Definisi
Kolitis ulseratif adalah salah satu jenis penyakit radang usus (inflammatory bowel disease). Kolitis ulseratif terjadi saat usus besar dan rektum mengalami peradangan. Peradangan yang terjadi dapat menyebabkan sariawan kecil yang dikenal dengan luka atau ulkus pada lapisan kolon. Peradangan biasanya dimulai pada bagian rektum dan menyebar ke atas. Penyakit ini juga dapat melibatkan seluruh bagian dari usus besar. Peradangan menyebabkan pergerakan usus besar menjadi lebih cepat dan kosong lebih sering. Ulkus terbentuk dari sel-sel pada permukaan lapisan usus besar yang mati. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan dan mengeluarkan nanah dan lendir (mukus).
Angka kejadian penyakit kolitis ulseratif adalah 9-20 kasus per 100.000 orang per tahun dan kebanyakan terjadi pada usia dewasa. Penyakit ini dapat menyerang pada seluruh usia, namun kebanyakan kolitis ulseratif terjadi di antara usia 15-30 tahun. Di atas usia 50 tahun, ada juga kejadian kolitis ulseratif dengan jumlah cukup banyak, biasanya pada laki-laki.
Penyebab
Penyebab yang diyakini oleh peneliti bahwa kolitis ulseratif dapat diakibatkan oleh sistem pertahanan tubuh atau imun yang aktif berlebihan. Meskipun demikian, hal ini masih tidak jelas terkait alasan beberapa sitem imun merespon dengan menyerang usus besar dan bagian lainnya tidak diserang.
Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam terjadinya kolitis ulseratif. Faktor-faktor tersebut di antaranya:
- Genetik. Genetik dapat berperan sebab ada gen yang diturunkan dari orang tua dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kolitis ulseratif
- Kelainan sistem imun. Kelainan sistem imun tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kolitis ulseratif
- Faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti bakteri, virus dan antigen dapat memicu sistem imun.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kolitis ulseratif adalah:
- ada keluarga yang pernah mengalami kolitis ulseratif
- ras kulit putih
- penggunaan obat isotretinoin dalam pengobatan jerawat
Gejala
Gejala pada penyakit kolitis ulseratif bervariasi bergantung pada kondisi masing-masing individu. Gejala dapat berubah sepanjang perjalanan waktu. Pasien yang mengalami kolitis ulseratif dapat mengalami periode waktu dengan gejala yang ringan atau tanpa ada gejala sama sekali. Hal ini dikenal dengan istilah medis yaitu remisi. Meskipun demikian, gejala dapat kembali muncul dan dapat menjadi lebih berat. Kondisi ini dikenal dengan istilah medis yaitu flare-up.
Beberapa gejala yang dapat muncul pada kolitis ulseratif adalah:
- nyeri perut
- tinja berdarah
- diare
- demam
- nyeri pada dubur
- penurunan berat badan
- malnutrisi
Selain itu, ada gejala lain yang mungkin dapat muncul yaitu:
- nyeri sendi
- bengkak pada sendi
- mual
- penurunan nafsu makan
- masalah kulit
- sariawan pada mulut
- peradangan pada mata.
Diagnosis
Diagnosis kolitis ulseratif adalah diagnosis yang dapat ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang bila tersedia dan diperlukan untuk dilakukan.
Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Gejala-gejala yang ada dapat mengarahkan ke suatu penyakit tertentu sehingga Anda perlu mengutarakan gejala yang dirasakan selengkap mungkin dan disertai dengan sejak kapan gejala tersebut mulai dirasakan.
Informasi ini penting bagi dokter dalam rangka menegakkan diagnosis medis tertentu. Apabila gejala yang dirasakan mengarahkan ke penyakit kolitis ulseratif, maka dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien sehingga dapat ditemukan beberapa tanda klinis yang adalah tanda objektif yang didapatkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik.
Pada kasus kolitis ulseratif, dokter dapat menemukan adanya nyeri perut dan tinja berdarah melalui pemeriksaan colok dubur.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang juga memiliki peran dalam menegakkan atau memastikan diagnosis dari gagal ginjal akut.
- Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap untuk menilai apakah ada anemia atau tidak.
- Pemeriksaan darah lainnya sebagai penanda peradangan yaitu C-reactive protein (CRP), dan laju endap darah (LED)
- Pemeriksaan tinja dapat dipertimbangkan untuk menilai adanya penanda peradangan, darah, bakteri, dan parasit
- Pemeriksaan CT-scan untuk menilai daerah perut dan pinggul
- Pemeriksaan endoskopi untuk menilai kondisi lambung, kerongkongan, dan usus halus
- Pemeriksaan kolonoskopi untuk menilai kondisi di dalam usus besar
Tata Laksana
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang kronis. Tujuan terapi adalah untuk menurunkan peradangan yang menjadi penyebab dari gejala-gejala yang ada dan mendapatkan periode remisi dalam waktu yang lama.
Obat-obatan yang diberikan bergantung pada kondisi medis yang diderita termasuk seberapa parah kondisi yang dialami saat ini. Obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan dapat diberikan untuk gejala klinis yang ringan. Obat-obatan ini akan membantu dalam meringankan banyak gejala yang diderita. Beberapa contoh obat yang dapat diberikan adalah sulfasalazine, mesalamine, balsalazide, atau olsalazine.
Beberapa pasien mungkin membutuhkan kortikosteroid untuk membantu dalam mengurangi peradangan namun memiliki beberapa efek samping sehingga penggunaannya terbatas. Apabila terdapat infeksi, antibiotik dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada penderita.
Obat-obatan yang termasuk di dalam golongan penekan imun atau imunosupresan dapat diberikan pada pasien dengan gejala sedang hingga berat. Obat imunosupremen dibuat dari antibodi dan membantu dalam menghentikan peradangan. Penggunaan obat-obatan ini dapat membantu dalam mencegah gejala yang muncul kembali. Beberapa contoh obat yang dapat diberikan adalah adalimumab, ustekinumab, infliximab, atau tofacitinib.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada kasus kolitis ulseratif adalah kanker kolon. Semakin lama penyakit ini diderita, semakin besar kemungkinan munculnya kanker. Kolonoskopi akan dipertimbangkan dan dilakukan apabila risiko tinggi kecurigaan terhadap kanker kolon. Disarankan untuk dilakukan skrining setiap 1-3 tahun untuk menilai secara dini apakah sudah ada kanker kolon pada pasien lama dengan kolitis ulseratif. Beberapa komplikasi lain yang dapat muncul adalah:
- penebalan dinding usus
- perdarahan usus
- sepsis, atau infeksi darah
- dehidrasi berat
- ruptur kolon
- peradangan pada kulit, sendi, dan mata,
- toxic megacolon 'pembengkakan usus besar yang cepat'
- penyakit liver
Pencegahan
Hingga saat ini tidak ada bukti yang jelas mengenai pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari dari kolitis ulseratif. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko terjadinya kolitis ulseratif yaitu:
- konsumsi makanan dengan gizi seimbang
- menghindari merokok dan asap rokok
- menghindari minum alkohol
- berolahraga rutin sebanyak 3-5 kali per minggu selama 30 menit masing-masingnya
- cukup istirahat
- kelola stress
- tidur minimal 7-8 jam per hari
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami perburukan gejala yang sudah ada seperti nyeri perut yang muncul lebih berat, perdarahan pada saluran cerna yang ditandai dengan tinja berdarah, sebaiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD) atau spesialis penyakit dalam konsultan gastro-entero-hepatologi (Sp.PD-KGEH).
Atau jika kolitis ulseratif dialami oleh anak Anda yang berusia kurang dari 18 tahun, periksakan ke dokter spesialis anak (Sp.A) Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dari penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang tepat dan sesuai kebutuhan.