Definisi
Sindrom Rubinstein-Taybi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tinggi badan yang pendek, disabilitas intelektual, fitur wajah yang berbeda dengan orang pada umumnya, ibu jari tangan dan kaki yang lebar. Sindrom ini jarang terjadi dan diperkirakan menyerang 1 dari 100.000 sampai 125.000 bayi baru lahir.
Penyebab
Mutasi pada gen CREBBP menyebabkan sekitar setengah dari seluruh kasus sindrom Rubinstein-Taybi. Gen CREBBP memberikan instruksi pada produksi protein yang membantu mengontrol aktivitas banyak gen lainnya. Protein ini, yang disebut dengan protein pengikat CREB, memiliki peran penting dalam mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel, serta penting untuk perkembangan yang normal sebelum seseorang lahir.
Oleh karena terdapat satu salinan gen CREBBP yang hilang atau mengalami mutasi (mengalami perubahan) pada orang dengan sindrom Rubinstein-Taybi, maka sel mereka memproduksi protein pengikat CREB hanya setengah dari jumlah normalnya. Kekurangan jumlah protein ini akan mengganggu proses perkembangan normal sebelum dan setelah seseorang lahir.
Perkembangan otak yang abnormal diperkirakan mendasari adanya disabilitas intelektual pada orang dengan sindrom Rubinstein-Taybi. Para peneliti belum mengetahui pasti bagaiman mutasi pada gen CREBBP dapat menimbulkan tanda dan gejala sindrom Rubinstein-Taybi yang lainnya.
Mutasi pada gen EP300 menyebabkan sebagian kecil kasus sindrom Rubinstein-Taybi. Seperti gen CREBBP, gen ini juga memberikan instruksi untuk produksi protein yang membantu mengontrol aktivitas gen lainnya. Mutasi pada gen EP300 menyebabkan kehilangan satu salinan fungsional dari gen tersebut di setiap sel, yang akan mengganggu perkembangan normal dan menghasilkan karakteristik sindrom Rubinstein-Taybi.
Tanda dan gejala sindrom Rubinstein-Taybi yang disebabkan oleh mutasi gen EP300 umumnya lebih ringan dibandingkan yang disebabkan oleh mutasi gen CREBBP.
Beberapa kasus sindrom Rubinstein-Taybi yang berat disebabkan oleh hilangnya material genetik dari lengan pendek kromosom 16. Banyak gen, termasuk gen CREBBP, yang hilang sebagi akibat dari hilangnya material genetik tersebut. Para peneliti mempercayai bahwa kehilangan beberapa gen pada regio ini mungkin menyebabkan komplikasi serius yang terkait dengan sindrom Rubinstein-Taybi.
Hampir 30 sampai 40 persen dari semua orang dengan sindrom Rubinstein-Taybi teridentifikasi tidak memilki mutasi pada CREBBP atau EP300, atau hilangnya kromosom, Penyebab kondisi ini tidak diketahui. Para peneliti memperkirakan hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen lainnya.
Pada beberapa orang, penyebab sindrom ini tidak diketahui.
Faktor Risiko
Kondisi ini diperkirakan memiliki pola penurunan autosomal dominan, yang berarti satu salinan mutasi gen pada setiap sel saja sudah cukup untuk menimbulkan kelainan. Meskipun sindrom ini dapat diturunkan secara autosomal dominan, namun kebanyakan kasus terjadi akibat mutasi baru pada gen tanpa adanya riwayat keluarga dengan penyakit ini.
Studi yang ada menunjukan bahwa satu pasangan yang memiliki anak dengan sindrom Rubinstein-Taybi memiliki risiko sebesar 0.5% untuk melahirkan anak lain dengan kondisi yang sama.
Jika seseorang dengan sindrom ini memiliki keturunan, maka risiko menurunkan kondisi ini ke anaknya adalah sebesar 50%.
Gejala
Sindrom Rubinstein-Taybi ditandai dengan:
- Tinggi badan yang kurang
Tinggi badan di bawah tinggi yang diharapkan pada usia dan jenis kelamin yang sama.
- Kesulitan makan pada bayi
Gangguan makan pada bayi ditandai dengan adanya kesulitan tertentu seperti isapan yang lemah dan tidak efektif, periode isapan yang banyak dan singkat, serta tertidur saat menyusu. Selain itu, dapat juga ditemui adanya kesulitan saat mengunyah.
- Keterlambatan perkembangan global
Keterlambatan dalam mencapai loncatan motorik atau mental pada domain perkembangan anak, termasuk kemampuan motorik, bicara dan Bahasa, kemampuan kognitif, kemampuan sosial dan emosional. Istilah ini seharusnya hanya digunakan untuk mendeskripsikan anak-anak berusia kurang dari 5 tahun.
- Disabilitas intelektual sedang sampai berat
Fungsi intelektual di bawah normal ini diakibatkan karena gangguan perkembangan. Disabilitasi intelektual, yang sebelumnya disebut dengan retardasi mental, didefinisikan sebagai skor IQ di bawah 70.
- Konstipasi (sembelit)
- Sering terkena infeksi saluran nafas terutama pada bayi dan anak-anak kecil
- Kegagalan pertambahan berat badan bayi
- Kelebihan berat badan, terutama pada usia anak-anak akhir atau pubertas awal
Selain itu, terdapat perbedaan fitur fisik pada penderita sindrom ini, seperti:
- Jari-jari tampak terlalu pendek jika dibandingkan dengan tangan atau kakinya
- Ibu jari tangan dan kaki yang lebar
- Jari kelingking yang bengkok
- Tulang hidung yang cembung
- Fisura palpebra miring ke bawah (fisura palpebra adalah garis imajiner yang ditarik dari sudut mata dalam dan luar)
- Jarak antara kedua mata lebih jauh dari normal
- Tekanan bola mata tinggi (glaucoma)
- Langit-langit mulut tinggi
- Jarak puting lebih dari normal
- Sendi terlalu fleksibel, artinya dapat digerakan melampaui ruang gerak normal
- Telinga terletak lebih rendah
- Kelainan struktur jantung dan pembuluh darah besar
- Abnormalitas pada gigi, seperti gigi berlubang
- Kelainan kulit, misalnya pembentukan keloid
Penderita sindrom Rubistein-Taybi juga dapat mengalami masalah kejiwaan seperti:
- Kecemasan, tegang, atau panik yang intens, seringnya merupakan respon terhadap stress interpersonal
- Khawatir akan efek negatif dari pengalaman sebelumnya yang tidak menyenangkan serta kemungkinan buruk di masa depan, merasa takut, atau terancam oleh ketidakpastian, ketakutan untuk gagal juga dapat dirasakan
- Perubahan suasana hati yang mendadak
- Gangguan obsesif kompulsif
- Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
- Gampang teralihkan
- Impulsif
- Tidak bisa diam
- Sering kesulitan mengatur tugas dan proyek
- Kesulitan tidur
- Gangguan interaksi sosial akibat agresif dan berisik
Tanda dan gejala ini bervariasi pada masing-masing individu.
Diagnosis
Diagnosis sindrom Rubinstein-Taybi biasanya berdasarkan pemeriksaan klinis atau fisik. Untuk mendiagnosis sindrom ini lebih lanjut, pemeriksaan X-ray dapat dilakukan untuk mencari abnormalitas pada tulang, terutama pada tangan dan kaki. Pemeriksaan radiologi lainnya dapat digunakan untuk memantau aktivitas listrik pada otak.
Pemeriksaan genetik dapat dilakukan untuk memastikan adanya mutasi kromosom yang dapat mengakibatkan sindrom Rubinstein-Taybi.
Tata Laksana
Tata laksana sindrom Rubinstein-Taybi bergantung pada gejala yang dialami masing-masing individu. Kurva pertumbuhan khusus untuk sindrom ini akan digunakan untuk memantau kecepatan pertumbuhan anak. Selain itu, pemeriksaan penglihatan dan pendengaran tahunan juga harus dilakukan, Bersama dengan pemantauan jangka panjang untuk jantung, ginjal, dan gigi geligi.
Jika terdapat kelainan pada tulang, maka operasi, terapi suportif, dan terapi fisik dapat digunakan untuk membantu menangani kelainan tersebut. Operasi juga dapat dilakukan pada tangan atau kaki bila jari-jari ada yang abnormal.
Terapi lainnya meliputi program edukasi khusus, terapi perilaku, dan terapi wicara.
Komplikasi
Orang dengan sindrom Rubinstein-Taybi memiliki peningkatan risiko terkena tumor otak dan kulit jinak (non kanker) jenis tertentu. Namun, angka harapan hidup pada orang dengan sindrom ini tidak berbeda dengan orang normal.
Pencegahan
Pemeriksaan USG kehamilan jarang memberikan diagnosis yang akurat. Jika sebelumnya memiliki anak dengan sindrom Rubinstein-Taybi, maka dapat dilakukan pemeriksaan kehamilan pada kehamilan berikutnya menggunakan biopsi villus chorionic (plasenta) jika memungkinkan. Pemeriksaan juga dapat dilakukan jika ada kecurigaan pada kehamilan pertama.
Kapan Harus ke Dokter
Jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu mengenai perkembangan anak Anda atau komplikasi terkait sindrom Rubinstein-Taby, maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Lukita Tarigan