Angioedema

Angioedema

Bagikan :


Definisi

Angioedema adalah pembengkakan pada lapisan bawah kulit. Kondisi ini dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti:

  • Wajah
  • Tenggorokan
  • Laring (pita suara)
  • Uvula (tonjolan kecil yang menggantung di belakang lidah)
  • Lengan
  • Tangan
  • Kaki

Angioedema dapat menjadi berbahaya jika pembengkakan terjadi di tenggorokan atau lidah karena bisa menimbulkan kesulitan bernafas. Jika ini terjadi, Anda harus segera mendapatkan bantuan medis.

 

Penyebab

Angioedema alergi

Angioedema ini merupakan jenis yang paling umum. Reaksi alergi yang terjadi dapat dipicu oleh makanan, seperti kerang, ikan, kacang tanah, kacang pohon, telur, atau susu. Alergi ini juga dapat disebabkan oleh paparan zat asing seperti serbuk sari tumbuhan, bulu binatang, sengatan serangga, atau bahan lateks.

 

Angioedema yang dipicu obat

Angioedema yang dipicu obat biasanya terjadi dalam waktu satu jam setelah terpapar obat yang dicurigai sebagai pemicu. Beberapa obat tersebut antara lain:

  • Antibiotik golongan penisilin untuk melawan infeksi bakteri
  • Aspirin, digunakan untuk meredakan gejala nyeri, peradangan, serta mencegah penggumpalan darah
  • Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri atau peradangan seperti ibuprofen dan naproxen
  • Obat penurun tekanan darah golongan ACE inhibitor, walaupun sudah digunakan dalam waktu lama, masih bisa terjadi reaksi angioedema mendadak

 

Angioedema herediter (HAE)

Angioedema ini tergolong jarang ditemukan, merupakan kondisi yang diakibatkan oleh faktor genetik. HAE ditandai dengan episode angioedema berulang tanpa disertai gejala ruam kulit kemerahan atau urtikaria, sering memengaruhi kulit, saluran napas atas serta saluran cerna. Biasanya, HAE muncul sebelum usia 12 tahun. Penderitanya dapat mewariskan kondisi tersebut kepada keturunan mereka.

HAE terjadi ketika tubuh tidak cukup membuat protein darah penghambat C1 esterase. Protein C1 esterase sendiri memungkinkan cairan dari darah pindah ke jaringan lain, sehingga menimbulkan pembengkakan.

 

Angioedema didapat

Ada jenis angioedema lain yang sangat langka yaitu angioedema didapat, yang memiliki gejala mirip dengan HAE. Berbeda dengan HAE, jenis langka ini umumnya tidak muncul sampai Anda berusia lebih dari 40 tahun. Angioedema ini umumnya terjadi ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Tidak seperti HAE, kondisi ini tidak diturunkan kepada keturunan penderitanya.

 

Angioedema Idiopatik

Idiopatik berarti belum diketahui penyebab pastinya. Para ahli memperkirakan beberapa kemungkinan penyebab dari angioedema ini adalah:

  • Kecemasan atau stres
  • Infeksi ringan
  • Suhu tinggi atau rendah
  • Olahraga berlebihan

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita angioedema adalah:

  • Pernah mengalami reaksi alergi atau angioedema sebelumnya, ditandai dengan rasa gatal, kemerahan pada kulit, atau sesak napas hebat setelah terpapar zat tertentu
  • Menderita penyakit seperti:
    • Lupus
    • Limfoma
    • Penyakit tiroid
    • Hepatitis
    • HIV
    • Infeksi Cytomegalovirus
    • Infeksi virus Epstein-Barr
    • Asma
  • Pernah menjalani transfusi darah
  • Memiliki keluarga dengan riwayat angioedema
  • Mengonsumsi obat golongan:
    • Anti nyeri atau peradangan NSAID
    • ACE inhibitor atau ARB untuk menurunkan tekanan darah tinggi 
  • Mendapat terapi aktivator plasminogen jaringan rekombinan (rtPA) untuk pasien stroke

 

Gejala

Tanda paling umum dari angioedema adalah pembengkakan dengan ruam berwarna merah di bawah permukaan kulit. Tanda ini dapat terjadi di area tertentu pada kaki, tangan, mata, atau bibir. Pembengkakan biasanya timbul dalam hitungan menit hingga jam setelah terpapar pemicu.

Pembengkakan umumnya disertai rasa tebal atau kebas, kencang, muncul kemerahan, nyeri, atau teraba hangat di area tubuh yang bengkak. Jika terjadi di usus, walaupun jarang terjadi, dapat menyebabkan nyeri dan kram perut yang sulit diketahui penyebabnya. Pada kasus yang lebih berat, pembengkakan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Angioedema bisa disertai rasa gatal atau tidak. Pada kasus yang jarang, orang dengan angioedema dapat mengalami pembengkakan tenggorokan, suara serak, dan kesulitan bernapas. Jika terjadi pembengkakan pada tenggorokan, lidah, atau saluran napas lainnya dan pasien merasa sulit bernapas, ini adalah kondisi yang mengancam nyawa dan perlu mendapat pertolongan darurat.

 

Diagnosis

Dokter dapat mendiagnosa jenis angioedema yang terjadi melalui gejala yang timbul, deskripsi tentang beberapa kemungkinan penyebab, dan bagaimana riwayat kesehatan pasien serta keluarganya. Dokter juga akan memeriksa apakah pasien menggunakan obat tertentu yang dapat memicu angioedema. 

Misalnya, terdapat riwayat reaksi alergi seperti gatal-gatal atau ruam merah pada kulit sebelum timbul angioedema. Hal ini menunjukan bahwa angioedema yang terjadi cenderung mengarah ke angioedema alergi. Sementara, jika ada riwayat keluarga dengan angioedema, dapat menjadi tanda bahwa angioedema mungkin timbul karena faktor genetik yang diwariskan.

Seseorang dengan angioedema dapat dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan jenis dan penyebab angioedemanya. Pemeriksaan tersebut antara lain:

  • Skin prick test atau uji tusuk kulit, untuk memastikan apakah ada hubungan antara angioedema dengan reaksi alergi. Kulit pasien akan ditusuk dengan berbagai macam alergen (zat penyebab alergi) dalam jumlah yang sangat kecil, lalu diamati proses perubahan yang terjadi di kulit, alergen mana yang kira-kira menimbulkan reaksi alergi pada pasien
  • Pemeriksaan darah
    • Dilakukan untuk melihat bagaimana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen tertentu
    • Pemeriksaan khusus protein inhibitor C1 esterase, bila kadarnya rendah, menunjukkan bahwa pasien mengalami angioedema herediter atau yang diturunkan

 

Tata Laksana

Angioedema biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari dan tidak meninggalkan bekas. Namun, pengobatan dapat mengurangi rasa gatal yang hebat, bila gejala yang menetap. Jika membutuhkan pengobatan, obat-obatan yang digunakan antara lain: 

  • Obat untuk meredakan bengkak, gatal dan peradangan, seperti golongan antihistamin dan kortikosteroid oral
  • Obat untuk penekan sistem kekebalan tubuh jika golongan antihistamin dan kortikosteroid belum mengurangi gejala
  • Obat-obatan lain yang mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, seperti obat anti inflamasi selain golongan steroid
  • Obat khusus untuk angioedema herediter. Jika Anda memiliki jenis angioedema yang diturunkan dalam keluarga, Anda dapat mengkonsumsi obat khusus untuk meredakan gejala dan mengontrol kadar protein tertentu dalam darah agar mencapai kadar normal yang tidak menimbulkan gejala

Jika angioedema dicetuskan oleh penggunaan obat, dokter akan mengganti obat Anda. Pada serangan yang serius, pasien mungkin memerlukan diberikan obat yang bernama epinefrin melalui suntikan ke dalam pembuluh darah. 

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi keluhan:

  • Hindari senyawa yang dapat memicu terjadinya angioedema, dapat berupa makanan, obat-obatan, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, lateks, ataupun sengatan serangga.
  • Hentikan konsumsi obat-obatan yang menyebabkan gejala
  • Kompres dingin area tubuh yang bergejala dengan lap dingin selama beberapa menit untuk membantu menenangkan kulit dan mengurangi keinginan menggaruk
  • Kenakan pakaian katun yang longgar dan berbahan halus, hindari pakaian yang kasar, ketat, atau terbuat dari wol
  • Lindungi kulit Anda dari sinar matahari. Gunakan tabir surya sekitar setengah jam sebelum berkegiatan di luar ruangan. Saat berada di luar ruangan, carilah tempat teduh untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat angioedema

 

Komplikasi

Angioedema yang berat dapat mengancam jiwa jika terjadi pembengkakan lidah atau tenggorokan dan menghalangi jalan napas. Rasa gatal dan ketidaknyamanan kulit lainnya juga seringkali mengganggu aktivitas. Anda dapat mengurangi keluhan tersebut dengan melakukan tips penanganan awal seperti yang sudah disebutkan di atas.

 

Pencegahan

Anda dapat mencegah reaksi alergi dan angioedema dengan cara menghindari makanan, obat-obatan, atau kondisi lain yang memicu. Jika tidak tahu apa yang menyebabkan angioedema Anda, cobalah membuat catatan harian untuk melacak makanan, gejala, dan situasi yang terkait dengan gejala Anda.

Jika memiliki riwayat angioedema akibat serbuk sari tumbuhan atau kontak dengan hewan, mandi dan ganti pakaian Anda setiap terpapar dengan serbuk sari atau hewan tersebut.

Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk minum obat antihistamin rutin setiap hari, bukan hanya saat Anda membutuhkan. Terapi ini dapat membantu mencegah timbulnya reaksi alergi dan angioedema serta membuat gejalanya menjadi lebih ringan. 

 

Kapan harus ke dokter? 

Umumnya, angioedema yang ringan dapat ditangani di rumah. Konsultasi dengan dokter jika gejala berlanjut lebih dari beberapa hari. Cari pertolongan darurat jika Anda merasakan lidah, bibir, atau mulut Anda bengkak atau jika mengalami kesulitan bernapas.

 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 3 Oktober 2024 | 12:41

Silver, J. (2021). What is angioedema?. Retrieved 1 Maret 2022, from https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/angioedema-overview

Hives and angioedema. (2021). Retrieved 1 Maret 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hives-and-angioedema/symptoms-causes/syc-20354908

Murrell, D. (2018). Everything you need to know about angioedema. Retrieved 1 Maret 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/216095

Martinez, K. (2021). Angioedema and hives. Retrieved 1 Maret 2022, from https://www.healthline.com/health/angioedema

 

Surin-Lord, S. (2021). What to know about angioedema and hives. Retrieved 1 Maret 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/angioedema-hives