dapat memberikan efek yang serius. Meminum alkohol serta mendapat obat golongan opioid di saat yang sama dapat memperlambat fungsi sistem saraf. Dapat timbul efek samping seperti kehilangan kesadaran, koma, ritme napas yang sangat lambat, koma hingga kematian.
Baca Juga: Mengenal Alergi Obat
Opioid dan benzodiazepine
Obat benzodiazepine adalah obat golongan sedatif yang digunakan untuk menurunkan kecemasan, mengatasi gangguan tidur dan melemaskan otot. Biasanya obat ini diberikan pada pasien yang mengalami masalah mental atau ketegangan otot.
Baik obat opioid dan benzodiazepine adalah obat golongan penenang yang bisa semakin meningkatkan kantuk dan menurunkan koordinasi. Jika Anda menggunakan keduanya secara bersamaan, efek sedatif yang ditimbulkan ditakutkan bisa sangat besar.
Warfarin dan asetaminofen
Warfarin adalah jenis obat pengencer darah. Obat ini berfungsi membantu mencegah pembentukan gumpalan darah. Penggumpalan darah yang tidak diinginkan dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung dan kematian. Obat ini terutama diberikan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami pembekuan darah. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa warfarin bisa menyebabkan perdarahan.
Sedangkan obat golongan asetaminofen atau parasetamol adalah obat analgesik yang digunakan untuk meringankan nyeri dan mengurangi demam. Meminum kedua obat tersebut secara bersamaan dapat memberikan kombinasi efek obat yang sinergis, sehingga bisa memengaruhi pembekuan darah, meningkatkan risiko perdarahan dan terjadinya efek samping obat.
Apabila dokter meresepkan Anda warfarin, maka sebaiknya hindari meminumnya dengan parasetamol atau obat golongan asetaminofen lainnya.
Baca Juga: Batuk, Perlukah Diobati dengan Antibiotik?
Warfarin dan ibuprofen
Ibuprofen adalah obat pereda rasa sakit yang juga dapat digunakan dalam membantu melawan demam. Seperti asetaminofen, obat ibuprofen bisa dibeli bebas tanpa perlu resep dokter. Namun sebaiknya Anda tidak mengonsumsi obat ibuprofen bersamaan dengan obat warfarin.
Penggunaan ibuprofen dengan warfarin dapat mengurangi efektivitas obat dalam mencegah penggumpalan darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
Tidak semua obat dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lainnya. Anda harus berkonsultasi dengan dokter dahulu mengenai obat yang Anda minum, terutama bila Anda memiliki kondisi medis seperti gangguan darah. Apabila Anda mendapatkan resep obat, sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter dan apoteker apakah obat tersebut aman dikonsumsi dengan obat-obatan lainnya. Hindari mengonsumsi obat di luar anjuran dokter karena dapat mengurangi efektivitas obat dan menimbulkan efek samping lainnya.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma