Dismenore

Kenali tanda dan gejala dismenore

Bagikan :


Definisi

Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri atau kram saat menstruasi. Kata dismenore atau dysmenorrhea diambil dari bahasa Yunani yang berarti “perdarahan setiap bulan yang nyeri”. Terdapat dua jenis dismenore, yakni dismenore primer dan sekunder.

 

Dismenore Primer

Dismenore primer adalah istilah yang digunakan untuk nyeri menstruasi yang hilang timbul dan diduga tidak muncul akibat penyakit lain. Nyeri biasanya muncul pada awal siklus menstruasi, berkisar dari nyeri derajat ringan hingga berat. Umumnya nyeri bisa dirasakan di perut bagian bawah, punggung bagian bawah, dan terkadang menjalar hingga selangkangan dan paha.

Nyeri terkadang bisa disertai dengan keluhan lain seperti mual muntah, kelelahan, atau diare. Intensitas nyeri menstruasi biasanya akan berkurang seiring peningkatan usia dan dapat berhenti muncul ketika Anda sudah hamil dan melahirkan.

 

Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri menstruasi akibat kondisi medis tertentu, karena kelainan dari rahim atau organ reproduksi lainnya. Jenis nyeri ini umumnya muncul di kemudian hari setelah sebelumnya memiliki siklus menstruasi yang tidak nyeri. Perdarahan menstruasi yang muncul bisa tergolong berat atau tidak teratur. Ada banyak kondisi medis yang bisa menyebabkan dismenore sekunder.

 

Walaupun tidak bersifat mengancam nyawa, dismenore termasuk kasus yang sering terjadi pada wanita usia reproduktif dan mampu memberikan dampak terhadap psikis, emosi, kesehatan, dan kualitas hidup wanita.

 

Penyebab

Penyebab dasar dari munculnya dismenore adalah zat-zat peradangan yang muncul akibat perubahan hormon menjelang siklus menstruasi. Selain karena hal tersebut, dismenore dapat disebabkan oleh beberapa kondisi penyakit, yakni:

  • Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang seharusnya ada di dalam rahim turut muncul di luar rahim. Kondisi ini umumnya melibatkan indung telur, tuba fallopi atau jaringan pada pinggul, yang dapat menyebabkan nyeri hebat pada bagian perut.

  • Fibroid di uterus

Fibroid adalah pertumbuhan tumor jinak bukan kanker pada dinding rahim. Salah satu gejala kondisi ini adalah nyeri.

  • Adenomiosis

Kondisi ketika jaringan rahim mulai bertumbuh dan menyebar ke jaringan otot pada rahim.

  • Infeksi panggul (pelvic inflammatory disease)

Infeksi panggul atau organ reproduksi wanita dapat disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan infeksi menular seksual.

  • Stenosis serviks

Pada sebagian wanita, bukaan leher rahim terlalu sempit dan berukuran kecil. Hal ini membuat darah menstruasi yang luruh dari rahim sulit mengalir dengan lancar dan meningkatkan tekanan di dalam rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri.

 

Jika Anda tertarik untuk membaca lebih jauh mengenai infeksi menular seksual, Anda bisa membacanya di sini: Infeksi Menular Seksual - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.

 

Faktor Risiko

Faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang perempuan mengalami dismenore adalah:

  • Usia di bawah 30 tahun.
  • Menarke (haid pertama) pada usia yang lebih muda, seperti ≤11 tahun.
  • Kebiasaan merokok.
  • Perdarahan selama siklus menstruasi sangat banyak atau berlangsung lama (menorrhagia).
  • Berat badan tubuh berlebih.
  • Belum pernah melahirkan.
  • Depresi atau gangguan kecemasan.
  • Minum alkohol selama siklus menstruasi.
  • Riwayat dismenore pada anggota keluarga.

 

Gejala

Gejala nyeri yang bisa dirasakan selama siklus menstruasi bervariasi, di antaranya adalah:

  • Nyeri pada perut bagian bawah seperti tertusuk
  • Nyeri berlangsung 1 hingga 3 hari sebelum menstruasi dimulai dengan puncaknya pada hari pertama dan kedua menstruasi kemudian menurun intensitasnya pada hari ketiga
  • Terkadang nyeri bisa menjalar ke area selangkangan, paha, dan punggung bagian bawah.

Selain itu, beberapa wanita juga mengalami keluhan lain seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Kembung
  • Diare
  • Sembelit
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Pusing

 

Diagnosis

Wawancara Medis

Dokter akan bertanya untuk mencari tahu bila nyeri haid yang dirasakan pasien tergolong berat, atau bila ada kondisi medis lain yang menyebabkan keluhan. Wawancara akan dimulai dengan pertanyaan mengenai:

  • Keluhan utama dan keluhan lain yang menyertai.
  • Sudah berapa lama gejala tersebut muncul.
  • Riwayat siklus menstruasi dan riwayat menarke (haid pertama).
  • Aktivitas sehari-hari.
  • Riwayat penyakit sebelumnya.
  • Riwayat dismenore pada keluarga.

 

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti tanda-tanda vital dan tubuh pasien. Pada wanita yang aktif secara seksual, dicurigai terdapat kondisi medis lain yang menyebabkan nyeri haid, atau keluhan tetap tidak hilang setelah diberi obat antinyeri, dokter bisa melakukan pemeriksaan panggul. Alat bantu bernama spekulum bisa dipakai pada pemeriksaan, bertujuan untuk melihat adanya kelainan pada vagina dan leher rahim.

Sedikit sampel cairan pada vagina untuk diperiksa bila ada kecurigaan yang mengarah ke infeksi panggul.

 

Pemeriksaan Penunjang

Di bawah ini adalah pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosis:

  • Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
  • USG, pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk melihat gambaran rahim, organ reproduksi dan organ dalam lainnya.
  • Pemeriksaan radiologi lain seperti CT scan dan MRI juga dapat dilakukan bila dirasa perlu, untuk melihat lebih detail gambaran organ reproduksi.
  • Prosedur laparoskopi dengan selang tipis yang terpasang lampu dan lensa, untuk melihat area panggul dan perut. Laparoskopi dilakukan untuk melihat adanya endometriosis, kista pada indung telur, tumor atau penyakit lainnya.

 

Jika Anda tertarik untuk membaca lebih jauh mengenai pemeriksaan urine lengkap, Anda bisa membacanya di sini: Urine Lengkap - Definisi, Indikasi dan Kontraindikasi.

 

Tata Laksana

Tujuan utama dari pengobatan dismenore adalah untuk mengurangi rasa nyeri, diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan nyaman dan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. 

 

Mengurangi Rasa Nyeri

Mengurangi rasa nyeri pada pasien dismenore dapat dilakukan dengan:

  • Menggunakan kompres air hangat pada perut.
  • Melakukan peregangan otot dan olahraga ringan.
  • Beristirahat yang cukup.
  • Berhenti merokok.

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan obat antinyeri yang dapat dibeli secara bebas di apotik seperti parasetamol atau ibuprofen. Pastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap kandungan kedua obat tersebut dan jangan mengonsumsi obat secara berlebihan.

 

Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi dilaporkan cukup efektif untuk meredakan keluhan dismenore pada remaja. Namun, ada juga penelitian yang melaporkan bahwa obat ini tidak terlalu efektif. Oleh karena itu, konsultasikan hal ini terlebih dahulu kepada dokter Anda.

 

Mengatasi Penyakit Penyebab

Bila dismenore Anda ternyata disebabkan oleh kondisi medis seperti endometriosis atau fibroid, maka tindakan operasi dapat dipertimbangkan. Dengan menyembuhkan penyakit penyebab, diharapkan nyeri dismenore dapat berkurang.

 

Komplikasi

Nyeri haid yang dirasakan dapat memengaruhi mereka dalam beraktivitas sehari-hari. Dismenore dapat menyebabkan penurunan produktivitas akibat keluhan nyeri yang berat dan terkadang bisa menyebabkan pasien pingsan. Dismenore primer masih belum dikaitkan dengan komplikasi apapun. Namun pada dismenore sekunder, komplikasi yang timbul akan tergantung dengan penyakit penyebab. 

Komplikasi dismenore sekunder yang bisa timbul adalah:

  • Ketidaksuburan atau infertilitas.
  • Prolaps organ panggul, kondisi ketika satu organ panggul atau lebih turun dari posisi normalnya dan menonjol ke dalam vagina.
  • Perdarahan berat.
  • Anemia atau kekurangan sel darah merah.

Selain itu, dismenore juga dapat menyebabkan infertilitas, dan kehamilan ektopik terutama pada pasien dismenore sekunder.

 

Pencegahan

Tidak ada cara khusus untuk mencegah terjadinya dismenore, namun cara di bawah ini dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya nyeri saat siklus menstruasi:

  • Kurangi atau berhenti merokok
  • Rutin berolahraga untuk mengurangi kram otot yang dapat terjadi
  • Menghindari konsumsi alkohol dan kafein berlebih

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah ke dokter bila Anda mengalami nyeri menstruasi hebat, tidak berkurang setelah pengobatan, dan sampai memengaruhi aktivitas sehari-hari Anda.

Anda dapat berobat ke dokter umum terlebih dahulu dan dokter akan menilai apakah kondisi Anda memerlukan rujukan ke dokter spesialis kandungan atau tidak.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:57

Cleveland Clinic - Dysmenorrhea. (2020). Retrieved 27 September 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4148-dysmenorrhea#diagnosis-and-tests.

H Nagy, MAB Khan. (2021). Dysmenorrhea. Retrieved 27 September 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560834/.

John Hopkins Medicine - Dysmenorrhea. (2021). Retrieved 27 September 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/dysmenorrhea.

Mayo Clinic - Dysmenorrhea. (2022). Retrieved 27 September 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menstrual-cramps/diagnosis-treatment/drc-20374944.

Medscape - Dysmenorrhea. (2021). Retrieved 27 September 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/253812-overview.